CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

28 November 2009

34. Gempa Bumi Paling Destruktif di Dunia

Sejauh yang berhasil dicatat, gempa bumi yang paling menghancurkan diukur dari jumlah korban yang tewas, besarnya kekuatan gempa bumi berdasarkan skala Richter, luas area yang terkena dampak gempa bumi, dan besarnya kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi. Jumlah minimal korban yang tewas sebesar 50.000 orang. Akan tetapi, ada beberapa lokasi yang tanpa catatan tentang kekuatan gempanya karena gempa bumi itu terjadi sebelum skala Richter diberlakukan atau karena sebab lain.

Berikut ringkasan gempa bumi paling destruktif di dunia antara abad ke-9 sebelum Masehi dan tahun 2008.

GEMPA BUMI PALING DESTRUKTIF DI DUNIA: ABAD KE-9 S.M. SAMPAI DENGAN TAHUN 2008

Tanggal

Lokasi

Kekuatan
gempa (SR)

Korban yang tewas

Komentar

23/1/1156

Shansi, China

830.000

11/10/1737

Kalkuta, India

300.000

Mereka tewas barangkali karena gempa bumi atau angin puting beliung

27/7/1976

Tangshan, Hebei
China

8,0

242.000-255.000

Angka ini resmi, tapi korban yang tewas diperkirakan sebanyak 655.000

9/8/1138

Allepo, Siria

230.000

26/12/2004

Asia Tenggara dan Selatan

8.9

225.000 –227.898

Gempa bumi di dasar laut diikuti tsunami yang melanda Aceh (Indonesia), Malaysia, Thailand, Sri Lanka, dan India

22/6/1927

dekat Xining, China

8,3

200.000

Timbul retakan-retakan besar

22/12/856 s.M.

Danghan, Iran

200.000

16/12/1920

Gansu, China

8,6

200.000

Timbul retakan-retakan besar dan longsoran tanah

23/3/893 s.M.

Ardabil, Iran

156.000

1/9/1923

Kwanto, Jepang

8,3

143.000

5/10/1948

Ashgabat, Turkmenistan

7,3

110.000

28/12/1908

Messina, Italia

7,5

70.000-100.000

Jumlah ini berdasarkan perkiraan, tewas karena gempa bumi dan tsunami

September 1290

Chihli, China

100.000

5/12/2008

Sichuan, bagian Timur China

7,9

87,587

10/08/2005

Pakistan

7,6

80.361

November 1667

Shemakha, Kaukasia

80.000

18/11/1727

Tabriz, Iran

70.000

1/11/1755

Lisabon, Portugal

8,7

70.000

Timbul tsunami besar

25/12/1932

Gansu, China

7,6

70.000

31/5/1970

Peru

7,8

66.000

Timbul kerusakan bernilai 530.000 dolar AS, longsoran batu-batu besar, dan banjir

1268

Sisilia, Asia Kecil

60.000

11/1/1693

Sisilia, Italia

60.000

30/5/1935

Quetta, Pakistan

7,5

30.000-60.000

Quetta hampir dimusnahkan sama sekali

4/2/1783

Calabria, Italia

50.000

20/6/1990

Iran

7,7

50.000

Timbul longsoran tanah

19 November 2009

33. Ringkasan InfoIPTEK 1999-2010

Pengantar

Berbagai info iptek berikut tercecer di sana-sini, ada yang di bawah tahun 2009. Meskipun demikian, relevansinya masih ada. Semoga ceceran info iptek yang diringkaskan dan dihimpun di sini bermanfaat bagi Anda.

Musim Gugur 1999: Bulan Terkecil Yupiter Ditemukan

Bulan ke-17 dan terkecil yang mengitari Yupiter ditemukan musim gugur tahun 1999 oleh para ahli astronomi Universitas Arizona di Tucson dan Pusat Planet Kecil di Massachusetts, kedua-duanya di Amerika Serikat. Bulan ini bergaris tengah kurang dari 3 mil dan – untuk sementara – dinamakan S/1999J1. Ketika dilihat pertama kali tahun 1974, para ahli astronomi mengira benda langit itu sebuah asteroid dan menamakannya UX18.

Mei 1999: Mungkinkah UFO Adalah Piring Terbang Nuklir Amerika Serikat?

Ingat “demam UFO” dan penampakan-penampakan UFO segera sesudah Perang Dunia II berakhir? Besar kemungkinan laporan-laporan dan kisah-kisah pribadi tentang UFO yang datang dari luar angkasa adalah cerita-cerita meleset tentang eksperimen-eksperimen suatu senjata adi rahasia (super secret) AS: piring terbang bertenaga nuklir. Senjata pamungkas ini sudah dikembangkan juga segera sesudah Perang Dunia Kedua! Demikian Popular Mechanics mengindikasikan dalam laporan utamanya edisi November 2000.

Dokumen-dokumen rahasia tentang piring terbang nuklir ini disimpan sejak 1962. Tapi sejak Mei 1999, Kongres AS membolehkan umum membaca dokumen-dokumen rahasia ini. Namun demikian, pihak militer AS berupaya membatasi para pembaca dokumen-dokumen itu pada kontraktor-kontraktor proyek pengembangan piring terbang nuklir itu dan pihak-pihak khusus yang mereka seleksi.

Dokumen-dokumen itu memberi petunjuk bahwa AS sudah mengembangkan sebuah piring terbang nuklir sesudah PD II. Senjata pamungkas itu dikembangkan berdasarkan teknologi kedirgantaraan Jerman Nazi yang jatuh ke tangan AS. Piring terbang nuklir itu mampu terbang pada ketinggian 300 mil di atas permukaan laut dan mampu menghujani dan meluluhlantakkan Uni Soviet, RRC, dan Korea Utara dengan rudal-rudal nuklir.

2000: Pemecah Bekuan Darah Ultra Bunyi Ditemukan

Dr. Evan Unger dari Amerika Serikat mengembangkan sonotrombolisis, alat yang menghasilkan ultra bunyi untuk melarutkan bekuan-bekuan darah yang berbahaya. Tapi sonotrombolisis bukanlah teknologi kedokteran untuk menguraikan bekuan-bekuan darah itu menjadi gumpalan-gumpalan darah.

Ultra bunyi berintensitas rendah kini dipakai untuk menghasilkan citra-citra atau gambar-gambar bayangan dari apapun yang merintangi jantung. Penerapan yang paling lasim dari ultra bunyi adalah sonogram. Sonogram adalah alat untuk mengamati apakah perkembangan janin normal atau tidak.

