CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

31 Maret 2010

42. Penguasa Ruang Hiper

Apa jadinya kalau kita sudah memecahkan misteri penyatuan semua forsa alam semesta menjadi suatu adiforsa (superforce) tunggal? Pertanyaan ini dijawab Paul Davies, seorang fisikawan dari Australia. Menurutnya, kita bisa mengubah susunan ruang dan waktu, mengikat simpul-simpul kita sendiri pada kehampaan, dan membentuk materi menjadi sesuatu yang memiliki ketertiban. Mengendalikan adiforsa akan memampukan kita membentuk dan mengubah zarah-zarah sesuka hati kita, dan dengan demikian membangkitkan bentuk-bentuk materi eksotik. Kita bahkan bisa memanipulasi dimensionalitas ruang sendiri, dan menciptakan dunia-dunia buatan yang memiliki sifat-sifat yang tak terbayangkan. Kita benar-benar akan menjadi penguasa alam semesta. 

Paul_Davies Paul Davies
Foto: Arizona State University Fotografer: Tom Story

Pemanfaatan Forsa-Forsa Ruang Hiper

Kapan kita bisa memanfaatkan forsa-forsa ruang hiper? Agar mampu memanfaatkan daya (power) ruang hiper, kita pertama-tama harus mengukuhkan teori ruang hiper, sekurang-kurangnya secara tidak langsung, di abad ke-21. Akan tetapi, skala energi yang dibutuhkan untuk memanipulasi (dan tidak sekadar mengukuhkan) ruang-waktu dasadimensional agar kita menjadi “penguasa alam semesta” masih jauh selama banyak abad melampaui teknologi masa kini. Jumlah materi-energi yang sangat besar dibutuhkan untuk melakukan tindakan-tindakan hebat yang hampir sama dengan mujizat, seperti menciptakan lubang-lubang hitam dan mengubah arah waktu.

Bagaimanakah kita menjadi penguasa dimensi kesepuluh? Kita entah berjumpa dengan kehidupan cerdas di dalam galaksi kita yang sudah memanfaatkan tingkat-tingkat energi yang sangat besar ini, atau kita berjuang selama beberapa ribu tahun sebelum kita sendiri mencapai kemampuan ini. Energi yang dibutuhkan untuk  menyelidiki energi dahsyat ini bisa menghendaki peremuk-peremuk atom yang panjangnya miliaran kilometer, atau suatu teknologi yang sama sekali baru, sebesar 10 pangkat 19 miliar volt elektron. Energi sebesar ini sekuadriliun (angka 1 diikuti 15 angka nol) kali lebih besar dari energi yang bisa disediakan akselerator terbesar kita di Jenewa, Swis.

Teknologi Berkembang Secara Eksponensial

Ini tidak berarti tidak ada kemungkinan bagi kita untuk mengolah energi ruang hiper di masa depan. Secara historis, teknologi berkembang secara eksponensial. Manusia purba muncul di bumi sekitar 2 juta tahun yang lalu. Dari sudut-pandang energi, tingkat kemajuan teknologi manusia selama sekitar 1.8 juta tahun sebesar sekitar 99,99%, hanya setingkat di atas tingkat teknologi hewan-hewan. Barulah selama 200 tahun terakhir pertumbuhan pengetahuan ilmiah bersifat eksponensial; artinya, tingkat perluasan pengetahuan ilmiah proporsional terhadap seberapa banyak yang sudah diketahui. Semakin kita tahu, semakin cepat kita bisa tahu lebih banyak. Misalnya, kita sudah menumpuk lebih banyak pengetahuan sejak Perang Dunia II dibanding semua pengetahuan yang kita tumpuk selama 2 juta tahun kehidupan kita di bumi. Sesungguhnya, jumlah pengetahuan yang diperoleh para ilmuwan kita berlipat ganda kira-kira setiap 10 sampai dengan 20 tahun. Dengan perkembangan pengetahuan ilmiah dan teknologi secara eksponensial selama beberapa ratus tahun terakhir, kita bisa memperkirakan atau membayangkan kemampuan kita mengolah energi ruang hiper atau energi adiforsa di masa depan.

Peradaban Tipe I, II, dan III

Menambang energi adiforsa itu di masa depan berkaitan erat dengan tingkat peradaban yang memberi pengetahuan ilmiah dan teknologi yang dibutuhkan untuk memanfaatkan energi itu. Peradaban manakah yang akan mampu menjadi penguasa dimensi kesepuluh? Pandangan Nikolai Kardashev, seorang ahli astronomi bekas Uni Soviet, dan perluasan teorinya bisa menjawab pertanyaan ini. 

nikolaikardashev Nikolai Kardashev

Kardashev mengelompokkan peradaban masa depan (entah peradaban kita entah peradaban di luar angkasa)  ke dalam tiga tipe. Ada peradaban Tipe I, Tipe II, dan Tipe III. Tipe-tipe dia diperluas oleh Michio Kaku dengan menambahkan peradaban Tipe 0.

Peradaban Tipe I

Peradaban jenis ini sudah mengendalikan sumber-sumber energi suatu planet. Peradabannya bisa mengendalikan cuaca, mencegah gempa bumi, menambang jauh ke dalam lapisan kerak bumi, dan memanen samudera. Peradaban ini sudah menyelesaikan penjelajahan tata suryanya.

Peradaban Tipe II

Peradaban macam ini mengendalikan tenaga matahari sendiri. Ia tidak hanya memanfaatkan tenaga matahari tapi juga menambang matahari. Energi yang dibutuhkan peradaban ini begitu besar sehingga ia secara langsung memakai tenaga matahari untuk menggerakkan mesin-mesinnya. Peradaban ini akan memulai koloninasi sistem-sistem bintang lokal (yang mencakup matahari dan planet yang menerima sinarnya).

Peradaban Tipe III

Peradaban ini mengendalikan tenaga suatu galaksi. Sebagai suatu sumber tenaga, ia memanfaatkan tenaga miliaran sistem bintang di dalam galaksi itu. Ia barangkali sudah menguasai persamaan-persamaan Einstein dan bisa memanipulasi ruang-waktu sesuka hati.

Peradaban Tipe 0

Dasar pengelompokan Nikolai Kardashev agak sederhana. Setiap tingkat dikelompokkan berdasarkan sumber tenaga yang memberi energi pada peradaban. Peradaban Tipe I memakai tenaga suatu planet. Peradaban Tipe II memakai tenaga suatu bintang. Peradaban Tipe III memakai tenaga suatu galaksi. Pengelompokan ini mengabaikan ramalan apa pun tentang sifat rinci dari peradaban-peradaban masa depan (yang cenderung keliru) dan sebagai gantinya memusatkan perhatian pada segi-segi yang secara beralasan bisa dipahami oleh hukum-hukum ilmu fisika, seperti persediaan energi.

Sebaliknya, peradaban kita, menurut Michio Kaku,  bisa digolongkan sebagai peradaban Tipe 0. Ia baru saja mulai merintis sumber-sumber daya planeter tapi tidak memiliki teknologi dan sumber daya untuk mengendalikannya. Suatu peradaban Tipe 0 seperti yang kita miliki memperoleh energinya dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara dan, dalam kebanyakan negara berkembang, memperoleh energinya dari tenaga kasar manusia. Komputer-komputer paling besar kita bahkan tidak bisa meramalkan cuaca, apalagi mengendalikannya. Dipandang dari perspektif yang lebih besar ini, kita sebagai suatu peradaban mirip seorang bayi yang baru lahir.

Kenaikan Eksponensial dari Peradaban Tipe 0 ke Tipe III

Gerak naik dari peradaban Tipe 0 ke Tipe III diperkirakan akan berlangsung selama jutaan tahun. Akan tetapi, ada suatu fakta luar biasa tentang rancangan penggolongan ini: kenaikannya bersifat eksponensial dan karena itu berlangsung jauh lebih cepat daripada apa pun yang bisa kita segera bayangkan.

Misalnya, sumber energi terbesar yang ada pada peradaban Tipe 0 kita adalah bom hidrogen, suatu senjata nuklir berdaya ledak dahsyat. Teknologi kita begitu primitifnya sehingga kita  melepaskan daya fusi hidrogen dengan mendetonasi sebuah bom lebih daripada mengendalikannya dalam suatu generator daya. Akan tetapi, suatu badai yang sederhana membangkitkan daya ratusan bom hidrogen. Jadi pengendalian cuaca, suatu ciri utama peradaban Tipe I, sekurang-kurangnya berada sejauh satu abad dari teknologi kita sekarang.

Serupa dengan itu, suatu peradaban Tipe I sudah membangun koloni pada kebanyakan tata suryanya. Kolonisasi ruang angkasa diperkirakan akan memakan beberapa abad; secara khusus, kolonisasi Mars diperkirakan akan dilakukan antara tahun 2060 dan 2070.

Sebaliknya, peralihan dari suatu peradaban Tipe I ke Tipe II bisa membutuhkan hanya 1.000 tahun. Dengan mengingat akan pertumbuhan eksponensial dari peradaban, kita bisa berharap bahwa dalam 1.000 tahun kebutuhan energi suatu peradaban akan begitu besarnya sehingga ia harus menambang matahari demi menggerakkan mesin-mesinnya.

