Pengaruh Riemann melanda juga kesusastraan dan musik klasik Barat. Tokoh-tokoh yang dipengaruhi geometri non-Euklidean tentang dimensi keempat mencakup H.G. Wells, Oscar Wilde, Fyodor Dostoyevsky, Marcel Proust, Joseph Conrad, dan Gertrude Stein. Tokoh musik klasik Barat yang terkena dampak dimensi keempat adalah Alexander Skryabin asal Rusia.
Dimensi keempat ternyata memimbulkan efek juga pada pemikir-pemikir tertentu di Rusia. Mereka adalah Kaum Otzovist dan Vladimir Lenin, seorang sosialis revolusioner, sama-sama berasal dari Partai Bolsyevik di masa awal revolusi Rusia. William James, seorang cendekiawan terkenal asal Amerika Serikat, pun terkena imbas teori tentang dimensi keempat.
Pengaruh Riemann dalam Kesusastraan Barat
H. G. Wells, seorang penulis, sejarahwan, dan filsuf Inggris antara akhir abad ke-19 dan pertengahan abad ke-20. Dia diingat paling baik untuk karyanya tentang fantasi, teknologi, dan masa depan.
H.G. Wells yang sudah kita tahu memerikan dimensi keempat dalam karya tenarnya, The Time Machine. Dalam novelnya yang terbit pertama kali di Inggris 1894 ini, Wells menggabungkan beberapa tema matematik, filsafati, dan politik. Dia mempopulerkan suatu gagasan baru dalam sains, yaitu bahwa dimensi keempat bisa juga dipandang sebagai waktu dan tidak perlu sebagai ruang. Ketajaman pandangannya mendahului hasil pemikiran Albert Einstein (1879-1955) tentang ruangwaktu sebagai dimensi keempat.
Dalam novel yang sama yang terbit lagi di London tahun 1895, dia menjelaskan dimensi keempat. “Jelas . . . benda nyata apapun harus memiliki perluasan dalam empat arah: ia harus memiliki [ukuran] Panjang, Lebar, Ketebalan, dan – Durasi. Tetapi melalui suatu kelemahan daging . . . kita cenderung mengabaikan fakta ini. Sesungguhnya ada empat dimensi, tiga di antaranya kita sebut ketiga jalur Ruang, dan [suatu jalur] Keempat, Waktu. Akan tetapi, ada kecenderungan untuk menarik suatu perbedaan yang tidak nyata antara ketiga dimensi sebelumnya dengan yang disebut terakhir, karena kebetulan kesadaran kita bergerak secara berganti-gantian mengikuti satu arah bersama dengan yang disebut terakhir dari awal sampai dengan akhir hidup kita.” Dari penjelasan ini, kita tahu bahwa dimensi keempat yang dimaksud Wells adalah dunia tridimensional kita ditambah waktu, tapi waktu yang bisa menunjukkan dimensi keempat.
Begitu populernya The Time Machine sehingga karya sastra ini bertahan selama lebih dari satu abad sejak penerbitannya pertama kali di Inggris. Apa penyebab popularitasnya yang bertahan demikian lama? Kritik sosial dan politiknya yang tajam.
Kritik ini mencerminkan sikap politik Wells, seorang penganut Masyarakat Fabian. Ini suatu organisasi sosialis Inggris yang didirikan tahun 1894 dan bertujuan untuk mencapai sosialisme melalui strategi reformis secara bertahap.