Meningkatkan intensitas ultra bunyi dari sonotrombolisis yang diarahkan pada sel-sel biasa bisa mengacaukan sel-sel itu. Pada intensitas lebih tinggi, ultra bunyi sonotrombolisis bisa menghancurkan batu-batu ginjal.

20 Mei 2000: Samudera Ditemukan di Bulan Yupiter

Ganimeda, bulan terbesar dalam tata surya kita dan mengitari Yupiter, tampaknya punya cairan asin jauh di bawah permukaannya. Permukaan itu berbentuk es padat yang retak-retak dan berkawah. Demikian para periset Amerika Serikat mengatakan di San Fransisko. Dengan penemuan baru ini, Ganimeda bersama Eropa dan Kalisto adalah bulan-bulan Yupiter yang dicurigai menyimpan air di bahwa tanah – suatu bahan kunci bagi kehidupan.

Samudera itu adalah penemuan terbaru yang diumumkan ilmuwan yang menafsirkan data dari pesawat ruang angkasa bernama Galileo milik NASA. Pesawat itu mengitari Yupiter pertama kali Desember 1995. Galileo menemukan samudera tadi sesudah terbang paling dekat Yupiter – pada jarak 503 mil – 20 Mei 2000.

Kalau penafsiran data terbaru kiriman Galileo benar, para ilmuwan bisa mengatakan ada suatu lapisan air setebal beberapa mil yang tertimbun sejauh 100 mil di bawah permukaan bulan itu.

Suhu diperkirakan 66 derajat di bawah nol. Tapi air tidak membeku karena ada tekanan tinggi jauh di dalam bulan Ganimeda.

Juni 2000: Pesawat Terbang yang Memakai Baling-Baling dan Roda Sepeda Balapan

Pada bulan Juni 2000, Carl Schneider dari Fort Madison, Iowa, Amerika Serikat, merancang Gyrocycle, sebuah pesawat rotor. Pesawat rancangan Schneider ini tampak seperti tabung raksasa berwarna kuning dominan dari ujung ke ujung, dilingkari warna putih, dan memakai baling-baling mirip yang ada pada helikopter. Selain itu, Gyrocycle lepas landas dan mendarat dengan memakai tiga roda sepeda balapan: satu di depan dan dua di belakang. Pesawat ini terbang cepat, antara 100 dan 125 mil per jam, tapi hampir tanpa suara bising.

Musim Panas Tahun 2000: Kutub Utara Mencair

Barangkali untuk pertama kali selama 50 juta tahun, es sudah mencair di Kutub Utara. Tidak diketahui sebab sesungguhnya es itu mencair musim panas tahun 2000 lalu. Kecepatan mencairnya sangat mengejutkan para ilmuwan. Pakar Kutub Utara, Tore Furevik dari Universitas Bergen di Norwegia, sudah meramalkan bahwa Kutub Utara bisa kehabisan es pada musim panas tahun 2050. Sebenarnya, es akan kembali musim dingin tahun 2000.

20 Desember 2000: Cara Memperoleh Embrio Paling Sehat

Para ilmuwan dari Universitas Kalifornia mengatakan mereka boleh jadi sudah menemukan suatu cara yang baik untuk menemukan embrio yang paling sehat. Embrio itu akan dipakai untuk membuat pengetesan bayi-bayi tabung. Dalam proses ini, mereka juga menemukan biologi dasar dari embrio yang paling sehat.

Apa cara sebelumnya untuk memperoleh embrio-embrio paling sehat, khususnya bagi suami-isteri yang tidak subur? Melalui IVF (In-Vitro-Fertilization). Ketika suami-isteri yang tidak subur berupaya memperoleh anak melalui IVF, dokter-dokter menciptakan banyak embrio di dalam sebuah piring laboratorium. Lalu mereka mencoba memilih embrio-embrio yang paling sehat untuk ditanamkan di dalam rahim seorang ibu.

Ini berbeda dengan cara terbaru mengidentifikasi embrio paling sehat untuk membuat pengetesan bayi tabung. Ada suatu cara yang baik yang ditawarkan untuk bisa menciptakan embrio-embrio paling sehat. Cara itu adalah menjaring susunan-susunan kecil yang dinamakan “mikrotubula.”

Mikrotubula ada dalam suatu telur. Boleh jadi, mikrotubula adalah kunci untuk mendapat embrio paling sehat. Demikian laporan Dr. Sam Alexander, seorang ahli infertilitas (kemandulan), dan rekan-rekannya pada Universitas Kolorado, Amerika Serikat. Mikrotubula mengantar bahan genetik bernama DNA mitokondrial, yang terdapat di dalam sel-sel telur. Para ilmuwan itu menemukan bahwa embrio yang punya mikrotubula simetrik tampak punya peluang lebih besar untuk bertahan terhadap upaya-upaya IVF.

2000-2003: Armada Kapal Perang Bertenaga Listrik

Angkatan Laut Amerika Serikat akan mengembangkan armada kapal perangnya yang bertenaga listrik. Riset dan pengembangan kapal perang bertenaga listrik itu akan dilakukan pada Pusat Sistem Daya Maju Universitas Kalifornia. Universtias itu diberi dana riset dan pengembangan sebesar hampir 11 juta dolar AS karena Angkatan Laut AS ingin memanfaatkan kepakaran universitas tersebut dalam bidang superkonduktor dan magnet-magnet berdaya ultra. Kalau sudah bertenaga listrik, armada AL generasi berikut itu akan menjadi lebih ringan, lebih cepat, lebih kecil bisingannya, dan mampu menahan kerusakan karena perang.

Januari 2001: Harapan Baru bagi Penderita Alzheimer atau Parkinson

Otak orang tua bisa menimbulkan neuron-neuron baru. Ini suatu penemuan baru yang bisa mengarah pada penyembuhan penyakit-penyakit seperti Alzheimer, sejenis penyakit pikun, demikian Science News Discovery.

Sudah lama orang percaya bahwa sel-sel otak mati karena orang berusia tua, keadaan terluka atau penyakit. Sel-sel otak yang mati dipercaya tidak pernah diganti dengan sel-sel otak yang baru.

Ini tidak benar sekarang. Sekelompok periset dari Amerika Serikat sudah menemukan bahwa orang-orang dewasa tetap menumbuhkan sel-sel otak baru sekalipun mereka berusia 60-an dan 70-an.

Penemuan itu bisa menyingkapkan cara-cara untuk memperbaiki sebuah otak yang dirusak oleh penyakit Alzheimer atau Parkinson. Jadi, orang-orang seperti Muhammad Ali, sang petinju legendaris itu, yang menderita Parkinson bisa mendapat harapan baru akan kesembuhan dari penyakitnya.