Suatu contoh khas dari suatu peradaban Tipe II adalah Federasi Planet-Planet yang dilukiskan dalam seri fiksi ilmiah “Star Trek.” Peradaban dalam seri film ini baru saja mulai menguasai forsa gravitasional – yaitu, seni melengkungkan ruang-waktu melalui lubang-lubang cacing – dan karena itu, untuk pertama kali, memiliki kemampuan untuk mencapai bintang-bintang di sekitarnya. Peradaban Tipe II sudah menghindari batas kecepatan cahaya dengan menguasai teori relativitas umum Einstein. Koloni-koloni kecil sudah didirikan pada beberapa sistem bintang ini, yang mati-matian dilindungi oleh kapal ruang angkasa Enterprise. Kapal ruang angkasa ini digerakkan oleh tumbukan antara materi dan antimateri. Kemampuan untuk menciptakan konsentrasi besar antimateri yang cocok bagi perjalanan ruang angkasa menempatkan peradaban itu sejauh banyak abad sampai dengan seribu tahun dari peradaban kita.

enterprise Kapal ruang angkasa Enterprise dari peradaban Tipe II, menurut imajinasi dalam film “Star Trek”

Bergerak naik ke suatu peradaban Tipe III bisa membutuhkan beberapa ratus ribu tahun atau lebih. Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah, yang meramalkan jangka waktu ini memerikan gerak naik, keruntuhan, dan kebangkitan kembali suatu peradaban galaktik. Jangka waktu setiap peralihan ini melibatkan ribuan tahun. Peradaban ini sudah memanfaatkan sumber energi yang terdapat dalam galaksi itu sendiri. Baginya, mesin pendorong yang melengkungkan ruang-waktu bukanlah hanya suatu bentuk eksotik dari perjalanan; ia adalah sarana baku dari perdagangan dan perniagaan antara sektor-sektor galaksi. Jadi, dibanding dengan spesis kita yang membutuhkan dua juta tahun untuk mendirikan suatu peradaban modern, kita bisa membutuhkan hanya ribuan tahun untuk meninggalkan tata surya kita dan membangun suatu peradaban galaktik.

isaacasimov Isaac Asimov

Salah satu pilihan bagi suatu peradaban Tipe III adalah pemanfaatan daya supernova atau lubang-lubang hitam. Kapal-kapal ruang angkasa peradaban ini bahkan bisa mampu menyelidiki inti galaktik, barangkali yang paling misterius dari semua sumber daya energi. Para astrofisikawan sudah berteori bahwa ukuran luar biasa dari inti galaktik mengakibatkan pusat galaksi kita boleh jadi berisi jutaan lubang hitam. Kalau benar, ini secara praktis akan menyediakan jumlah tak terbatas dari energi.

Sampai pada pokok ini, memanipulasi energi-energi sejuta juta kali lebih besar dari energi-energi masa kini dimungkinkan. Jadi, untuk suatu peradaban Tipe III, yang sudah menguasai pemanfaatan energi dari sistem-sistem bintang yang tak terkira jumlahnya dan dari inti galaktik, penguasaan dimensi kesepuluh menjadi suatu kemungkinan yang nyata.

Astrochicken

Agar mampu mewujudkan peradaban Tipe I, II, dan III, umat manusia perlu mengatasi berbagai tantangan. Menurut Freeman Dyson, seorang fisikawan senior pada Lembaga Penelitian Tingkat Maju Universitas Princeton (AS), tantangan itu mencakup arah yang baru dalam penjelajahan ruang angkasa, hakekat kehidupan makhluk-mahkluk ruang angkasa, dan masa depan peradaban.

freeman-dyson Freeman Dyson

Agar mampu beralih dari peradaban Tipe 0 ke Tipe I, Dyson mengusulkan suatu program penjelajahan ruang angkasa yang baru dari AS. Program itu dia namakan Astrochicken.

Istilah ini mengacu pada suatu pesawat peneliti ruang angkasa serba bisa berukuran kecil, ringan, dan cerdas. Astrochicken akan berbobot satu kilogram, tidak dikonstruksi tapi ditumbuhkan, memiliki otak seberat satu gram, bergerak lincah, sebagian mesin sebagian hewan, dan memakai perkembangan yang paling maju dalam rekayasa bio (bioengineering). Selanjutnya, pesawat model baru ini akan diberi daya yang cukup untuk menjelajahi planet-planet di ruang angkasa, seperti Uranus dan Neptunus. Ia tidak akan membutuhkan jumlah bahan bakar roket yang besar sekali; ia akan dibiakkan dan diprogram untuk “memakan” es dan hidrokarbon yang ditemukan di lingkaran-lingkaran keliling planet-planet ruang angkasa. Ususnya yang direkayasa secara genetik akan mencerna bahan-bahan ini menjadi bahan bakar kimiawi. Begitu selera makannya sudah dipuaskan, ia akan meroket ke bulan atau planet berikut.

Astrochicken bergantung pada terobosan-terobosan teknologis dalam rekayasa genetik, kecerdasan buatan, dan mesin penggerak bertenaga listrik-matahari. Dengan mempertimbangkan kemajuan hebat dalam bidang-bidang ini, Dyson memperkirakan bahwa berbagai teknologi Astrochicken bisa diperoleh menjelang tahun 2016.

Peradaban Tipe III di Ruang Angkasa

Kalau kita barangkali membutuhkan waktu yang lama untuk mewujudkan peradaban Tipe III, kita barangkali akan betemu dengan suatu peradaban luar angkasa suatu hari. Peradaban itu sudah memanfaatkan ruang hiper untuk kebutuhannya dan mau berbagi teknologinya dengan kita.

Beberapa planet dalam tata surya kita – Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus – sudah diteliti melalui satelit-satelit seperti Viking tahun 1970-an dan Voyager tahun 1980-an. Tapi informasi yang diperoleh sejauh ini menunjukkan bahwa planet-planet itu terpencil, tandus, tanpa bentuk-bentuk hidup apa pun, dan tanpa air atau samudera. Tidak sekalipun ditemukan peradaban apa pun atau puing-puingnya di planet-planet itu.

Penelitian ruang angkasa melampaui tata surya kita pun belum memberi tanda-tanda akan adanya peradaban Tipe I, II, atau III di luar angkasa. Tapi ini tidak berarti jenis-jenis peradaban itu tidak mungkin tidak ada di antara sekian miliar galaksi (masing-masing berisi sekian miliar bintang) di alam semesta. Bima Sakti, galaksi kita, misalnya, berisi sekitar 200 miliar bintang. Anggap saja 10 persen di antaranya – jadi, 200.000 bintang – memiliki planet-planet berdekatan yang mempunyai bentuk-bentuk hidup yang cerdas. Jaraknya yang paling dekat dengan matahari kita sejauh 15 tahun cahaya. Dengan asumsi bahwa peradaban Tipe II atau III sudah menguasai teknologi radiasi elektromagnetik selama ribuan tahun, kita dari peradaban Tipe 0  sudah bisa mendeteksi siaran jumlah yang banyak sekali dari radiasi elektromagnetik yang menandakan kehadiran mereka pada sekurang-kurangnya satu dari planet-planet yang masing-masing berdekatan dengan 200.000 bintang itu.

Mengapa diperkirakan ada kehidupan cerdas lain di luar angkasa? Hukum probabilitas menyukai adanya kecerdasan lain di dalam galaksi. Galaksi itu memang berlimpah-limpah dengan bentuk-bentuk yang maju dari peradaban.

Kalau memang ada kecerdasan lain di luar sana, mengapa kita tidak menemukannya? Salah satu jawabannya adalah bahwa peradaban dengan kecerdasan itu cukup maju untuk menyembunyikan keberadaannya dari mesin-mesin penelitian ruang angkasa kita. Kita tidak berarti apa pun bagi mereka karena kemajuannya jutaan tahun mendahului kemajuan kita. 

Ada alasan lain mengapa kita sejauh ini belum menemukan tanda-tanda peradaban luar angkasa itu. Pertemuan dua tipe peradaban yang tidak setara, seperti peradaban Tipe 0 dan Tipe III, sering mempunyai implikasi kerusakan pada peradaban yang lebih lemah – peradaban Tipe 0.  Demi kemajuan, peradaban kita akan berkembang ke arah tipe yang lebih tinggi, barangkali tanpa pengaruh peradaban-peradaban yang lebih maju di luar angkasa.

Naik dan Runtuhnya Peradaban

Alasan lain lagi kita barangkali tidak akan bertemu dengan peradaban-peradaban lebih maju di luar angkasa? Peradaban-peradaban sangat maju itu hancur karena tidak mampu mengatasi serangkaian bencana, alami dan yang ditimbulkannya sendiri. Kalau teori ini betul, kapal-kapal ruang angkasa kita suatu hari barangkali akan menemukan puing-puing peradaban tua di planet-planet yang jauh, atau peradaban kita pun barangkali akan mengalami kehancurannya juga. 

Demi kelanjutan peradaban kita, apa yang harus kita lakukan? Kita harus mengidentifikasi beberapa halangan penting yang harus kita lewati selama ribuan tahun mendatang sebelum kita bisa menjadi penguasa dimensi kesepuluh. Halangan-halangan itu mencakup halangan uranium, ambruknya ekologi, suatu abad es yang baru, perjumpaan jarak dekat astronomis, Nemesis (Bintang Maut) dan kepunahan, dan matinya matahari dan galaksi Bima Sakti.

Halangan uranium

Pengembangan dan pemakaian bom atom menjelang akhir Perang Dunia II dan pengembangan bom hidrogen sesudah perang besar itu menunjukkan bahwa manusia menguasai kemungkinan menimbulkan pemusnahan total atas kehidupannya dan bentuk-bentuk hidup lainnya di bumi. Sesudah Uni Soviet bubar, bekas negara komunis itu masih memiliki sekitar 50.000 senjata nuklir yang bisa ditembakkan secara tepat dengan memakai roket-roket. Seandainya jumlah senjata nuklir itu dipakai dalam suatu perang skala global melawan AS dan negara-negara lain sebagai musuhnya, pemusnahan yang bisa dan sulit kita bayangkan bisa terjadi.

Tapi kalau rudal-rudal nuklir tidak menghancurkan setiap orang dalam tembakan-tembakan awal suatu perang nuklir, kita bisa membayangkan kematian mengerikan karena musim dingin nuklir. Selama musim itu, jelaga dan abu dari kota-kota yang terbakar perlahan-lahan menghentikan semua sinar matahari pemberi hidup. 