Melalui novelnya, Wells memakai dimensi keempat untuk menyingkapkan ironi tahap akhir dari perjuangan kelas masyarakat di Inggris pada zamannya. Ini akan terjadi di Inggris tahun 802.701, seperti yang ditemukan protagonis – tokoh baik – dalam novel Wells. Tokoh ini tiba di masa depan dengan mesin waktunya yang bergerak super cepat menembus waktu di penghujung abad ke-19 ke tahun tadi. Alih-alih menemukan kehidupan masyarakat Inggris yang sosialistis yang dihasilkan oleh keajaiban-keajaiban ilmiah, protagonis itu malah menemukan suatu ironi dari harapannya: perjuangan kelas yang mengejutkan. Kontrak sosial antara yang miskin dan yang kaya sudah menjadi sama sekali gila. Eloi, kelas masyarakat yang kaya dan tidak berguna diberi makanan dan pakaian oleh Morlok, kelas masyarakat yang miskin dan dipaksa bekerja keras oleh Eloi. Tapi kaum Morlok yang sudah diubah menjadi manusia pekerja yang kasar dan kuat itu sangat membenci kaum Eloi yang mirip peri-peri. Ketika kaum Morlok menemukan kesempatan pertama untuk membalas dendam, mereka memakan kaum Eloi. Ini menggenapi suatu ramalan Karl Marx, pencetus gerakan sosialisme sedunia itu, bahwa kelas pekerja tidak akan memutuskan rantai si kaya; mereka akan memakan si kaya. Dengan kata lain, dimensi keempat menjadi suatu senjata Wells untuk mengkritik ketidakadilan sosial masyarakat Inggris pada zamannya melalui novel.
Dimensi keempat dijelajahi H.G. Wells dalam karya sastranya yang lain. Dalam cerpennya, “The Remarkable Case of Davidson’s Eyes,” Wells menjelajahi gagasan tentang suatu “kekusutan dalam ruang.” Kekusutan macam ini bisa memampukan seseorang melihat melintasi jarak yang sangat jauh. Davidson, pahlawan cerita itu, menemukan suatu hari bahwa dia punya kuasa yang mengganggunya karena dia mampu melihat peristiwa-perisitwa yang terjadi pada sebuah pulau di Laut Selatan yang jauh. “Kekusutan dalam ruang” ini adalah suatu lengkungan ruang yang memampukan cahaya dari Laut Selatan merambat melalui ruang hiper dan memasuki matanya di Inggris. Kita mengamati bahwa Wells memakai lubang-lubang cacing dari pemikiran Riemann sebagai suatu sarana literer dalam fiksinya.
Oscar Wilde (1854-1900), seorang pengarang Inggris yang lain, diilhami juga oleh gagasan tentang dimensi keempat. Dalam dramanya, The Canterville Ghost, dia mengacu pada dimensi keempat sebagai tempat tinggal hantu-hantu.
Dimensi keempat mengilhami kreasi literer Fyodor Dostoyevsky (1821-1881), seorang pengarang tenar dari Rusia. Dimensi ini bisa diamati dalam salah satu novel terkenalnya, Karamazov Bersaudara, yang terbit pertama kali antara 1879 dan 1880. Ivan Karamazov, protagonis dalam novel ini, terlibat dalam suatu diskusi tentang adanya Allah. Selama diskusi itu, Ivan berspekulasi tentang adanya dimensi-dimensi yang lebih tinggi dan geometri-geomteri non-Euklidean.
Fyodor Dostoyevsky, salah seorang penulis paling penting dalam sejarah dunia. Karyanya, Karamazov Bersaudara, umumnya dipandang sebagai karyanya yang terbaik.
Gagasan tentang dimensi keempat berimbas juga pada beberapa sastrawan tenar Barat yang lain. Marcel Proust (1871-1922), seorang novelis Perancis; Joseph Conrad (1857-1924), seorang novelis Inggris kelahiran Polandia; dan Gertrude Stein (1874-1946), seorang pengarang wanita berdarah Yahudi dari AS tapi kemudian menetap di Paris, mengembangkan gagasan tadi dalam bebeberapa karyanya.
Pengaruh Riemann dalam Musik Klasik Barat
Bukan saja sastra klasik Barat yang mendapat pengaruh teori tentang ruang hiper. Musik klasik Barat pun tidak ketinggalan.
Dimensi keempat mengilhami beberapa karya musikal Alexander Skryabin (1872-1915). (Penulis tertentu mengeja nama marganya sebagai “Scryabin" atau "Scriabin".) Dia terkenal di antaranya karena menemukan apa yang disebut “akord-akord mistik". Akord-akord ini menggantikan akord-akord mayor dan minor konvensional.