8-10 Januari 2001: Gaur yang Dikloning Mati

Gaur yang berhasil dikloning di Amerika Serikat mati 10 Januari 2001. Sejenis lembu jantan yang terdapat di Asia Tenggara dan India ini mati karena suatu infeksi bakteri sesudah dia lahir 8 Januari 2001 dan diberi nama Nuh. Gaur yang beratnya satu ton atau lebih dan berwarna coklat atau hitam tergolong hewan-hewan liar yang terancam punah karena diburu untuk dimakan dagingnya.

Meskipun demikian, para periset pada Advanced Cell Technologies di Worcester, Massachusetts, AS, mengatakan eksperimen itu menunjukkan bahwa kloning bisa dipakai untuk melestarikan spesis-spesis langka. Selain itu, kloning bisa mencegah hewan-hewan lain dari ancaman kepunahan.

Walaupun gagal mengkloning gaur itu, para periset masih menyimpan sel-sel kulitnya yang dibekukan. Mereka berharap akan membuat embrio-embrio gaur baru lagi.

2010: Teleskop Radio Terbesar Sedunia Didirikan Tahun 2010

SKA, singkatan dari Square Kilometer Array, akan merupakan teleskop radio terbesar sedunia bila didirikan tahun 2010 oleh Amerika Serikat. Teleskop raksasa itu akan memampukan para ahli astronomi memperoleh pengamatan paling dalam tentang ruang angkasa.

SKA akan mendeteksi pancaran-pancaran energi samar-samar berjangkauan 0,15 sampai dengan 20 gigahertz. Ukuran teleskop radio itu akan mengakibatkannya 100 kali lebih peka dari teleskop-teleskop terbaik masa kini. Seperti teleskop-teleskop radio yang ada, SKA bisa melihat menembus debu-debu kosmik yang mengaburkan pandangan kalau dilihat melalui teleskop-teleskop konvensional.

SKA bertujuan untuk meneliti bintang-bintang, galaksi-galaksi, dan kuasar-kuasar. Selain itu, SKA akan meneliti sejarah mereka.

17 November 2009

32. Para Tokoh Alkitabiah Menembus Waktu? (2)

Beberapa Tokoh Alkitabiah sebagai Penembus Waktu

Alkitab menunjukkan bahwa perjalanan menembus waktu memang terjadi berkali-kali. Mereka yang diperbolehkan Allah mengadakan “perjalanan” menembus waktu kami singkatkan dengan istilah “penembus waktu,” suatu terjemahan agak longgar dari istilah bahasa Inggris, “time travelers.” Dalam Perjanjian Lama, mereka mencakup Adam, Henokh, Musa, Elia, Yehezkiel, dan Daniel. Adam dan Henokh hidup jauh sebelum Musa lahir; Yesus dan tokoh-tokoh alkitabiah lain yang disebutkan sesudah Musa jelas hidup sesudah dia. Dalam Perjanjian Baru, mereka adalah Musa, Elia, Yesus, dan Yohanes.

(Tentu ada lebih banyak tokoh alkitabiah lain – seperti Metusalah, Yesaya, Yeremia, dan Paulus – yang juga diperbolehkan Tuhan mengalami perjalanan menembus waktu. Daftar tadi hanya sebagai contoh penjelasan.)

Menurut Gary Stearman, perjalanan menembus waktu menurut Alkitab selalu diadakan dengan suatu maksud. Maksud itu selalu diarahkan ke masa depan. Tampaknya tidak ada contoh yang di dalamnya Allah memperbolehkan tokoh-tokoh alkitabiah bepergian ke masa lampau.

Mereka mampu bepergian menembus waktu ke masa depan karena Allah adalah Tuhan dari kekekalan. Dengan demikian, mereka terhubungkan dengan sumber informasi yang sejati tentang masa depan.

Dalam penjelasannya tentang perjalanan tokoh-tokoh alkitabiah menembus waktu, Gary Stearman sering memakai istilah “dinding dimensional.” Dinding inilah yang ditembusi para penembus waktu ini. Frasa ini menyiratkan ruang hiper, terutama dimensi-dimensi yang lebih “tinggi” dari pada alam semesta caturdimensional kita yang mencakup ruang dan waktu. Ini bisa juga mengacu pada alam semesta paralel, dimensi yang beraneka ragam (multiple), atau realitas yang beraneka ragam. Akan tetapi, fenomena perjalanan menembus waktu dalam Alkitab bisa saja melibatkan dimensi-dimensi atau realitas lain yang belum ditemukan ilmu fisika modern.

Adam

Sumber utama tentang Adam yang bepergian ke masa depan tidak ada dalam Alkitab Kristen. Sumber ini berasal dari tulisan-tulisan kuno orang-orang Yahudi tertentu, seperti komentar-komentar Yahudi tentang Kitab Torat Musa.

Menurut beberapa orang bijak Yahudi kuno, Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk melihat masa depan. Ini sesudah dia jatuh ke dalam dosa. Karena dia berdosa, dia akan mati. Dia memang mati ketika berusia 930 tahun. Sebelum mati, Allah mengizinkannya melihat jauh ke depan untuk melihat apakah ada pemimpin lain yang mampu memulihkan dunia kepada kesempurnaannya seperti yang dimaksudkan Allah. Kata orang-orang bijak Yahudi kuno, Adam melihat Daud sebagai pemimpin itu. Tapi dia juga melihat bahwa masa kepemimpinan Daud itu singkat.

Kisah ini memang di luar Alkitab. Entah benar atau tidak, kisah ini menggambarkan pikiran pokok bahwa kekekalan tidak ada di luar umat manusia. Kekekalan ada di dalam orang-orang pilihan Allah. “Jadi, visi nabiyah yang sejati,” Stearman menyimpulkan, “hanyalah kemampuan yang dikaruniakan Allah untuk menatap melintasi dinding dimensional.”

Bagaimanakah dengan cara orang-orang pilihan Allah bepergian menembus waktu ke masa depan? Dengan seluruh tubuhnya atau dalam rohnya? Stearman menjawab, “. . . entah orang pergi ke masa depan dengan tubuhnya, atau hanya bepergian ke sana dalam Roh Allah tidak penting. Kalau roh orang itu bergabung dengan Roh Allah, dia ada di sana.”

Henokh

Petunjuk tentang Henokh, hidup selama 365 tahun, sebagai seorang penembus waktu yang lain terdapat dalam Kitab Kejadian 5:24. “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.”