Akhirnya, ada bahaya dari pengembangan nuklir. India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel, misalnya, sudah mengembangkan bom-bom atom. Data intelijens AS menyingkapkan bahwa dua puluh negara lain akan memiliki bom-bom nuklir menjelang tahun 2000. Bom-bom itu akan dikembangkan secara cepat di kawasan-kawasan paling panas dunia, termasuk Timur Tengah.

Situasinya sangat tidak stabil, dan akan terus demikian ketika bangsa-bangsa bersaing demi sumber-sumber daya yang menipis dan demi lingkaran pengaruh. Tidak hanya masyarakat kita tapi juga setiap peradaban yang cerdas di dalam galaksi yang mendirikan suatu masyarakat industrial akan menemukan unsur 92 (uranium) dan dengan penemuan itu memiliki kemampuan untuk melakukan kehancuran massal. Unsur 92 mempunyai sifat menahan suatu reaksi berantai dan melepaskan jumlah yang sangat besar dari energi yang tersimpan dalam intinya. Kemampuan menguasai unsur 92 bisa mengakibatkan kehidupan berkembang atau hancur melalui api nuklir.

Peradaban Tipe 0 timbul banyak kali dalam sejarah galaksi kita selama 5 miliar sampai dengan 10 miliar tahun. Tapi semuanya akhirnya menemukan unsur 92. Kemampuan teknologi suatu peradaban yang berkembang lebih cepat dari masyarakatnya bisa diikuti munculnya berbagai  negara-bangsa yang bermusuhan. Ada peluang yang besar bahwa peradaban itu sudah lama menghancurkan dirinya sendiri dalam suatu perang atomik. 

Untuk menjadi penguasa dimensi kesepuluh, kita harus mampu melewati halangan uranium tadi. Kita harus menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi dan masyarakat. Kalau kita ingin berkomunikasi dengan suatu peradaban yang maju, kita harus memindainya pada era yang tepat sebelum peradaban itu meledakkan dirinya sendiri.

Ambruknya ekologi

Dengan asumsi bahwa suatu peradaban Tipe 0 bisa menguasai uranium tanpa membinasakan dirinya dalam suatu perang nuklir, halangan berikut adalah kemungkinan ambruknya ekologi. Sebelum mencapai peradaban Tipe I, penduduk peradaban Tipe 0 bisa menghabiskan sumber daya alaminya. Masa kini, jumlah penduduk dunia sekitar 6 miliar orang. Pertambahan jumlah populasi dunia akan menimbulkan tekanan pada sumber-sumber daya alami dan memperburuk masalah polusi. Salah satu bahaya yang paling nyata adalah peracunan atmosfir, dalam bentuk karbon dioksida, yang membuat sinar matahari terperangkap dan meningkatkan suhu rata-rata sedunia dan bisa menghasilkan suatu efek rumah hijau. Bencana kelaparan dan ekonomi bisa menyebar pada suatu skala global.

Untuk mengatasi bahaya ambruknya ekologi, kita membutuhkan suatu kebijakan planeter yang terkoordinasi.  Yang mendesak untuk dipecahkan adalah masalah karbon dioksida. Dua cara pemecahan masalah ini mencakup energi matahari dan pabrik fusi. Energi matahari sebagai bahan bakar masa depan bersih karena tidak menghasilkan karbon dioksida. Daya fusi yang menggabungkan atom-atom hidrogen dalam air laut pun bisa menghasilkan bahan bakar yang bersih. Kedua sumber energi ini bisa tersedia selama beberapa abad bagi peradaban Tipe 0 sebelum masyarakat peradaban ini mampu membuat peralihan ke peradaban Tipe I.

Kita juga membutuhkan kebijakan planeter yang menjamin keseimbangan antara kemajuan teknologi dan masyarakat. Di satu pihak, ada negara-bangsa tertentu yang menghasilkan polusi dan ancaman bom nuklir; di pihak lain, tindakan untuk mengatasi polusi dan halangan uranium bersifat planeter. Selama ada ketimpangan ini, bahaya ambruknya ekologi planeter masih mengancam. Maka, ambruknya ekologi dan halangan uranium akan ada sebagai bencana-bencana yang mengancam kehidupan bagi peradaban Tipe 0 sampai bahaya ini diatasi.

Suatu abad es yang baru

Suatu abad es bisa berlangsung antara puluhan ribu dan ratusan ribu tahun. Suatu abad es diduga terjadi karena aliran-aliran dari kutub menggerakkan massa udara kutub yang membeku makin ke arah selatan kutub. Gerak ke arah selatan itu lalu mengakibatkan suhu anjlok keliling dunia dan menghasilkan suatu abad es. Abad es itu menimbulkan kerusakan besar pada ekologi bumi dengan melenyapkan puluhan bentuk hidup mamalian dan barangkali memunculkan ras-ras baru, suatu gejala yang relatif baru.

Untuk mengatasi abad es berikutnya, penduduk peradaban Tipe 0 membutuhkan kemampuan mengendalikan cuaca. Akan tetapi, sejauh ini, teknologi kita – khususnya, komputer – belum mampu membuat ramalan yang cermat tentang cuaca esok hari dan bahkan tentang abad es berikut. 

Meskipun demikian, peradaban Tipe 0 kita sangat berpeluang mengendalikan cuaca kalau ia berhasil mengatasi halangan uranium dan ambruknya ekologi dan mencapai suatu peradaban Tipe I. Peradaban ini akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan cuaca dalam beberapa ratus tahun. Kalau umat manusia mampu mencapai status I atau yang lebih tinggi sebelum abad es berikut muncul, mereka akan mampu mencegah kehancuran dirinya karena abad es. Mereka entah akan mengubah cuaca dan mencegah abad es atau meninggalkan bumi.

Perjumpaan jarak dekat astronomis

Dalam jangka waktu dari beberapa ribu sampai dengan beberapa juta tahun, peradaban Tipe 0 dan I belum aman. Mereka harus waspada terhadap tabrakan planetnya dengan asteroid dan supernova yang dekat dengan planetnya.

Orbit bumi melintasi orbit banyak asteroid. Ini mengakibatkan kemungkinan asteroid menabrak bumi sangat besar. 

Pada bulan Januari 1991, NASA (badan penerbangan luar angkasa Amerika Serikat) memperkirakan bahwa ada antara sekitar 1.000 dan 4.000 asteroid berdiameter lebih besar dari 800 meter yang melintasi orbit bumi. Akan tetapi, hanya sekitar 150 dari asteroid besar ini yang sudah dijejaki secara memadai melalui radar. Selanjutnya, ada sekitar 30.000 asteroid berdiameter sekurang-kurangnya sekitar 90 meter yang melintasi orbit bumi. Sayangnya, para ilmuwan hampir tidak tahu tentang asteroid-asteroid yang lebih kecil ini.

Apa jadinya seandainya sebuah asteroid raksasa berdiameter beberapa kilometer menabrak bumi? Kerak bumi akan retak, miliaran ton magma yang meleleh akan dimuncratkan, dan gempa bumi serta gelombang pasang raksasa akan melanda seluruh bumi. Kiamat atau bencana mirip kiamat timbul bagi umat manusia dan ekologi bumi.

Salah satu cara bagi suatu peradaban Tipe 0 atau I untuk mencegah tabrakan asteroid adalah menghancurkan asteroid itu di luar angkasa. Roket-roket berisi bom-bom hidrogen ditembakkan untuk mencegat dan mengalihkan arah orbit asteroid itu sementara ia masih sejauh puluhan juta kilometer dari bumi.

Meskipun lebih jarang, tapi lebih spektakuler dari tabrakan asteroid, adalah ledakan supernova dekat bumi. Sebuah supernova yang meledak melepaskan jumlah luar biasa dari energi, lebih besar dari keluaran ratusan miliar bintang,  sampai ia akhirnya lebih terang dari seluruh galaksi itu sendiri. Ledakannya menghasilkan ledakan-ledakan sinar x yang cukup untuk menimbulkan gangguan-gangguan hebat pada bumi. Paling buruk, ledakan itu cukup untuk menghancurkan semua bentuk hidup di bumi.

Sayangnya, supernova memberi sedikit peringatan tentang ledakannya. Suatu ledakan supernova sangat cepat, dan radiasinya merambat pada kecepatan cahaya, sehingga suatu peradaban Tipe I harus melakukan upaya meloloskan diri secara cepat ke luar angkasa. Satu-satunya sikap berhati-hati yang bisa diambil peradaban ini ialah memonitor secara teliti bintang-bintang terdekat yang akan berubah menjadi supernova.

Faktor Nemesis dan kepunahan

Kepunahan tiba-tiba dinosaurus terjadi 65 juta tahun yang lalu oleh tabrakan sebuah komet atau asteroid pada bumi. Bekas tabrakan dahsyat itu diduga adalah suatu kawah berdiameter 176 kilometer di desa Chicxulub, Yucatan, Meksiko. Metode penanggalan radioaktif menunjukkan bahwa kawah Yucatan itu berusia kurang lebih 64.98 juta tahun, kira-kira antara periode Tersier dan Kretasius. (Masing-masing mengacu pada dua periode waktu geologis yang berbeda; periode Tersier antara 65 juta dan 1.6 juta tahun yang lalu sementara periode Krestasius antara 144 juta dan 65 juta tahun yang lalu.)

Punahnya dinosaurus adalah salah satu dari beberapa kepunahan massal yang terdokumentasi dengan baik. Misalnya, kepunahan massal yang mengakhiri periode Permian (antara 290 juta dan 248 juta tahun yang lalu) menghancurkan 96% dari semua spesis tanaman dan hewan 250 juta tahun yang lalu. Sesungguhnya, sudah terjadi lima kepunahan massal dari kehidupan hewan dan tanaman. Kalau kepunahan massal yang kurang terdokumentasi dengan baik dimasukkan, kita menemukan suatu pola: kira-kira setiap 26 juta tahun, terjadi suatu kepunahan massal.