Dalam teori musik Barat, akord konvensional – seperti triad C, Dm, Em, F, G, Am, dan Bdim dalam tangganada C mayor – dibentuk oleh interval ketiga. Triad C, F, dan G, misalnya, masing-masing disusun dari dua interval ketiga: 1-3-5 (C), 4-6-1 (F), dan 5-7-2 (G). Interval ketiga bawah dibentuk oleh 1-3 (C), 4-6 (F), dan 5-7 (G); interval atas disusun dari 3-5 (C), 6-1 (F), dan 7-2 (G). Setiap pasangan ini menghasilkan interval ketiga karena Anda bisa menemukan tiga not di dalamnya tapi salah satu not tidak dibunyikan, seperti 1-(2)-3, 6-(7)-1, dan 5-(6)-7. Pendek kata, susunan triad dalam akord konvensional ini berdasarkan kombinasi interval ketiga.
Akan tetapi, susunan akord mistik Skryabin tidak lagi berdasarkan kombinasi berbagai interval ketiga tapi berdasarkan kombinasi interval ke-4, seperti 3-6 dan 6-2 (not re lebih tinggi bunyinya dari not la). Dalam posisi naik (jadi bunyi musikal makin meninggi), akord-akord mistik mengikuti interval keempat: C-F#-Bb-E-A-D. Kalau disederhanakan dalam pasangan interval, urutan tadi dibentuk oleh lima macam interval ke-4: C-F#, F#-Bb, Bb-E, E-A, dan A-D.
Kalau diperhatikan lebih dekat, interval ke-4 Skryiabin untuk ketiga pasangan pertama berbeda sedikit dengan interval ke-4 konvensional. Dalam interval konvensional, ketiga pasangan pertama tadi ditulis sebagai C-F (1-4), F-B (4-7), dan B-E (7-3 dengan not mi yang berbunyi lebih tinggi dari si). Untuk alasan yang menjadi teknis kalau dijelaskan lebih jauh dan karena itu saya hindari, Skryabin menaikkan F secara kromatik (setengahnada) menjadi F# dan menurunkan B juga secara kromatik menjadi Bb.
Kalau C (1-3-5) adalah triad yang berdasarkan kombinasi dua interval ketiga dalam tangganada diatonik C mayor, apa kira-kira padanannya dalam akord-akord mistik penemuan Skryabin? Ambil saja, misalnya, ketiga not pertama dari urutan contoh tadi dan Anda memperoleh urutan demikian: C-F#-Bb. Ini semacam akord C Skryabin bagi akord C mayor yang sudah digantikannya. Cobalah bunyikan akord mistik ini pada gitar, keyboard, atau piano dan Anda akan mengerti apa sebabnya urutan not dalam dimensi keempat macam ini menimbulkan suasana mistik, suasana yang samar-samar, kabur, tidak selesai, tidak menenangkan telinga musikal Anda. Kalau Anda belum menangkap suasana ini secara kentara, cobalah bunyikan semua urutan akord mistik Skryabin tadi, dari yang paling rendah ke yang paling tinggi: C-F#-Bb-E-A-D. Kalau sekarang Anda baru bisa mendengar dengan jelas efek mistikal dari akord ini, ingatlah bahwa akord ini diilhami gagasan tentang dimensi keempat dalam ilmu fisika dan matematika tentang ruang hiper.
Apakah suasana tadi memerikan dimensi keempat? Skryabin akan menjawab, “Ya.”
Suasana ini berbeda dengan yang ditimbulkan oleh akord-akord konvensional dari dunia tridimensional seperti C, F, dan G dalam tangganada C mayor. Sesuai aturan baku, akord-akord dari dunia tridimensional ini menimbulkan suasana yang tenang, syahdu, merdu, indah, “murni". Tapi begitu Anda memainkan akord-akord mistik yang mengiringi karya Skryabin, suasana ini menjadi suasana mistikal, samar-samar, kabur, tidak selesai, mengambang. Musik yang Anda mainkan dan dengarkan adalah ciptaan Skryabin, karya yang memerikan dimensi keempat.
Mengapa akord-akord mistiknya menghasilkan suasana ini? Itulah suasana musik dari dimensi yang tidak akan mampu dipahami seutuhnya oleh manusia sebagai makhluk tridimensional. Karena itu, suasana ini tidak pasti, mengambang.
Taruhlah suasana yang dibentuk oleh akord-akord mistik itu secara samar-samar menyenangkan, indah. Ia akan berbeda dengan suasana musik yang juga menyenangkan atau indah dari akord-akord konvensional.