Begitu akrabnya Henokh dengan Allah sehingga dia mampu melangkah menembus dinding dimensional – dengan seluruh tubuhnya. Ini berarti dia seorang penembus waktu. Di sebelah halangan dimensional itu, dia bisa saja bepergian dalam Roh Allah ke titik apa pun dalam jalur waktu penebusan.

Selanjutnya, kita punya bukti alkitabiah tentang visinya mengenai masa depan. Ini bisa kita baca dalam Surat Yudas 1:14. Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya . . . .”

“Henokh sebenarnya menyaksikan Kedatangan Kedua Kali dari Kristus!” komentar Stearman. “Apakah dia ada di sana? Ya . . . Tuhan membawanya ke sana.”

Musa

Seperti Adam dan Henokh, Musa - hidup sekitar abad ke-15 atau barangkali abad ke-13 sebelum Masehi - adalah juga seorang penembus waktu. Dia menembus dinding dimensional melalui penulisan Kitab Torat. Kelima bukunya mencakup rentangan waktu yang sebagian besar dia sendiri tidak alami, yaitu dari masa sebelum penciptaan Bumi sampai dengan pendirian Kerajaan Allah di Bumi. Dalam masa lampau ini, Musa belum lahir; dalam masa depan ini, Musa tidak tinggal di dalamnya karena sudah meninggal jauh sebelum Yesus lahir di Betlehem. Bagaimanakah Musa mampu menulis demikian cermat tentang kedua masa ini yang tidak dia alami sendiri? Menurut Stearman, Musa diperbolehkan Allah mengetahui kebenaran-Nya pada kedua masa ini melalui suatu perjalanan menembus waktu. Dengan menembus dinding dimensional dan masuk ke dalam kekekalan Allah, Musa diberi kuasa oleh Allah untuk melihat apa yang kita sebut masa lampau dan masa depan sekaligus dan memberi kesaksian tentang rencana penebusan Allah bagi manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa.

Tentang masa lampau itu, Musa menulis tentang asal mula Penciptaan. Dalam Kitab Kejadian 1:1, dia menyatakan: “Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi.”

Tentang masa depan itu, Musa menubuatkan hari ketika “Gunung Batu” Israel akan mengadakan pembalasan terhadap darah yang tertumpah dari para nabi-Nya dan terhadap Israel. “Gunung Batu” (Ulangan 32:4) itu adalah suatu metafora dari Yesus Kristus. Hari yang membawa berkat ini ditulis Musa dalam “Nyanyian Musa” (Ulangan 32:43): Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umat-Nya.”

Bukan saja masa lampau dan masa depan yang diketahui Musa sebagai seorang penembus waktu. Dia juga dimampukan Allah mengetahui kebenaran-Nya yang kekal. Ini berdasarkan uraian sandi-sandi Alkitab yang dilakukan Dr. Eliyahu Rips dan rekan-rekan seprofesinya di Israel. Melalui suatu program komputer, mereka menemukan bahwa Kitab Torat Musa berisi juga lapisan makna yang tersimpan sebagai sandi-sandi dan baru bisa diuraikan secara cepat melalui program khusus itu.

Sebenarnya orang-orang bijak Israel sejak zaman Musa sudah mengetahui selama berabad-abad makna berlapis-lapis dari kelima kitab Musa itu. Vilna Gaon, seorang bijak Yahudi abad ke-18, menulis bahwa setiap kata Kitab Torat mencakup masa lampau, masa kini, masa depan, dan bahkan sampai dengan akhir zaman “rincian dari setiap spesis dan setiap orang secara individual, dan rincian dari rincian dari segala sesuatu yang sudah terjadi padanya sejak hari kelahiran sampai kematiannya.” Jadi, untuk mencari tahu leluhur pertama Anda, diri Anda, dan keturunan masa depanmu, Anda bisa menemukan riwayat hidupmu tersimpan dalam bentuk sandi dalam Kitab Torat Musa!

Dalam hubungan dengan perjalanan menembus waktu, apa artinya penemuan sandi-sandi Alkitab dalam Kitab Torat Musa? “Hanya Roh Allah, dalam persekutuan dengan roh Musa, itulah yang bisa menghasilkan suatu dokumen transendental seperti itu,” jawab Gary Stearman. “Sesungguhnya, ia kekal dalam arti ia melampaui ruang dan waktu dari dimensi kita.”

Musa jelas bergaul langsung dengan Tuhan. Dia ditunjukkan hal-hal yang memutuskan ikatan-ikatan pengetahuan kita. Musa diisi dengan Cahaya Allah.

Daya-hidupnya utuh sekalipun ketika dia berusia 120 tahun dia dibawa ke tempat pemakamannya dalam keadaan sehat-walafiat.

Jadi, Musa adalah seorang penembus waktu. Tapi perjalanannya bukan tanpa maksud. Perjalanannya secara khusus disingkapkan kepada kita sebagai bagian dari jalur waktu penebusan.

Elia

Seperti Henokh, nabi Elia – hidup dalam abad ke-9 s.M. - begitu akrabnya dengan Tuhan sehingga dia diangkat hidup-hidup ke sorga. Perjalanannya menembus dinding dimensional ini bisa kita baca dalam 2 Raja-Raja 2:1, 10 dan 11. Kedua ayat pertama menjelaskan caranya Allah menaikkan Elia ke sorga: “dalam angin badai” (ayat 1) dan dengan “kereta berapi dengan kuda berapi yang memisahkan” Elia dan Elisa (ayat 10). Pada ayat 11, kita baca: “Sedang mereka berjalan-jalan sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.”

Jelas, Elia menjadi seorang penembus waktu ketika dia menaiki kereta berapi. Dinding dimensional ditembusi ketika dia terpisah dari Elisa dan memasuki dimensi sorga. Elia punya akses ke seluruh jalur waktu, akses yang diperoleh bagi pelayanan Allah yang sebelumnya dilakukan Elia di dunia.

Yehezkiel

Yehezkiel, salah seorang dari nabi-nabi utama Israel kuno abad ke-6 s.M., bepergian berkali-kali ke masa depan. Perjalanannya ke masa depan mencakup penglihatannya tentang berkumpulnya kembali bangsa Israel dan gambaran yang paling rinci dari semua kitab dalam Alkitab tentang pertempuran modern. Dia melihat invasi ke Israel masa depan oleh “Gog di tanah Magog” (Yehezkiel 38:2). Nubuatnya begitu lengkap sehingga Yehezkiel tampaknya menyampaikan suatu laporan pandangan mata. Dia melihat pasukan yang menyerang “muncul seperti angin badai dan datang seperti awan yang menutupi seluruh bumi . . . (Yehezkiel 38:9). Dia melihat kekalahan Gog, dan menawarkan kepada kita suatu pemandangan tentang tempat pemakaman yang sangat luas di “Lembah Khalayak Ramai Gog” (Yehezkiel 39:11, 15). Kalau dia melihat peristiwa-peristiwa akibat pertempuran modern di Israel masa depan itu, dia pasti ada di sana jauh sebelum nubuatnya akan digenapi.