Apa penyebab suatu siklus waktu sebanyak 26 juta tahun itu? Nemesis atau Bintang Maut, sebuah bintang kembar yang tidak tampak dari matahari kita. Setiap 26 juta tahun, Nemesis mengitari matahari kita, kembarnya. Sementara Bintang Maut itu menembus awan Oort (suatu awan komet-komet yang diduga ada di luar orbit Pluto), ia membawa sertanya hujan komet-komet yang tidak kita inginkan. Beberapa komet itu menghantam bumi dan menimbulkan puing-puing yang cukup yang menghalangi sinar matahari mencapai permukaan bumi. Timbullah sebagai akibatnya kepunahan massal kehidupan hewan dan tanaman.

Masa kini, kita ada di antara siklus-siklus kepunahan massal. Artinya, Nemesis, kalau ada, terdapat pada titiknya yang paling jauh dalam orbitnya (barangkali sejauh beberapa tahun cahaya). Ini memberi kita waktu sekitar 10 juta tahun sebelum Nemesis muncul.

Untungnya, menjelang waktu komet-komet dari awan Oort melintasi tata surya kita lagi, kita sudah mencapai suatu peradaban Tipe III. Ini berarti kita akan menaklukkan tidak hanya bintang-bintang dekat planet kita tapi juga bepergian melewati ruang-waktu.

Kematian matahari

Matahari kita adalah sebuah bintang yang baru mencapai separuh dari usianya, sekitar 5 miliar tahun. Ia barangkali akan tetap menjadi sebuah bintang kuning selama 5 miliar tahun lagi. Sesudah itu, matahari kita akan mati. Ia kehabisan bahan bakar hidrogennya, membakar helium, menjadi suatu raksasa merah sesudah mengembang secara luar biasa, atmosfirnya yang mengembang sangat cepat menjangkau orbit Mars dan bumi, menggoreng bumi dengan suhunya yang luar biasa panasnya, dan  menghanguskan bumi dan molekul-molekul dalam tubuh manusia.

Berbeda dengan supernova, akan ada peringatan yang cukup dari matahari sebelum ia mati. Kalau kita hidup sampai dengan masa menjelang kematian matahari dan mengetahui tanda-tanda kematiannya, kita bisa meninggalkan tata surya kita menuju sistem bintang yang lain yang menunjang kehidupan kita dan yang aman dari bencana kematian matahari. Menjelang keberangkatan itu, kita sudah mencapai suatu peradaban Tipe III.

Kematian galaksi

Seperti matahari dalam tata surya kita, galaksi Bima Sakti tempat tata surya kita ada akan mati juga. Artinya, sekitar 200 miliar bintang di dalam Bima Sakti akan turut mati.

Apa penyebab matinya Bima Sakti? Galaksi Andromeda. Galaksi ini adalah tetangga terdekat Bima Sakti, dua atau tiga kali lebih besar dari galaksi kita, dan berjarak sekitar 2 juta tahun cahaya. Kedua galaksi ini tengah meluncur cepat dan saling mendekati pada kecepatan 125 kilometer per detik. Kedua-duanya akhirnya akan saling bertabrakan dalam waktu antara 5 miliar dan 10 miliar tahun dari sekarang. Galaksi kita akan ditelan dan dihancurkan galaksi Andromeda.

Suatu peradaban Tipe III akan mampu menghindari tabrakan maha dahsyat ini dengan berpindah ke galaksi lain yang aman dan mampu mengakomodasi kehidupan manusia dan bentuk-bentuk hidup lainnya. Peradaban macam ini diperkirakan sudah akan ada jauh sebelum galaksi Bima Sakti mati.

Akhirnya, pada skala miliaran tahun dari sekarang, alam semesta sendiri akan mati. Dalam kaitan ini, alam semesta entah terbuka entah tertutup. Dalam kondisi pertama, alam semesta akan tetap mengembang sampai suhunya berangsur-angsur mencapai titik mendekati nol. Dalam kondisi kedua, mengembangnya alam semesta akan dibalikkan dan ia mati dalam suatu Derak Besar (Big Crunch) yang bernyala-nyala.  

Itu akan menjadi nasib yang mematikan bagi peradaban Tipe III. Peradaban masa depan itu tetap tidak bisa menghindari keterikatannya pada ruang dan waktu, bagian dari alam semesta yang mati. Maka, meloloskan diri dari satu sistem bintang ke sistem bintang yang lain menjadi mustahil. 

Tapi ada suatu kemungkinan umat manusia di masa depan lolos dari kematian alam semesta: melalui ruang hiper. Apakah penguasaan ruang hiper, khususnya dimensi kesepuluh, oleh suatu  peradaban Tipe III di masa depan bisa menyelamatkan umat manusia dari bencana terakhir itu, yaitu, kematian alam semesta?

Info Audiovisual tentang Peradaban Tipe 0, I, II, dan III

Anda yang ingin memahami lebih baik ramalan tentang keempat tipe peradaban tadi secara audiovisual bisa mengaksesnya melalui http://www.youtube.com di Internet. Sesudah membuka situs ini, ketiklah type 3 civilization pada kotak dialog lalu klik atau Enter. Ada beberapa video yang bisa Anda baca. Cobalah buka video yang berisi penjelasan Michio Kaku tentang tipe-tipe peradaban tadi. Video lain yang memberi penjelasan ringkas dan visual tentang keempat jenis peradaban itu adalah The History and Future of Earth, Part 10: The Future of Humans. Video ini meramalkan bahwa peradaban Tipe 0 yang mengembangkan teknologi militer, holografik, otomotif, laser, robot, nano, penerbangan ruang angkasa, dan lain-lain akan beralih menjadi peradaban Tipe I pada tahun 2350. Peradaban ini berlangsung selama 750 tahun lalu beralih menjadi peradaban Tipe II pada tahun 3100. Sekitar 970.000 tahun kemudian, peradaban Tipe II beralih ke peradaban Tipe III pada tahun 1.000.000 M. Setiap tipe peradaban tadi menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang menakjubkan yang rinciannya bisa Anda baca dan tonton pada video kedua.

16 Februari 2010

41. Serangan Lubang-Lubang Cacing Raksasa

Suatu teori kemudian hari dari lubang-lubang cacing berasal dari Sidney Coleman (1937-2007), seorang fisikawan dari Universitas Harvard, Amerika Serikat. Dia mengkleim sudah memecahkan masalah konstanta kosmologis, yang sudah membingungkan para fisikawan selama 80 tahun.

Sidney_Coleman_at_Harvard Sidney Coleman

 

Lubang Cacing Barangkali Memberikan Hasil yang Nyata

Secara tegas, Coleman berbeda pandangan dengan para kritikus yang mengatakan para ilmuwan tidak akan mampu mengukuhkan teori-teori tentang lubang cacing abad ke-20. Kalau kita percaya akan lubang-lubang cacing Thorne, maka kita harus menunggu sampai seseorang menemukan materi-materi eksotik atau menguasai efek Casimir. Sampai dengan waktu itu, mesin waktu kita tidak memiliki “mesin” yang mampu menembak kita ke masa lampau. Serupa dengan itu, kalau kita percaya akan lubang-lubang cacing Hawking, maka kita harus bepergian dalam “waktu imajiner” agar bepergian di antara lubang-lubang cacing. Memakai salah satu cara ini merupakan suatu kondisi yang menyedihkan bagi fisikawan teoritis rata-rata, yang merasa kecewa karena teknologi abad ke-20 tidak memadai dan lemah  dan hanya bermimpi tentang menambang energi Planck.

Di sinilah tempatnya karya Coleman masuk. Dia mengkleim bahwa lubang-lubang cacing boleh jadi memberikan suatu hasil yang sangat nyata, sangat bisa diukur di masa kini, dan tidak di masa depan yang jauh dan tidak bisa dibayangkan. Sebagaimana yang sudah kami jelaskan, persamaan matematik Einstein menyatakan bahwa isi materi-energi dari suatu benda menentukan lengkungan ruang-waktu yang mengelilinginya. Einstein bertanya pada dirinya apakah kevakuman murni dari ruang hampa bisa berisi energi. Apakah kehampaan murni tanpa energi? Energi vakum ini diukur oleh sesuatu yang disebut konstanta kosmologis; pada dasarnya, tidak ada apa pun yang mencegah suatu konstanta kosmologis untuk muncul dalam persamaan-persamaan Einstein. Dia berpikir ini secara estetik jelek, tapi dia tidak bisa mengesampingkannya berdasarkan alasan ilmu fisika atau matematika.

Pada tahun 1920-an, ketika Einstein mencoba memecahkan persamaan-persamaan matematiknya bagi alam semesta, dia menemukan, dengan perasaan sangat kecewa, bahwa alam semesta tengah mengembang. Sebelumnya, kearifan yang berlaku umum adalah bahwa alam semesta statis dan tidak berubah. Agar supaya mencegah teori tentang perluasan alam semesta, Einstein mengakali persamaannya dengan menyelipkan suatu konstanta kosmologis yang sangat kecil ke dalam pemecahannya, dipilih agar itu justru akan menyeimbangkan pengembangan alam semesta, dan menghasilkan suatu alam semesta yang statis melalui kewibawaan ilmiah. Pada tahun 1929, ketika Hubble secara meyakinkan membuktikan bahwa alam semesta mengembang, Einstein mengesampingkan konstanta kosmologisnya dan mengatakan itu adalah “kesalahan paling besar dalam hidupku”.