Suasana musik dari dunia tridimensional ini bisa kita bayangkan sebagai berada di suatu pulau kecil yang masih “perawan” alias “murni” dan bermandikan sinar matahari di pagi hari di suatu tempat terpencil di Samudera Pasifik Selatan, dekat katulistiwa. Pantai pulau dari dunia tridimensional itu berpasir putih yang mengkilau, dengan pepohonan kelapa berdaun hijau yang melambai-lambai, dengan laguna yang berwarna-warni dan teduh, dengan gesekan dedaunan dan ranting-ranting pohon kasuarina yang menghasilkan musik alami yang syahdu, dan dengan angin laut segar yang bertiup lembut. Semakin jauh kita melihat, semakin hilang keindahan pantainya karena menuju ke kejauhan dari laut dan langit biru dan pulau lain yang tampak kebiru-biruan dan menghilang di kaki langit.
Akan tetapi, musik yang melukiskan dimensi keempat membangkitkan suasana seakan-akan kita tengah melihat suatu panorama indah melalui kabut tipis berwarna biru. Ia mengakibatkan panorama tadi menjadi samar-samar dan tidak utuh karena seakan-akan timbul-tenggelam, muncul-lenyap, dekat dan jauh secara berganti-gantian. Seakan-akan pandangan kita agak kabur dan telinga kita agak tuli, kita melihat, mendengarkan, dan merasakan potongan-potongan keindahannya. Ada angin silir-semilir yang sebentar bertiup sebentar berhenti, pantai berpasir putih yang kelembutan kilauannya secara berganti-gantian samar-samar lalu menghilang, lambaian daun hijau pohon kelapanya yang agak lamat-lamat, kesyahduan yang sayup-sayup dari musik alami yang dihasilkan gesekan dedaunan dan ranting-ranting pohon kasuarinanya, laguna dengan keindahan karang dan laut biru dan teduhnya yang remang-remangnya menghilang lalu menampak berulang-ulang, sinar lembut dan tipis dalam aneka warna yang berdenyut-denyut dari matahari yang baru akan terbit. Semuanya kita persepsi sebagai potongan-potongan keindahan yang hilangnya entah seketika atau entah berangsur-angsur, entah dekat kita atau entah di kejauhan.
Untuk memahami suasana mistik dari dimensi keempat dalam musik Skryabin, tidak ada cara yang efektif selain mendengarkan karya-karyanya secara langsung. Dalam bahasa Inggris, karya-karyanya berjudul “Divine Poem”, “Poem of Ecstasy”, “Prometheus” yang mencakup “The Poem of Fire.” Toko-toko DVD, VCD, CD dan kaset yang lengkap – seperti di Jalan Sabang Jakarta Pusat – rasanya menjual karya-karya Skryabin. Anda bisa juga menjelajahi toko-toko buku, CD, VCD, dan DVD musik impor – seperti yang ada di lantai dua Plaza Semanggi, SOHO, dan Yamaha di Jakarta – untuk mencari buku dan media lain tadi yang berisi karya-karya Skryabin. Kalau Anda belum punya karya-karyanya, Anda bisa membelinya di situ kalau mau.
Anda bisa mengakses "Prometheus" pada http://www.youtube.com. Ketiklah pada kotak dialog alexander scriabin - prometheus lalu klik Search. Anda akan menemukan 3 bagian karya ini (1/3, 2/3, dan 3/3). Dengarkanlah salah satu atau semuanya untuk memahami musik dari dimensi keempat karya Scryabin.
Gagasan tentang dimensi keempat berdampak juga pada dua orang musikus lain. Mereka mencakup Edgar Varèse (1883-1965), seorang komponis kelahiran Perancis yang kemudian menetap di AS; dan George Antheil.(1900-1959), seorang komponis dan pianis asal AS.
Pengaruh Riemann di Rusia
Dimensi keempat tidak saja berimbas pada Skryabin. Ia juga memengaruhi mistisisme dan politik atau filsafat politik di Rusia yang masih diperintah Tsar.
Dimensi lebih tinggi ini muncul dalam tulisan-tulisan P.D. Ouspensky, seorang penganut mistisisme. Melalui tulisan-tulisannya, dia memperkenalkan misteri dari dimensi keempat kepada para cendekiawan Rusia.