Akal budi “modern” mungkin berkeberatan atas pernyataan ini. Maklum, kita punya televisi dan bisa “melihat” sesuatu pada suatu jarak. Barangkali, Yehezkiel melihat pertempuran masa depan ini pada sejenis layar televisi angkasa. Sesungguhnya, Alkitab mengatakan Yehezkiel dibawa ke dalam dunia rohani, tempat dia memang melihat masa depan. Dia ada di sana.

Dalam pasal 40 sampai dengan 48, dia mengatakan bahwa “kekuasaan TUHAN meliputi aku dan dibawa-Nya aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah Israel” (Yehezkiel 40:1-2), termasuk ke Yerusalem. Di kota ini, dia melihat kota ini dan Bait Allah Ketiga di masa depan.

Pasal 41 mulai: “Kemudian dibawanya aku ke dalam ruang besar Bait Suci . . .” (ayat 1). Pasal 42 memberi kita suatu pemandangan yang lain: “Lalu dibawanya aku ke pelataran luar bagian utara dan dibawanya aku ke bilik-bilik sebelah utara . . .” (ayat 1). Pasal 43 menyatakan: “Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaitu pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur” (ayat 1)

Akhirnya, Yehezkiel dibawa ke suatu titik yang menguntungkan. Titik ini memampukannya melihat sebuah sungai air yang mengalir dari Bait Allah itu. Titik tempat dia berdiri tidak sekadar suatu lokasi geografik. Sesungguhnya, titik itu adalah suatu koordinat ruang dan waktu. Titik menguntungkan Yehezkiel bergeser secara progresif untuk memampukannya melihat apa yang Tuhan kehendaki supaya dia lihat. Dia ada di sana sebagai seorang penembus waktu. Tujuannya adalah untuk menawarkan kepada Israel pengharapan yang datang bersama dengan kepastian tentang pembangunan Bait Allah Ketiga.

Daniel

Nabi Daniel adalah seorang visioner yang hidup dalam pengasingan di Babilonia kuno abad ke-6 s.M. Sebagai visioner, dia diperbolehkan Allah untuk bepergian dalam dimensi sorgawi.

Dalam penglihatan-penglihatannya pada malam hari, dia diperbolehkan melihat penyingkapan peristiwa-peristiwa masa depan. Ini mencakup susunan geopolitik dari kerajaan-kerajaan kafir masa depan, dan dua nubuat khusus tentang Antikristus. Nubuatnya yang pertama menguraikan secara rinci tujuh puluh minggu dan “Pembinasa yang keji.” Nubuatnya yang kedua menghubungkan dia kepada masa Alexander Agung dan Kaum Seleusid.

Apakah Daniel seorang “penembus waktu”? Ya, kalau orang menafsirkan penglihatan-penglihatannya sebagai perjalanan-perjalanan ke luar dari tubuhnya. Dalam kasus Daniel, dia “melihat” masa depan, tapi tampaknya tidak mengunjunginya. Seorang utusan malaikat datang padanya dan menuntun penglihatannya yang terakhir tentang masa depan.

Yesus

Akan tetapi, visi-visinya dikukuhkan dalam Perjanjian Baru oleh Yesus, diperkirakan lahir tahun 4 Masehi dan wafat sekitar 30 tahun kemudian karena penyaliban-Nya oleh pemerintah Roma kuno di Yudea. Sebagai Putera Allah, Yesus sudah hadir dalam semua peristiwa masa depan itu. Ketika lahir di dunia, Yesus menunjukkan dua sifat: Dia punya sifat manusiawi dan ilahi. Dalam kemanusiaan-Nya, Dia terkunci selama suatu jangka waktu yang singkat dalam kedagingan tubuh-Nya. Dalam keilahian-Nya, Dia Mahahadir. Dengan penuh kuasa, Dia berbicara tentang masa depan: “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel – para pembaca hendaklah memperhatikannya – maka orang-orang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan” (Matius 24:15, 16). Di sini, Dia mengukuhkan kebenaran dari penglihatan Daniel dengan pengetahuan-Nya sendiri yang pasti tentang peristiwa-peristiwa masa depan. Yesus memang pernah di sana.

PengetahuanNya yang pasti tentang masa depan nyata dari kata-kata-Nya kepada murid-murid-Nya. Kepada mereka, Dia pernah berkata: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya” (Matius 16:28).

Yesus, Musa dan Elia

Dalam kisah tentang Transfigurasi, kita memerhatikan bahwa dimensi sorgawi menunjukkan hakekat yang tidak ada di dunia tridimensional kita. Pada suatu hari, Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudaranya, “dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mereka: wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan dia” (Matius 17:1-3). Di puncak gunung itulah Yesus bertemu dengan Musa dan Elia yang datang ke sana melalui perjalanan menembus waktu. Perubahan wajah dan pakaian Yesus menunjukkan kondisi yang berasal dari dimensi sorgawi. Tapi Matius tidak menjelaskan bagaimana sampai ketiga murid Yesus mengenal kedua tamu sorgawi Yesus sebagai Musa dan Elia, dua orang nabi Israel masa purba yang hidup dan wafat jauh sebelum mereka lahir. Apa pun juga Transfigurasi itu menunjukkan bahwa untuk sejenak masa lampau, masa kini, dan masa depan digabungkan menjadi suatu masa kini yang kekal.

Yohanes

Yohanes adalah penulis Kitab Wahyu, kitab terakhir dalam Perjanjian Baru. Dia menulis kitab ini sekitar tahun 95 Masehi ketika dia sudah berusia lanjut dan hidup sebagai seorang hukuman Roma kuno di Patmos, sebuah pulau di Laut Aegea, barat-daya Turki masa kini. Sebagai penembus waktu yang terakhir dari para tokoh alkitabiah yang menembus dinding dimensional, Yohanes diangkat secara jasmani ke dalam dimensi sorgawi dan diizinkan untuk menyaksikan masa penyesakan orang Kristen, Kerajaan Allah di Bumi, dan kemuliaan dari Bumi yang dipulihkan. Perjalanannya dimulai ketika Kristus yang bangkit dari maut muncul padanya, dan memberinya serangkaian pesan pada tujuh gereja khusus.