Masa kini, kita tahu bahwa konstanta kosmologis sangat dekat pada nol. Seandainya ada suatu konstanta kosmologis negatif yang kecil, maka gravitasi akan bersifat menarik secara kuat dan seluruh alam semesta bisa menjadi, katakanlah, seluas hanya beberapa kaki. (Dengan mengulurkan tanganmu, Anda harus mampu memegang orang di depanmu, yang kebetulan adalah dirimu sendiri.)  Seandainya ada suatu konstanta kosmologis positif yang kecil, maka gravitasi akan bersifat menolak dan segala sesuatu akan beterbangan menjauh dari Anda begitu cepatnya sehingga cahayanya tidak pernah akan mencapai Anda. Karena tidak satupun dari kedua skenario buruk ini terjadi, kita yakin bahwa konstanta kosmologis sangat kecil atau bahkan nol.

Tapi masalah ini muncul lagi tahun 1970-an ketika kepincangan simetri (symmetry breaking) diteliti secara mendalam di dalam Model Standar dan teori GUT (Grand Unified Theory, Teori Pemersatu Akbar yang mencoba menyatukan simetri kuanta kuat, lemah, dan elektromagnetik dengan mengaturnya menjadi suatu kelompok simetri yang jauh lebih besar). Ketika suatu simetri pincang, sejumlah besar energi dikeluarkan ke dalam kevakuman. Sesungguhnya, jumlah energi yang membanjiri kevakuman 10 pangkat 100 kali lebih besar dari jumlah yang diamati secara eksperimental. Dalam semua ilmu fisika, ketikdaksesuaian sebesar 10 pangkat 100 sungguh paling besar. Dalam ilmu fisika mana pun kita tidak melihat suatu perbedaan yang demikian besar antara teori (yang meramalkan suatu energi kevakuman yang besar apabila suatu simetri pincang) dan eksperimen (yang mengukur konstanta kosmologis nol dalam alam semesta). Inilah tempat lubang-lubang cacing Coleman masuk; lubang-lubang ini dibutuhkan untuk membatalkan sumbangan yang tidak diinginkan pada konstanta kosmologis tadi.

Menurut Hawking, bisa saja ada sejumlah tak terkira dari alam semesta alternatif yang berada bersama-sama dengan alam semesta kita, semuanya dihubungkan oleh suatu jejaring ananta dari lubang-lubang cacing yang saling mengunci. Coleman mencoba menambah sumbangannya dengan bertolak dari rangkaian ananta ini. Sesudah melakukan penjumlahan, dia menemukan suatu hasil yang mengejutkan: fungsi gelombang alam semesta lebih suka memiliki konstanta kosmologis nol, seperti yang diinginkan. Kalau konstanta kosmologis adalah nol, fungsi gelombang menjadi sangat besar, artinya ada suatu probabilitas yang tinggi untuk menemukan suatu alam semesta dengan konstanta kosmologis nol. Selanjutnya, fungsi gelombang cepat-cepat lenyap kalau konstanta kosmologis menjadi nir-nol (nonzero), artinya ada probabilitas nol bagi adanya alam semesta yang tidak diinginkan. Ini tepatnya adalah apa yang dibutuhkan untuk membatalkan konstanta kosmologis. Dengan kata lain, konstanta kosmologis adalah nol karena itu adalah hasil yang paling mungkin ada. Satu-satunya akibat memiliki miliaran demi miliaran alam semesta paralel adalah untuk mempertahankan konstanta kosmologis agar nol dalam alam semesta kita.

Kritik terhadap Coleman dan Tanggapannya

Karena ini adalah suatu hasil yang begitu penting, para fisikawan lain mulai menaruh perhatian pada bidang ini. Coleman berusaha menyakinkan mereka dengan  mengatakan  bahwa peluang untuk meniadakan suatu konstanta kosmologis menjadi satu bagian dalam 10 pangkat 100 sangat kecil.

Tapi kritik mulai bermunculan. Yang paling kuat adalah bahwa Coleman berasumsi lubang-lubang cacing kecil, pada peringkat panjang Planck, dan lupa membuat perhitungan tentang lubang-lubang cacing yang besar. Menurut para kritikus, lubang-lubang cacing yang besar harus dicakup juga dalam penjumlahannya. Tapi karena kita tidak melihat lubang-lubang cacing yang tampak dan besar di mana pun, perhitungan dia tampaknya mempunyai suatu cacat yang fatal.

Tanpa merasa terganggu dengan kritik-kritik terhadapnya, Coleman segera menanggapinya dengan memilih judul-judul yang menghebohkan bagi makalah-makalahnya. Untuk membuktikan bahwa lubang-lubang cacing yang besar bisa diabaikan dalam perhitungannya, dia menulis suatu tangkisan terhadap para pengecamnya dengan judul, “Meloloskan Diri dari Ancaman Lubang-Lubang Cacing Raksasa”.

Kalau argumen-argumen matematik secara murni dari Coleman betul, argumen-argumen itu akan memberikan bukti eksperimental yang kokoh bahwa lubang-lubang cacing adalah suatu ciri esensial dari semua proses fisikal, dan tidak hanya gagasan yang tidak realistik. Itu akan berarti bahwa lubang-lubang cacing yang menghubungkan alam semesta kita dengan sejumlah alam semesta yang mati sangat penting untuk mencegah alam semesta kita membungkus dirinya sendiri menjadi suatu bola yang sangat kecil dan padat, atau mencegahnya meledak ke arah luar dengan kecepatan yang luar biasa. Ini akan berarti bahwa lubang-lubang cacing adalah ciri esensial yang mengakibatkan alam semesta kita relatif stabil.

Tapi sebagaimana halnya dengan kebanyakan perkembangan yang terjadi pada panjang Planck, pemecahan terakhir dari persamaan-persamaan matematik lubang-lubang cacing ini harus menunggu sampai kita memiliki suatu pemahaman yang lebih baik tentang gravitasi kuantum. Banyak dari persamaan-persamaan Coleman membutuhkan suatu sarana untuk menghilangkan hal-hal ananta yang lazim pada semua teori kuantum tentang gravitasi, dan ini berarti menggunakan teori dawai. Secara khusus, kita barangkali harus menunggu sampai kita bisa secara meyakinkan menghitung koreksi kuantum terbatas (finite) pada teorinya. Banyak dari ramalan-ramalan aneh ini harus menunggu sampai kita bisa menajamkan alat-alat kalkulasi kita.

Penguasa Ruang Hiper?

Seperti yang sudah kami tekankan, masalahnya terutama bersifat teoritis. Kita tidak memiliki kekuatan otak matematik untuk membuka masalah-masalah ini yang sudah didefinisikan secara baik. Persamaan-persamaan itu melihat ke kita dari papan tulis, tapi kita tidak berdaya menemukan pemecahan-pemecahan yang terbatas dan kokoh baginya pada masa sekarang. Begitu para fisikawan sudah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ilmu fisika pada panjang Planck, maka suatu alam semesta yang sama sekali baru yang berisi kemungkinan-kemungkinan terbuka. Siapa pun, atau peradaban mana pun, yang benar-benar menguasai energi yang terdapat pada panjang Planck akan menjadi penguasa semua forsa fundamental. Itulah pokok pembicaraan kita yang berikut. Kapan kita bisa berharap menjadi penguasa ruang hiper?

22 Januari 2010

40. Banyak Dunia dan Dunia Paralel

Banyak Dunia

Pada tahun 1957, fisikawan Hugh Everett mengajukan dugaan bahwa selama masa evolusinya alam semesta tetap “terbelah” menjadi dua, mirip persimpangan yang bercabang menjadi dua berbentuk garpu di jalan. Dalam satu alam semesta, atom uranium tidak meluruh dan kucing tidak ditembak mati. Dalam alam semesta yang lain, atom uranium memang meluruh dan kucing ditembak mati. Kalau Everett betul, ada sejumlah yang tak terkira dari alam semesta. Masing-masing dihubungkan melalui jejaring mirip garpu penanda simpang dua di jalan. Ciri ini diperjelas penulis asal Argentina, Jorge Louis Borge, dalam The Garden of Forking Paths, “waktu senantiasa bercabang menjadi dua ke masa depan yang jumlahnya tak terkira.”

Ketidakpopuleran teori tentang banyak dunia

Fisikawan Bryce DeWitt, salah seorang pendukung teori tentang banyak dunia memerikan dampak yang bertahan lama dari teori ini padanya. Katanya: “Setiap peralihan kuantum yang berlangsung pada setiap bintang, setiap galaksi, setiap pojok yang terpencil dari alam semesta tengah membelah dunia lokal kita di bumi menjadi ribuan salinan dari dirinya. Saya masih ingat dengan jelas sekali rasa terkejut yang saya alami pada perjumpaan pertama dengan konsep tentang banyak dunia ini.” Teori banyak dunia mendalilkan bahwa semua dunia kuantum yang mungkin ada bersifat nyata. Dalam beberapa dunia, manusia berada sebagai bentuk hidup yang dominan di bumi. Dalam dunia lain, peristiwa-peristiwa subatomik berlangsung yang mencegah manusia berkembang pada planet ini.

Dunia yang berjumlah banyak ini sebenarnya memecahkan paradoks tentang kucing Schrodinger. Dalam satu alam semesta, kucing itu bisa mati; dalam alam semesta yang lain, kucing itu hidup.

Meskipun teori tentang banyak dunia yang dikemukakan Everett tampak aneh, ia secara matematik sepadan dengan penafsiran yang lazim dari teori kuantum. Tapi secara tradisional, teori banyak dunia Everett tidak populer di antara para fisikawan. Meskipun teorinya tidak bisa dikesampingkan, gagasan tentang sejumlah tak terkira dari alam semesta lain yang sama sahihnya, masing-masing membelah dirinya setiap saat dalam waktu, menimbulkan suatu mimpi buruk filsafati bagi para fisikawan, yang menyenangi kesederhanaan. Ada suatu asas dalam ilmu fisika yang disebut pisau cukur Occam, yang mengatakan bahwa kita harus selalu menempuh jalur yang sedapat-dapatnya paling sederhana dan mengabaikan alternatif yang lebih janggal, terutama kalau alternatif itu tidak pernah bisa diukur.