Ketika Revolusi Boslyevik yang menumbangkan kekuasaan Tsar pecah, dimensi keempat akan memainkan peranan penting dalam revolusi itu. Sejarah perkembangan pemikiran tentang dimensi keempat menjadi penting ketika Vladimir Lenin, seorang tokoh revolusi itu, terlibat dalam debat tentang dimensi itu. Debat itu akan meninggalkan pengaruh yang hebat pada sains bekas Uni Soviet selama 70 tahun berikut. Fisikawan-fisikawan Rusia sebagai akibatnya memainkan peranan kunci dalam mengembangkan teori dasadimensional dari ruang hiper masa kini.
Sesudah Tsar secara brutal menghancurkan Revolusi Bolsyevik tahun 1905, suatu faksi bernama Kaum Otzovist atau “Pembina Allah” berkembang dalam partai Bolsyevik. Mereka menyatakan bahwa kaum petani belum siap untuk sosialisme; untuk mempersiapkan mereka, kaum Bolsyevik harus membuat seruan-seruan pada mereka melalui agama dan spiritualitas.
Untuk memperkuat pandangannya yang murtad itu, Kaum Pembina Allah itu bukannya mengutip ayat-ayat Alkitab melainkan mengutip hasil-hasil penemuan ilmiah yang bersifat menerobos dalam ilmu fisika menjelang akhir abad ke-19. Ilmuwan Perancis, Henry Becquerel menemukan radioaktivitas, sejenis materi baru, pada tahun 1896. Pada tahun yang sama, seorang ilmuwan Perancis yang lain, Marie Curie, menemukan radium. Kedua macam penemuan ini sangat menarik perhatian Kaum Otzovist: tampak bahwa materi bisa terurai pelan-pelan dan bahwa energi (dalam bentuk radiasi) bisa muncul kembali. Ini berbeda dengan pandangan Yunani kuno bahwa materi kekal dan tidak bisa berubah-ubah. Kalau materi dan energi bisa lenyap, bukankah ini suatu petunjuk bahwa ada dunia roh? Kalau ada dunia roh, bukankah ini berarti ada dimensi keempat?
Vladimir Lenin terkenal dalam politik melalui tulisan-tulisannya. Sebagai kepala Partai Bolsyevik, dia memimpin revolusi 1917 di Rusia yang menumbangkan kekuasaan Tsar.
Suatu perpecahan berkembang dalam partai Bolsyevik. Vladimir Lenin, pemimpinnya, merasa ngeri. Apakah hantu dan iblis sesuai dengan sosialisme yang ateistik? Dalam pengasingannya di Jenewa tahun 1948, dia menulis sebuah karya filsafati raksasa berjudul Materialisme dan Kritisisme Empirio. Di dalamnya, dia membela materialisme terhadap serangan mistisisme dan metafisika. Menurut Lenin, hilangnya materi dan energi secara misterius tidak membuktikan adanya roh-roh. Ini berarti, dia menalar, bahwa suatu dialektika baru tengah muncul dan mencakup materi dan energi. Kini, kedua-duanya harus dilihat sebagai dua kutub dari suatu kesatuan dialektik. Suatu asas konservasi yang baru dibutuhkan. Kemudian, dia mengecam pemikiran tentang dimensi keempat. Menurutnya, hanya tiga dimensi ruanglah yang bisa diverifikasi melalui eksperimen. Para ahli matematika bisa saja menjelajahi dimensi keempat dan dunia dari apa yang mungkin ada, dan itu baik, kata Lenin, tapi Tsar bisa ditumbangkan hanya dalam dimensi ketiga.
Untuk memerangi pengaruh dimensi keempat dan teori baru tentang radiasi, Lenin butuh bertahun-tahun untuk mencabut akar-akar Otzovisme dari partai Bolsyevik. Meskipun demikian, dia berhasil menjelang pecahnya Revolusi Oktober 1917 di Rusia.
Mirip dengan Lenin, William James (1842-1910) adalah juga seorang filsuf. Tapi berbeda dengan Lenin, dia juga seorang ahli psikologi. Dia terkenal karena mempopulerkan pragmatisme, suatu filsafat praktis, dan relativitas kebenaran. Teori tentang dimensi keempat memukaunya.