Lalu, dia secara utuh diperbolehkan melewati sebuah pintu dimensional. Sementara ini terjadi, dia diantar ke dalam dunia yang kekal tempat masa depan bisa dilihat dari berbagai macam sudut-pandang.

Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang (Wahyu 4:1-2).

Roh Yohanes, dalam persekutuan dengan Roh Tuhan, kini bergerak ke ruang takhta ilahi untuk suatu prosedur formal. Prosedur ini akan menyingkapkan serangkaian penghakiman atas dunia orang-orang kafir. Anak Domba Allah mengambil sebuah kitab yang dimeteraikan, dan mulai membukanya, dan sebagai akibatnya melepaskan murka sorga atas umat manusia yang tidak bertobat dan berdosa.

Yohanes adalah seorang saksi mata dari peristiwa ini. Dia melaporkannya sementara ia tersingkap. Tapi dari perspektif kita, peristiwa itu belum terjadi. Yohanes memang benar-benar bepergian ke masa depan dalam waktu.

Sementara meterai-meterai itu dibuka satu demi satu, Yohanes melihat Antikristus, perang, kelaparan, dan wabah penyakit. Lebih penting, dia melihat Keduabelas Suku Israel yang tengah berjuang mengatasi pencobaan yang didatangkan atas mereka oleh Setan dan Antikristus.

Dia juga melihat orang-orang kudus dari masa kesesakan itu dan perjuangan-perjuangan yang mereka lakukan ketika sistem Antikristus muncul dan berkuasa. Lalu, dia menyaksikan kehancuran Babel dan Kedatangan Yang Kedua Kali yang berjaya dari Kristus.

Penghakiman-penghakiman ini muncul dalam tiga perangkat dari tujuh: meterai, sangkakala, dan pencobaan-pencobaan. Menurut berbagai penafsiran, penghakiman-penghakiman ini mencakup gempa bumi, bencana dari luar angkasa, gerombolan-gerombolan orang jahat, penyakit-penyakit, pergeseran kutub, dan keretakan global. Ketiga perangkat dari tujuh itu semuanya berisi unsur-unsur dari penghakiman-penghakiman ini.

Sudut-pandang Yohanes sebagai seorang penembus waktu – yang dituntun oleh Roh Tuhan – dicapai dengan suatu maksud. Seperti para nabi dari Perjanjian Lama, Yohanes mendapat penglihatan-penglihatan tentang peristiwa-peristiwa yang akan menyampaikan suatu pesan khsus kepada mereka yang akan mempelajari cerita Alkitab ini.

Jadi, Yohanes dituntun dengan pesan tentang penghakiman, pemulihan dan damai-sejahtera yang kekal. Tapi timing relatif yang tepat dari peristiwa-peristiwa ini masih belum bisa dipastikan.

Bagian dari Ruang Hiper

Uraian Gary Stearman membatasi ruang hiper pada perjalanan menembus waktu yang dilakukan beberapa orang tokoh alkitabiah. Tersirat dari uraian ini penerapan ruang hiper – khususnya, dimensi-dimensi yang lebih “tinggi,” alam semesta paralel, lubang-lubang cacing, non-lokalitas, dan dimensi-dimensi spiritual – oleh para penembus waktu dalam Alkitab.

31. Para Tokoh Alkitabiah Menembus Waktu? (1)

Gary Stearman, seorang pendeta Kristen asal AS, menulis sebuah buku, Time Travelers of the Bible. Di dalamnya, dia membahas berbagai contoh perjalanan waktu oleh berbagai tokoh alkitabiah.

Sebelum menjadi pendeta, Gary seorang pilot pesawat terbang. Dia lahir dari keluarga penerbang. Selama PD II, AS memproduksi sekitar 8.500 pesawat tempur Stearman Model 75, diberi kode PT-17 oleh militer AS. Masa kini, Stearman dikenal sebagai pesawat ganda, "bentuknya seperti sebuah truk" tapi terbangnya "seperti seorang malaikat." Ada 3.000 pesawat ganda ini yang masih dipakai. Ringkasan ini menunjukkan bahwa keluarga Gary Stearman yang nama marganya diabadikan pada pesawat tempur dan sipil di AS tadi adalah keluarga terkenal.

Untuk membuktikan bahwa Alkitab berbicara juga tentang perjalanan menembus waktu, Stearman membicarakan juga dalam bukunya tadi teori ilmu fisika tentang ruang hiper, seperti yang dibahas Dr. Michio Kaku. Dia menyebut Michio Kaku seorang “fisikawan yang brilian” dan penulis Hyperspace.

Untuk membahas ruang hiper, Stearman membatasi diri pada perjalanan menembus waktu (time travel), menurut Alkitab. Tapi dia mulai dengan menyoroti pandangan ilmuwan sekuler tentang perjalanan ini kemudian membatasi dirinya pada perspektif alkitabiah tentang perjalanan ini.

Pandangan Sekuler

Menurut pandangan sekuler, demikian Stearman, perjalanan menembus waktu “melibatkan penerobosan dinding antara dimensi kita dan dimensi-dimensi lain.” Para fisikawan mengatakan ada sepuluh dimensi dan bahkan lebih dari pada itu dalam alam semesta.

Dalam bagian akhir bukunya, Hyperspace, Dr. Michio Kaku memperkirakan bahwa peradaban-peradaban yang maju di alam semesta sudah menguasai perjalanan menembus waktu. Kalau mereka sudah punya penguasaan ini, mereka dipastikan sudah mampu memanfaatkan jumlah energi besar-besaran untuk mengadakan perjalanan menembus waktu. Seberapa besarnya jumlah energi itu? Itu setara dengan energi satu galaksi yang terdiri dari sekian miliar bintang!

Menurut Kaku, kemampuan manusia di bumi untuk mengadakan perjalanan menembus waktu belum bisa diwujudkan dalam jangka waktu yang dekat. Peradabannya belum semaju peradaban-peradaban lain di alam semesta yang diperkirakan sudah menguasai iptek tentang perjalanan menembus waktu.

Meskipun demikian, gagasan dan imajinasi tentang perjalanan menembus waktu sudah dipikirkan dan dibayangkan manusia. Para ahli ilmu fisika teoritis seperti Michio Kaku sudah membahas berbagai gagasan ilmiah tentang perjalanan menembus waktu. Kemudian, berbagai karya sastra – seperti The Time Machine karya H.G. Wells – dan film-film rekaan ilmiah – seperti serial Back to the Future yang disutradarai Steven Spielberg dari Amerika Serikat – sudah memberikan pemerian yang imajinatif tentang perjalanan menembus waktu. Jadi, perjalanan menembus waktu memang ada sebagai ide dan imajinasi di dalam dan melalui akal budi manusia di Bumi.