Salah satu kelemahan teori Everett adalah bahwa komunikasi antara banyak dunia tidak bisa diadakan. Sebagai akibatnya, setiap alam semesta tidak menyadari adanya alam semesta yang lain. Kalau eksperimen-eksperimen tidak bisa membuktikan melalui pengujian bahwa ada dunia-dunia yang banyak ini, kita harus, dengan memakai pisau cukur Occam, menghilangkan teori tentang banyak dunia tersebut.

Suatu implikasi dari  teori banyak dunia Everett adalah dugaan bahwa malaikat dan mujizat berasal dari dunia-dunia paralel. Para fisikawan tidak mengatakan secara kategoris bahwa malaikat dan mujizat tidak bisa ada. Barangkali mereka ada. Tapi mujizat, menurut definisi umum, tidak bisa diulangi dan karena itu tidak bisa diukur oleh percobaan ilmiah. Karena itu, dengan mengandalkan pisau cukur Occam, kita harus mengabaikan gagasan tentang adanya malaikat dan mujizat (kecuali kalau kita memang bisa menemukan suatu mujizat atau seorang malaikat yang bisa diproduksi kembali dan bisa diukur secara ilmiah).

Popularitas teori fungsi gelombang Hawking

Akan tetapi, ketidakpopuleran teori tentang banyak dunia bisa mereda ketika teori tentang fungsi gelombang alam semesta dari Hawking memperoleh popularitas. Teori Everett berdasarkan zarah-zarah tunggal yang ketika membelah dirinya tidak memungkinkan adanya komunikasi antara alam semesta yang berbeda. Teori Hawking memang berkaitan dengan teori Everett tapi berbeda karena dikembangkan lebih jauh dari teori Everett. Menurut teori Hawking, ada sejumlah yang ananta dari alam semesta yang bisa berdiri sendiri, serba lengkap (yang tidak sekadar berdasarkan zarah-zarah); teori ini mendalilkan kemungkinan menerowong (melalui lubang-lubang cacing) di antara alam semesta.

Hawking bahkan mengalkulasi pemecahan terhadap fungsi gelombang alam semesta. Dia yakin pendekatannya betul sebagian karena teorinya didefinisikan secara baik (kalau teori itu akhirnya didefinisikan dalam sepuluh dimensi). Tujuan Hawking adalah untuk menunjukkan bahwa fungsi gelombang alam semesta menghendaki asumsi tentang suatu nilai yang besar dekat suatu alam semesta yang mirip alam semesta kita. Jadi, alam semesta kita yang paling mungkin ada, tapi pastilah bukanlah satu-satunya alam semesta yang ada.

Kemudian, sejumlah konperensi internasional tentang fungsi gelombang diselenggarakan. Akan tetapi, sebagaimana yang dihasilkan sebelumnya, ilmu matematika yang dilibatkan dalam fungsi gelombang melampau kemampuan kalkulasional (berhitung) manusia apa pun di planet kita. Kita barangkali harus menunggu bertahun-tahun sebelum seseorang bisa menemukan suatu pemecahan yang ketat terhadap pemecahan-pemecahan Hawking.

Dunia Paralel

Teori banyak dunia Everett dan teori fungsi gelombang alam semesta Hawking menunjukkan suatu perbedaan utama. Teori Hawking menempatkan lubang cacing yang menghubungkan alam semesta paralel di pusat teorinya. Lubang cacing terus-menerus menghubungkan alam semesta kita dengan miliaran demi miliaran alam semesta paralel. Tapi ukuran rata-rata lubang cacing ini sangat kecil, kira-kira sebesar panjang Planck; dengan kata lain, ukuran ini kira-kira 100 miliar miliar kali lebih kecil dari sebuah proton – terlalu kecil bagi perjalanan manusia antar-alam semesta. Selanjutnya, transisi atau peralihan kuantum yang besar antara alam semesta yang berbeda ini tidak sering terjadi. Karena itu, kita boleh jadi harus menunggu lama, lebih lama dari usia hidup alam semesta kita, sebelum suatu peristiwa demikian terjadi.

Cerita pendek tentang dunia paralel

Dunia paralel dan teori ilmu fisika yang mendasari dan menjelaskannya dijelajahi berbagai penulis Barat. Salah satu di antaranya adalah John Wyndham (1903-1969) dari Inggris; cerita pendeknya, “Random Quest”, diterbitkan di Inggris 1961, menjelajahi akibat-akibat yang bisa terjadi seandainya seseorang berada dalam suatu dunia paralel. Tokoh utama cerpennya adalah seorang fisikawan Inggris bernama Colin Trafford.

Colin Trafford hampir tewas tahun 1954 ketika suatu percobaan nuklir meledak. Alih-alih berada di rumah sakit, dia bangun dari tidurnya, sendirian tapi tidak terluka, di suatu bagian terpencil kota London. Dia merasa lega karena segala-galanya tampak normal, tapi segera menemukan bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres.  Dia membaca berita-berita utama koran yang mengatakan Perang Dunia II tidak pernah terjadi dan bom atom tidak pernah ditemukan. Ini mustahil.

Dia lalu menyadari sejarah dunia sudah dipelintir. Lalu, dia melihat sekilas pada suatu rak toko buku dan memerhatikan namanya, dengan potretnya, sebagai penulis sebuah buku yang laris sekali. Dia terkejut karena dia tidak pernah menulis buku itu. Dia berkesimpulan seorang rekan imbangan yang persis dengan dirinya ada dalam dunia paralel ini sebagai seorang penulis dan bukan sebagai seorang fisikawan nuklir!

Apakah ini semua mimpi? Bertahun-tahun yang lalu, dia pernah berpikir untuk menjadi seorang penulis, tapi dia kemudian memilih menjadi seorang fisikawan nuklir. Tampaknya dalam dunia paralel ini, pilihan-pilihan yang berbeda sudah dilakukan di masa lampau.

Trafford kemudian membulak-balik halaman buku telepon London dan menemukan namanya di dalamnya, tapi alamat rumahnya keliru. Dengan perasaan gemetar, dia memutuskan untuk mengunjungi rumah “dia”.

Sementara memasuki apartemen “dia”, dia terkejut bertemu dengan isteri “dia” – seseorang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Wanita itu cantik tapi merasa jengkel dan marah karena banyaknya  isu tentang hubungan asmara lelaki itu dengan wanita-wanita lain. Wanita itu mencaci maki lelaki itu karena dia secara serampangan punya hubungan asmara dengan wanita-wanita lain, tapi dia memerhatikan bahwa suaminya tampak bingung. Trafford lalu menemukan bahwa rekan imbangannya di dunia paralel tempat dia sekarang berada adalah seorang lelaki yang kurang ajar dan tukang main perempuan. Akan tetapi, dia merasa sulit bertengkar dengan seorang wanita asing yang cantik yang belum pernah dia jumpai sebelumnya, sekalipun wanita itu kebetulan adalah isteri “dia”. Tampaknya dia dan rekan imbangannya sudah bertukar alam semesta.

Trafford berangsur-angsur menyadari dia jatuh cinta pada isteri “dia” sendiri. Dia tidak bisa mengerti bagaimana rekan imbangannya bisa memerlakukan isterinya yang cantik dengan cara yang begitu hina. Beberapa minggu berikutnya yang dilewatkan bersama adalah yang paling baik dari kehidupan mereka. Trafford memutuskan untuk menyelesaikan semua masalah yang ditimpakan rekan imbangannya pada isterinya selama bertahun-tahun. Lalu, begitu mereka berdua saling menyadari kembali siapa diri mereka sesungguhnya, Trafford direnggut kembali ke alam semestanya sendiri, dengan meninggalkan cinta “dia” di belakang. Sesudah terlempar kembali ke dalam dunianya melawan keinginannya, dia mulai suatu pencarian yang kalut untuk menemukan isteri “dia”. Dia sudah menemukan bahwa kebanyakan, tapi tidak semua, orang dalam alam semestanya punya seorang rekan imbangan dalam alam semesta yang lain. Pasti, dia menalar, isteri “dia” punya seorang rekan imbangannya di dunianya di sini.

Trafford menjadi terobsesi sambil menelusuri semua petunjuk yang dia ingat dari alam semesta kembar. Dengan memakai semua pengetahuan sejarah dan ilmu fisika, dia menyimpulkan bahwa dua dunia saling bercabang karena suatu peristiwa yang sangat penting tahun 1926 atau 1927. Suatu peristiwa tunggal, dia menalar, pasti sudah membelah kedua alam semesta itu menjadi terpisah.

Dia lalu dengan cermat sekali menelusuri catatan tentang kelahiran dan kematian beberapa keluarga. Dia memanfaatkan sisa tabungan uangnya untuk mewawancarai puluhan orang sampai dia menemukan silsilah keluarga isteri “dia”. Akhirnya, dia berhasil menelusuri isteri “dia” di alam semestanya sendiri. Dia akhir cerita pendek ini, Trafford menikah dengan wanita itu.

Video “Random Quest”

Anda bisa menonton suatu adaptasi film untuk TV produksi Richard Fell BBC London tahun 2005 dari cerpen John Wyndham melalui youtube. Masuklah ke http://www.youtube.com lalu ketiklah di kotak Search random quest – john wyndham kemudian klik Search. Anda akan melihat judul video cerpen ini dibagi dalam enam bagian. Menonton setiap bagian akan memperjelas dunia paralel menurut imajinasi Wyndham, imajinasi yang didasarkan pada teori ilmu fisika modern tentang dunia paralel.

06 Januari 2010

39. Kembali ke Kucing Schrodinger

Pengantar: Anda yang ingin memahami ABC teori tentang mekanika kuantum dipersilahkan membaca beberapa artikel terdahulu dari blog ini, seperti nomor 7, 9, 11, dan 19. Pemahaman ini akan mempermudah Anda memahami tulisan kali ini, yang melibatkan uraian dan pemerian tentang kuantum.