Dimensi ke-4: Tiga Sudut-Pandang
Jadi, bagaimanakah dan mengapa teori tentang dimensi ke-4 dikembangkan di luar ilmu fisika oleh para sastrawan dan musikus klasik dan para penganut mistisisme dan politik di Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia? Mereka umumnya mengembangkannya melalui berbagai sudut-pandang yang menjelaskan pendiriannya.
Sudut-pandang kesusastraan klasik Barat dan Rusia. Wells yang punya latar belakang pendidikan resmi dalam sains dan teknologi, punya otak yang tajam, dan visi yang jauh melampaui visi masa depan dunia versi Jules Verne - seperti yang bisa kita baca dan tonton melalui rekaan-rekaan ilmiahnya – boleh dikatakan adalah sastrawan yang menonjol pada zamannya dalam memanfaatkan teori tentang dimensi ke-4 untuk berbagai maksud. Mengherankan bahwa dia mendahului Albert Einstein ketika dia menambah waktu pada dimensi ketiga. Nanti Einstein menjelaskan secara ilmiah bahwa waktu yang ditambah pada ruang tridimensional menghasilkan ruangwaktu caturdimensional. Selain itu, dia mengembangkan secara literer gagasan Riemann tentang lubang cacing. Akhirnya, dia memanfaatkan dimensi keempat sebagai suatu sarana literer untuk mengemukakan kritiknya pada ketidakadilan sosial yang berlaku dalam masyarakat Inggris pada zamannya.
Berbeda dengan Wells, Oscar Wilde memanfaatkan dimensi keempat untuk memerikan secara grafik tempat tinggal roh-roh. Lebih mendalam dari Wilde, Dostoyevsky memerikan dan membahas spekulasi tentang adanya dimensi-dimensi lebih tinggi dan geometri non-Euklidean, dua gagasan yang dipengaruhi Georg Bernhard Riemann.
Sudut-pandang musik klasik Rusia. Musikus klasik yang menonjol dalam pengembangan dimensi keempat melalui musik adalah Alexander Skryabin. Dia membayangkan – dan membuat kita yang mendengarkan musiknya ikut membayangkan – dunia caturdimensional melalui komposisi musikalnya, komposisi yang memakai akord-akord mistik ciptaannya. Akord-akord ini menimbulkan suasana dunia dimensi keempat: mistikal, samar-samar, tidak tenang, mengambang, tidak utuh. Batas-batas dunia caturdimensional dalam musik Skryabin menjadi kabur juga dan mengakibatkan imajinasi musikal kita dari dunia tridimensional “melayang-layang” secara tak utuh ke berbagai kemungkinan realitas, realitas yang sulit dipatok. Realitas imajinatif itu bisa indah tapi bisa juga membingungkan, menakutkan, menyeramkan karena kita membayangkannya sebagai tidak utuh, asing bagi logika musik tridimensional kita.
Sudut-pandang mistikal, metafisikal, ilmiah, dan politik Rusia. Para ahli mistik Rusia zaman Tsar ikut membicarakan dimensi-dimensi lebih tinggi dan sebuah organisasi sempalan dari Partai Kaum Bolsyevik tertarik pada sisi metafisikal penemuan-penemuan ilmiah terbaru pada zamannya di Perancis yang menunjuk pada adanya dunia roh-roh. Berkat pengaruh dimensi keempat, para ilmuwan Rusia menonjol dalam pengembangan teori tentang ruang dasadimensional masa kini. Akan tetapi, bagi Vladimir Lenin, dimensi keempat yang ditafsirkan secara metafisikal oleh kelompok sempalan tadi dikecam dan diberantas karena tidak punya manfaat praktis dalam menumbangkan kekuasaan Tsar.
Realitas Lebih Luas
Pikiran inti apakah yang kita tangkap dari ketiga sudut-pandang tadi? Adanya kesadaran baru berbagai penulis, pencipta musik klasikal, ilmuwan, dan pemikir di Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia bahwa realitas lebih luas dan lebih tinggi/dalam dari sekadar dunia tridimensional kita. Kesadaran ini dipicu oleh gagasan revolusioner Riemann dan ahli-ahli ilmu fisika dan matematika Eropa, AS, dan Rusia lainnya tentang ruang hiper, ruang yang mencakup juga dimensi keempat.
0 komentar:
Posting Komentar