Untuk mampu menguasai iptek tentang perjalanan menembus waktu, Dr. Michio Kaku mensyaratkan bahwa manusia harus menguasai lebih dahulu pemanfaatan dimensi kesepuluh. Anda ingat dari penjelasan sebelumnya bahwa sejak terjadinya Dentuman Besar, alam semesta yang semulanya dasadimensional retak menjadi dua bagian: alam semesta caturdimensional yang kita alami sekarang dan alam semesta saddimensional yang tergulung menjadi lebih kecil dari pada sebuah atom. Suatu waktu di masa depan, manusia akan menggali atau memperlebar alam semesta saddimensional ini menjadi semacam terowongan untuk mengadakan perjalanan menembus waktu ke planet-planet dan galaksi-galaksi, termasuk ke Bima Sakti. Tapi manusia belum punya iptek yang memampukannya menambang energi sebanyak satu galaksi untuk membuka alam semesta saddimensional itu. Meskipun demikian, kemampuan untuk menambang energi itu ada di masa depan yang jauh.

Bagaimanakah caranya menguasai dimensi kesepuluh? Apakah manusia bisa menguasainya?

Kaku menjelaskan: “Untuk menjadi penguasa dimensi kesepuluh, kita entah berjumpa dengan kehidupan yang cerdas di dalam galaksi yang sudah mampu menambang tingkat-tingkat energi yang sangat besar ini, atau kita berjuang selama beberapa ribu tahun sebelum kita sendiri mencapai kemampuan ini. Misalnya, mesin-mesin peremuk atom atau akselerator-akselerator partikel kita masa kini bisa meningkatkan energi sebuah partikel melebihi 1 triliun volt elektron (yaitu energi yang diciptakan kalau sebuah elektron diakselerasi oleh 1 triliun volt). Akselerator paling besar sejauh ini berlokasi di Jenewa, Swis, dan dijalankan oleh suatu konsorsium dari 14 negara Eropa. Tapi energi ini memudar di depan energi yang diperlukan untuk menembus ruang hiper: 1019 miliar volt elektron, atau sekuadriliun kali lebih besar dari pada energi yang bisa dihasilkan di SSC (Superconducting Super-Collider).” Jadi, perjalanan menembus waktu belum bisa dilakukan manusia karena ketidakmampuannya menemukan kekuatan atau energi yang cukup untuk menguasai dimensi kesepuluh.

Pandangan Alkitabiah

“Dari manakah manusia memperoleh gagasan tentang perjalanan menembus waktu?” tanya Stearman. Jawabannya mencengangkan: “Ilham untuk itu berasal dari Alkitab!”

Lalu, apa pandangan alkitabiah tentang perjalanan menembus waktu? “Alkitab sebenarnya memerikan gagasan struktural yang persis sama [dengan pandangan sekuler],” jawab Gary Stearman. “Barangkali kebenaran paling fundamental dari keberadaan kita ialah bahwa [sang Pencipta] berdiri di luar dinding-dinding dimensional dari dunia kita. Dia melampaui ukuran panjang, lebar, tinggi, waktu, dan dimensi-dimensi lain apa pun yang akhirnya akan ditemukan para matematikawan kita. Dia menciptakan semuanya. Dia bepergian menembus semuanya secara bebas.”

Stearman selanjutnya memakai teori ilmu fisika tentang perjalanan antar alam semesta paralel untuk menjelaskan kuasa Tuhan. Dia menyebut alam semesta paralel sebagai “dimensi paralel” dan lubang cacing sebagai “jembatan” atau “terowongan.” Kalau perjalanan menembus waktu adalah suatu jembatan atau terowongan antara dimensi-dimensi paralel, maka suatu lompatan waktu dimungkinkan, asal ada cukup energi. Menurut Michio Kaku, energi untuk menguasai dan memanfaatkan dimensi kesepuluh setara dengan energi satu galaksi. Apakah Tuhan perlu menambang energi ini lebih dahulu pada salah satu galaksi ciptaan-Nya sebelum Dia memanfaatkannya untuk mengadakan perjalanan menembus waktu atau memampukan tokoh-tokoh alkitabiah tertentu mengadakan perjalanan menembus waktu? Tidak perlu, jawab Gary Stearman. “Tuhan memiliki energi itu.”

Apakah kekuatan Tuhan berarti Dia – seperti manusia – bagian dari waktu? Tidak, jawab Gary Stearman. Dia berada di luar “jalur waktu,” katanya. Manusia berada “pada jalur itu, atau di dalamnya.” Tuhan sebaliknya berada di luar jalur waktu, dan mampu melihat sebagian atau seluruh waktu sesuai kehendak-Nya.

Hakekat Tuhan seperti ini, menurut Stearman, dinyatakan, misalnya, dalam Yesaya 46:9-10. “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan . . . .”

Dalam peringatan yang terkenal ini kepada bangsa Israel, Tuhan meminta mereka mengingat akan semua yang sudah Dia lakukan bagi mereka. Bukan itu saja. Dia juga menyatakan Dirinya Sendiri sebagai Tuhan atas waktu itu sendiri.

Dalam ayat-ayat tadi, Allah meminta Israel mengingat akan “hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala.” Ini adalah hal-hal dari kekekalan. Dia meminta Israel mengingat akan hal-hal yang kekal, bukan berhala-berhala yang bersifat sementara di Bumi. Seperti yang kita perhatikan dari Kitab Kejadian 1:1, Allah menciptakan awal dan akhir segala sesuatu.

Dari sudut-pandang kita, Tuhan berbicara tentang suatu jalur waktu. Akan tetapi, dari perspektif-Nya, unsur-unsur sepanjang jalur itu hanyalah segi-segi dari maksud-maksud-Nya yang lebih besar. Karena Dia adalah Pencipta, Dia bisa muncul pada titik apa pun sepanjang jalur yang kita sebut “waktu.” Dengan kata lain, “sementara Dia tetap dalam dimensi alami-Nya, Dia bisa menyisipkan Dirinya Sendiri pada titik apa pun pada dimensi yang di dalamnya kita terbatas. Dia menegaskan bahwa Dia unik; Dia adalah titik yang menetapkan titik dalam alam semesta.”