Teori Hawking tentang alam semesta bayi dan lubang cacing memakai kekuatan teori kuantum. Sebagai akibatnya, teori Hawking membuka kembali perdebatan yang masih belum terpecahkan tentang landasan teorinya tentang alam semesta dan lubang cacing. Gelombang fungsi Hawking tentang alam semesta tidak seluruhnya memecahkan masalah paradoks-paradoks teori kuantum; ia hanya mengungkapkan paradoks-paradoks ini menurut suatu cara baru yang mengejutkan.

Kita ingat, teori kuantum menyatakan bahwa setiap benda memiliki suatu fungsi gelombang yang mengukur probabilitas untuk menemukan benda itu pada suatu titik tertentu dalam ruang dan waktu. Teori kuantum juga menyatakan bahwa Anda tidak akan pernah mengetahui secara tepat keadaan suatu zarah kecuali kalau Anda melakukan suatu pengamatan. Sebelum suatu pengukuran diadakan, zarah itu bisa berada dalam satu dari beraneka ragam keadaan yang diperikan fungsi gelombang Shcrodinger. Jadi, sebelum suatu pengamatan atau pengukuran dibuat, Anda tidak bisa tahu secara persis keadaan zarah itu. Sesungguhnya, zarah itu ada dalam keadaan tidak bisa dipastikan, suatu jumlah dari semua keadaan yang mungkin ada, dan menjadi pasti atau jelas sesudah suatu pengukuran dibuat.

Menurut suatu penafsiran yang ketat dari teori kuantum, bulan, misalnya, sebenarnya tidak ada seperti yang kita tahu, sebelum kita mengamatinya. Sesungguhnya, bulan bisa berada dalam salah satu dari sejumlah keadaan yang tak terkira, termasuk keadaannya berada di langit, keadaannya yang meledak, atau sama sekali tidak ada di manapun dan dalam keadaan apa pun.  Hanyalah proses pengukuran dari melihat pada bulan itulah yang menentukan bahwa bulan sebenarnya mengitari bumi.

Penafsiran teori kuantum tadi diajukan petama kali oleh Niels Bohr dan Werner Heisenberg, tapi mendapat kritik-kritik. Para pengecamnya, termasuk Einstein,  menantang teori ini; sembari melibatkan persamaan gelombang Erwin Schrodinger, mereka bertanya, “Apakah seekor kucing mati atau hidup sebelum Anda melihatnya?”

Untuk menunjukkan betapa anehnya pertanyaan tadi, Schrodinger menempatkan seekor kucing imajiner dalam sebuah kotak. Kucing berhadapan dengan sebuah senapan, yang dihubungkan dengan sebuah pencacah Geiger, yang selanjutnya dihubungkan dengan sepotong uranium. Atom uranium itu tidak stabil dan akan mengalami pererasan radioaktif. Kalau sebuah inti uranium luruh, ia akan diambil pencacah Geiger; pencacah ini kemudian memicu senapan yang pelurunya akan membunuh kucing itu.

schrodingers_cat

Kucing (imajiner) Schrodinger: hidup atau mati? Dalam gambar ini, bukan senapan melainkan martil dipakai sebagai sarana untuk membunuh atau tidak membunuh kucing itu.

Untuk menentukan apakah kucing itu hidup atau mati, kita harus membuka kotak itu dan mengamati kucing itu. Akan tetapi, apa keadaan kucing itu sebelum kita membuka kotak itu? Menurut teori kuantum, kita hanya bisa menyatakan bahwa kucing itu diperikan oleh suatu fungsi gelombang yang memerikan jumlah total seekor kucing yang mati dan seekor kucing yang hidup.

Bagi Schrodinger, gagasan tentang berpikir mengenai kucing-kucing yang tidak mati dan juga tidak hidup adalah puncak absurditas (keanehan yang tidak masuk di akal, kemustahilan). Meskipun demikian, eksperimen-eksperimen mengukuhkan mekanika kuantum ini dan memaksa kita menerima kesimpulan ini. Masa kini, setiap eksperimen sudah mengukuhkan teori kuantum.

Bukan gejala keanehan perilaku subatomik tadi saja yang diketahui para fisikawan. Selama bertahun-tahun, mereka juga menjadi terbiasa dengan hal-hal “aneh” lainnya yang terjadi dalam mekanika kuantum. Hal-hal aneh ini menambah kerumitan mekanika kuantum.

Ada sekurang-kurangnya tiga cara utama bagi para fisikawan untuk menangani kerumitan yang timbul dalam mekanika kuantum. Pertama, kita bisa berasumsi bahwa Allah ada. Karena semua “pengamatan” menyiratkan seorang pengamat, maka harus ada suatu “kesadaran” dalam alam semesta. Beberapa orang fisikawan, seperti pemenang hadiah Nobel Eugene Wigner, bersikeras bahwa teori kuantum membuktikan adanya semacam kesadaran kosmik universal dalam alam semesta.

Cara kedua untuk menangani paradoks tadi lebih disukai kebanyakan fisikawan aktif – mengabaikan masalah ini. Kebanyakan fisikawan menunjukkan bahwa sebuah kamera tanpa kesadaran apa pun bisa juga membuat pengukuran; karena itu, mereka berharap masalah yang mengganjal tapi tidak bisa dihindari ini akan berlalu.

Sesungguhnya, sering dikatakan bahwa dari semua teori yang diajukan dalam abad ke-20, yang paling bodoh adalah teori kuantum. Bebeberapa orang mengatakan bahwa satu-satunya hal yang mengakibatkan teori kuantum dipertahankan ialah bahwa ia dengan cara apa pun selalu betul.

Akan tetapi, ada cara ketiga untuk menangani paradoks ini. Cara ketiga ini disebut teori tentang banyak dunia. Teori ini tidak disukai selama beberapa dasawarsa dalam abad ke-20 tapi kemudian dihidupkan lagi oleh fungsi gelombang alam semesta Stephen Hawking.

01 Januari 2010

38. Kiamat 21 Desember 2012?

Film “2012” dari Roland Emmerich (Columbia Pictures) yang sudah ditonton banyak pemirsa di Indonesia dan manca negara tahun 2009, ratusan buku tentang kiamat 21 Desember 2012 (termasuk terjemahan beberapa di antaranya  ke dalam bahasa Indonesia), dan banyak situs web tentang topik yang sama ditanggapi penonton dan pembaca secara berbeda-beda. Ada yang percaya, ada yang tidak.  Apa kata para ilmuwan tentang ramalan kuno yang muncul dalam ketiga macam media informasi ini?

image
Dua gambar tentang bencana yang dialami Bumi dalam film “2012”

Di antara mereka yang percaya kiamat akan terjadi 21 Desember 2012, ada di AS yang merasa begitu takut menghadapi dampak yang dahsyat dari kiamat yang mereka tonton dari film tadi sehingga mereka ingin bunuh diri. Seorang pecenayang tenar di Indonesia yang sering muncul di televisi baru-baru ini menambah kegelisahan di antara mereka yang percaya akan tanggal kiamat ini ketika dia mengatakan poros Bumi akan bergeser melalui gempa-gempa dahsyat di Indonesia dan di berbagai tempat di dunia dengan gempa bumi berkekuatan di atas 8 pada skala Richter. Berbagai akibat timbul. Indonesia di daerah tropis bisa bergeser ke arah utara dan berada dalam zona empat musim seperti Jepang; Jepang bisa bergeser ke arah selatan, ke zona tropis.  Selain itu,   sekitar 40 persen penduduk dunia, termasuk penduduk Indonesia akan tewas oleh perubahan geologi dahsyat ini. Secara global, ini berarti akan ada sekitar 2.4 miliar dari 6 miliar penduduk dunia  dan sekitar 88 juta dari sekitar 220 juta orang Indonesia yang akan tewas! 

Mereka yang tidak percaya punya alasan berbeda. Itu hanya film hiburan yang imajinatif tentang akibat dahsyat yang akan timbul seandainya bumi dilanda bencana dahsyat. Mereka yang religius mengatakan film itu “haram” karena berdasarkan penanggalan bangsa Maya – bukan berdasarkan sistem penanggalan  mereka. Secara khusus, penganut Islam dan Kristen tidak setuju dengan penetapan tanggal kiamat bangsa Maya karena ajaran religius mereka melarang penetapan tanggal terjadinya kiamat.

Apa kata para ilmuwan tentang kontroversi seputar kiamat 2012 ini? Jawaban mereka secara ilmiah justru menghilangkan semua kekuatiran dan prasangka lain yang tidak berdasar kuat tentang kiamat 2012 itu.

Film “2012”
Bagi Anda yang belum menonton “2012”, film ini tentang hari ketika sistem kalender bangsa Maya di Amerika Selatan (bangsa ini dan kerajaannya sudah berakhir beberapa abad yang lalu) berakhir pada tanggal 21 Desember 2012.  Akhir sistem ini dipandang sebagai akhir peradaban manusia sebagaimana yang kita tahu.

Sebenarnya, sistem kalender Maya tidak berakhir tanggal 21 Desember 2012. Sesudah tanggal ini, kalender mereka akan melanjutkan hitungan tanggal dan tahunnya lagi, seperti kalender internasional yang memasuki 1 Januari 2000 menandakan awal satu milenium yang baru sesudah mengalami satu milenium sebelumnya.

Selanjutnya, mengatakan bahwa kalender Maya menandakan akhir peradaban manusia pada akhir 2012 juga kurang tepat. Kalau kalender ini menandakan akhir peradaban Maya secara khusus, maka penanda ini kurang pas karena peradaban Maya sudah berakhir beberapa abad yang lalu.

Jelas, film “2012” bukan tentang ramalan-ramalan kuno bangsa Maya. Ia lebih banyak tentang sains yang kebenarannya bermasalah.

Apa pikiran pokok yang keliru di balik film tentang kiamat ini? Aktivitas matahari setiap 11 tahun akan mencapai puncaknya pada tahun 2012. Untuk suatu alasan, neutrino – sejenis partikel subatomik tanpa bobot – dari matahari mulai berperilaku secara berbeda: partikel-partikel ini mulai sering berinteraksi dengan materi. Neutrino-neutrino dalam jumlah miliaran lalu memanaskan inti dalam bumi dan mendidihkannya. Inti dalam bumi yang mendidih lalu mengakibatkan lapisan-lapisan di atasnya (inti luar dan mantel) tidak stabil. Lapisan-lapisan yang tidak stabil ini kemudian mengakibatkan kulit bumi miring, naik dan bergeser sejauh ribuan kilometer.

Akibat nyata yang dipertontonkan film itu tampak di permukaan bumi. Pencakar langit tumbang, jembatan ambruk, dan landasan pacu pesawat terbang retak-retak (selalu mengikuti arah pesawat terbang lepas landas).  Orang menjerit-jerit, anak anjing hidup, pahlawan melarikan diri, penjahat pun mencoba melarikan diri tapi mati, dan pemeran-pemeran pembantu menghadapi kematiannya.

Benarkah landasan ilmiah di balik bencana-bencana dahsyat di permukaan bumi tadi? Tidak. Tentang puncak panasnya matahari setiap 11 tahun, suatu analisis baru-baru ini dari Kantor Atmosferik Kelautan Nasional Amerika Serikat menyatakan puncaknya akan terjadi Mei 2013 tapi kurang panas dibanding dengan panasnya di masa lampau. Di samping itu, tidak benar neutrino berinteraksi dengan materi begitu rupa sehingga menimbulkan bencana dahsyat di bumi; yang sebenarnya terjadi, neutrino itu melewati materi tanpa menimbulkan bencana.

Seandainya neutrino berperilaku seperti yang diperikan dalam film tadi, maka tidak akan ada banyak adegan mendebarkan dalam film tersebut. Partikel-partikel yang bisa memanaskan inti dalam bumi yang dibentuk oleh besi padat setinggi ribuan derajat seharusnya bisa mengeringkan permukaan bumi sebelum Woody Harrelson, seorang pemeran utama dalam film itu, punya kesempatan untuk menjadi fokus perhatian. Inti dalam bumi mendapat tekanan sekitar 350 gigapaskal (setara dengan tiga juta atmosfir); itulah sebabnya, ia padat. Tapi belum bisa dipastikan seberapa panasnya inti dalam bumi dengan tekanan ini sebelum ia mencair.

Penjelasan kritis tadi tidak berarti tidak ada bahaya dari matahari yang kelewat aktif. Aktivitas matahari yang tinggi bisa mengganggu orbit satelit komunikasi; pada tahun 1989, kegiatan yang luar biasa dari matahari mengakibatkan listrik padam total di sekitarQuebec, sebuah kota di Kanada.

Sebaliknya, neutrino boleh dibilang tidak begitu berbahaya. Kematian beberapa jenis bintang bisa menghasilkan begitu banyak neutrino berenergi tinggi sehingga partikel-partikel subatomik tanpa bobot ini berinteraksi dengan atom-atom dan jaringan organik dan menimbulkan kematian massal karena kanker. Akan tetapi, frekuensi kematian seperti itu sangat jarang; salah satu akibat interaksi antara neutrino dan atom-atom seperti itu adalah kepunahan massal makhluk-makhluk hidup dalam sejarah bumi di masa lampau.

Situs Web NASA
Untuk memberi info yang secara ilmiah benar untuk menghilangkan ketakutan orang akan kiamat 21 Desember 2012, NASA (badan penerbangan ruang angkasa Amerika Serikat) menyediakan situsnya, Ask an Astrobiologist Web site. Situs ini sudah menerima ribuan pertanyaan tentang ramalan-ramalan tentang kiamat 2012.  Penjelasan NASA kepada ribuan penanya ini dalam bentuk tanya-jawab. Pokok-pokok yang sering ditanyakan dan dijawab diringkaskan demikian:
  1. Akhir dunia 21 Desember 2012. Dunia tidak akan berakhir 2012. Planet Bumi yang sudah ada selama lebih dari 4 miliar tahun akan tetap ada – tanpa ancaman apa pun pada tahun 2012.
  2. Asal ramalan bahwa dunia akan kiamat tahun 2012. Ramalan bermula dari Nibiru,  suatu planet yang diduga ada oleh bangsa Sumeria kuno (hidup di kawasan masa kini yang sebagian adalah Irak sebagian Iran antara tahun 4.000 dan 2.000 sebelum Masehi), yang tengah menuju ke Bumi. Mula-mula, bencana yang akan menimpa Bumi diramalkan akan terjadi Mei 2003, tapi ketika tidak terjadi apa-apa pada tanggal ini, tanggal kiamat dimundurkan ke Desember 2012. Kemudian, kedua cerita bohong ini dikaitkan dengan akhir salah satu siklus dalam kalender Maya pada musim dingin tahun 2012. Itulah sebabnya tanggal kiamat ditetapkan pada 21 Desember 2012.
  3. Akhir kalender Maya. Kalender Maya tidak akan berakhir 21 Desember 2012. Tanggal ini adalah akhir salah satu siklus sistem kalender Maya dan, karena itu, akan berlanjut dengan penanggalannya, seperti 31 Desember 2009 diikuti 1 Januari 2010 dalam sistem kalender internasional.
  4. Gejala kesejajaran beberapa planet yang berdampak pada Bumi. Tidak akan ada kesejajaran posisi beberapa planet dalam beberapa dasawarsa mendatang. Bumi tidak akan melintasi kawasan galaktik pada tahun 2012; kalaupun terjadi kesejajaran planet-planet, akibatnya pada Bumi hampir tidak terasa. Setiap Desember, Bumi dan matahari sejajar dengan pusat yang dikira-kira dari Galaksi Bima Sakti tapi itu suatu peristiwa tahunan tanpa akibat apa pun pada Bumi.
  5. Sebuah planet atau planet katai berwarna coklat bernama Nibiru atau Planet X atau Eris tengah menuju Bumi dan bisa menimbulkan kehancuran global. Nibiru atau planet-planet lainnya yang akan menghancurkan Bumi adalah cerita bohong bikinan Internet. Seandainya Nibiru atau Planet X memang ada dan tengah menuju ke Bumi dan menimbulkan kehancurannya pada tahun 2012, para ahli astronomi sudah menelusurinya selama sekurang-kurangnya sepuluh tahun terakhir, dan sekarang planet itu tampak jelas di mata telanjang kita. Yang benar, planet itu tidak ada. Eris memang ada, tapi ia sebuah planet katai mirip Pluto. Eris akan tetap di luar tata surya kita dan jarak paling dekat dengan Bumi yang bisa ditempuhnya sekitar empat miliar mil.
  6. Teori pergeseran kutub: kulit bumi melakukan rotasi 180 derajat keliling intinya dalam hitungan hari atau jam. Kebalikan rotasi Bumi mustahil terjadi. Ada gerak yang lambat dari benua-benua (misalnya, Kutub Selatan berada dekat katulistiwa ratusan juta tahun yang lalu), tapi tidak relevan untuk mengkleim bahwa akan terjadi kebalikan dari kutub-kutub rotasional. Akan tetapi, banyak dari cerita situs web tentang bencana yang akan timbul karena pergeseran kutub membodohi pembacanya. Situs-situs ini mengkleim ada suatu hubungan antara rotasi dan polaritas magnetik Bumi, yang memang berubah secara tidak teratur, dengan suatu kebalikan magnetik yang berlangsung rata-rata setiap 400.000 tahun. Sejauh yang diketahui para ilmuwan NASA, kebalikan magnetik seperti itu tidak menimbulkan kerusakan apa pun pada kehidupan di Bumi. Apa pun juga, suatu kebalikan magnetik sangat tidak mungkin terjadi dalam beberapa ribu tahun mendatang.
  7. Sebuah meteor bisa menabrak Bumi tahun 2012. Bumi selalu menjadi tempat terjadinya benturan oleh komet dan asteroid meskipun benturan-benturan hebat sangat jarang terjadi. Benturan besar terakhir terjadi 65 juta tahun yang lalu, dan ini menimbulkan kepunahan dinosaurus. Masa kini, para ahli astronomi NASA tengah melakukan suatu survei bernama Spaceguard Survey untuk menemukan asteroid apa pun hampir sebesar Bumi jauh sebelum asteroid macam ini menghantam Bumi. Mereka sudah memastikan bahwa tidak ada asteroid yang mengancam Bumi seperti yang membunuh dinosaurus itu. Survei ini bisa Anda akses melalui situs web NASA NEO Program Office; Anda bisa menemukan sendiri bahwa tidak ada apa pun yang diramalkan akan terjadi tahun 2012.
  8. Perasaan ilmuwan NASA tentang kleim bahwa kiamat mendekat. Tidak ada bukti ilmiah yang bisa dipercaya tentang kleim apa pun, entah melalui buku, film, dokumentari, atau Internet,  bahwa akan ada bencana atau perubahan besar-besaran Desember 2012.
  9. Bahaya tentang badai raksasa matahari yang diramalkan akan terjadi tahun 2012. Aktivitas matahari punya suatu siklus teratur, yang memuncak kira-kira setiap sebelas tahun. Menjelang puncak aktivitas matahari ini, nyala matahari bisa menimbulkan gangguan terhadap satelit komunikasi meskipun para insinyur tengah memelajari cara membuat elektronika yang dilindungi terhadap kebanyakan badai matahari. Tapi tidak ada risiko khusus yang dihubungkan dengan tahun 2012. Puncak badai maksimum matahari berikut diramalkan akan menjadi suatu siklus rata-rata matahari, tidak berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya selama sejarah perilaku matahari kita di masa lampau.

Sumber: Scientific American November 2009 dan sumber-sumber lain