Selanjutnya, Allah menyatakan peristiwa-peristiwa penebusan dari dunia kita. Peristiwa-peristiwa ini berasal dari sejarah paling purba sampai dengan sejarah masa depan yang jauh. Maksud-maksud-Nya akan diwujudkan dan kehendak-Nya akan berdaulat.

Sebagai Tuhan atas waktu, Dia bisa “bepergian” menuju titik apa pun dalam sejarah – masa lampau, masa kini, atau masa depan. Sebenarnya, Dia sama sekali tidak bepergian. Dia Mahahadir; karena itu, Dia ada di mana pun pada waktu yang sama.

Jadi, apa makna sesungguhnya dari pandangan alkitabiah tentang perjalanan menembus waktu? Itu “cuma suatu pandangan lain tentang Allah,” jawab Stearman. “Dengan kata lain, untuk bepergian dalam waktu, orang harus diperbolehkan untuk bepergian dalam waktu, dan Tuhan, Sendiri, adalah Penunggu pintu [waktu].”

Rencana Penebusan Allah

“Jalur waktu Allah bertujuan,” Gary Stearman menegaskan. “Sejarah alam semesta kita, sejauh kita diperbolehkan melihatnya, diabdikan pada penebusan dan pemulihan.”

Musa dan para nabi lain dari Israel purba menyatakan bahwa masa lampau dan depan yang jauh dijalin bersama-sama bagi maksud Allah. Pernyataan mereka menunjukkan bahwa mereka tahu tentang “perjalanan menembus waktu.”

Mengapa tujuan dari jalur waktu Allah adalah untuk penebusan dan pemulihan? Sebabnya ada pada “asas utama semua ciptaan,” jawab Stearman. “Asas utama semua ciptaan adalah memperbaiki [kerusakan pada ketertiban sorgawi] yang dimulai ketika . . . Setan menumbangkan ketertiban sorgawi.” Dia menimbulkan gelombang kehancuran yang menyebar ke segala penjuru, termasuk ke planet Bumi. “Dengan cara yang sungguh nyata, jalur waktu alkitabiah yang mulai dengan Penciptaan dan berakhir dengan kesempurnaan ada hanya untuk menggenapi kehendak Allah.”

Penggenapan kehendak Allah mengatasi dan melibatkan ruang-waktu dan dimensi-dimensi apa pun. Allah adalah penguasa ruang dan waktu. Dia juga penguasa semua dimensi dalam ruang hiper, yang sudah dan akan diketahui. Dia di luar dimensi-dimensi ini. Akan tetapi, sesuai kehendak-Nya yang berdaulat, Dia juga bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari dimensi-dimensi ini. Jelaslah bahwa penggenapan kehendak Allah tidak hanya mentransendensi ruang-waktu dan dimensi-dimensi lain yang lebih “tinggi” tapi juga bersifat imanen karena tidak terpisahkan dari semua macam dimensi ini.

Beberapa Tokoh Alkitabiah sebagai Penembus Waktu

Alkitab menunjukkan bahwa perjalanan menembus waktu memang terjadi berkali-kali. Mereka yang diperbolehkan Allah mengadakan “perjalanan” menembus waktu kami singkatkan dengan istilah “penembus waktu,” suatu terjemahan agak longgar dari istilah bahasa Inggris, “time travelers.” Dalam Perjanjian Lama, mereka mencakup Adam, Henokh, Musa, Elia, Yehezkiel, dan Daniel. Dalam Perjanjian Baru, mereka adalah Musa, Elia, Yesus, dan Yohanes.

(Tentu ada lebih banyak tokoh alkitabiah lain – seperti Metusalah, Yesaya, Yeremia, dan Paulus – yang juga diperbolehkan Tuhan mengalami perjalanan menembus waktu. Daftar tadi hanya sebagai contoh penjelasan.)

Menurut Gary Stearman, perjalanan menembus waktu menurut Alkitab selalu diadakan dengan suatu maksud. Maksud itu selalu diarahkan ke masa depan. Tampaknya tidak ada contoh yang di dalamnya Allah memperbolehkan tokoh-tokoh alkitabiah bepergian ke masa lampau.

Mereka mampu bepergian menembus waktu ke masa depan karena Allah adalah Tuhan dari kekekalan. Dengan demikian, mereka terhubungkan dengan sumber informasi yang sejati tentang masa depan.

Dalam penjelasannya tentang perjalanan tokoh-tokoh alkitabiah menembus waktu, Gary Stearman sering memakai istilah “dinding dimensional.” Dinding inilah yang ditembusi para penembus waktu ini. Frasa ini menyiratkan ruang hiper, terutama dimensi-dimensi yang lebih “tinggi” dari pada alam semesta caturdimensional kita yang mencakup ruang dan waktu. Ini bisa juga mengacu pada alam semesta paralel, dimensi yang beraneka ragam (multiple), atau realitas yang beraneka ragam. Akan tetapi, fenomena perjalanan menembus waktu dalam Alkitab bisa saja melibatkan dimensi-dimensi atau realitas lain yang belum ditemukan ilmu fisika modern.

30. Rancangan Sebuah Mesin Waktu

Bagaimana memakai sebuah mesin waktu? Anda yang pernah membaca The Time Machine, novel tenar karya H.G. Wells dari Inggris, atau menonton versi filmnya, pasti tahu prosesnya. Sesudah mesin waktu versi Wells selesai dibuat, “pilot” mesin itu duduk di sebuah kursi di ruang tamu, memutar-mutar beberapa tombol, melihat cahaya yang berkedip-kedip, dan menyaksikan panorama yang luas sekali dari sejarah, termasuk beberapa perang dunia yang destruktif, naik dan runtuhnya peradaban-peradaban yang besar, atau hasil-hasil keajaiban ilmiah masa depan.

Mesin Waktu Gagasan Kip Thorne

Tapi mesin waktu menurut rekaan ilmiah Wells tadi berbeda dengan salah satu versi Kip Thorne. Mesin waktu versi Thorne terdiri dari dua kamar, setiap kamar berisi dua lempeng logam yang sejajar. Lalu, medan listrik yang kuat sekali diciptakan di antara pasangan lempeng ini. Medan listrik ini lebih besar dari apa pun yang bisa dihasilkan teknologi abad ke-20 dan masa kini. Akan tetapi, ukuran medan listrik seperti inilah yang mampu menyobek jalinan ruang-waktu, dan menciptakan sebuah lubang dalam ruang angkasa, lubang yang menghubungkan kedua kamar tadi. Selanjutnya, satu kamar ditempatkan di dalam sebuah kapal ruang angkasa yang digerakkan roket dan kecepatannya dipacu sampai mendekati kecepatan cahaya, sementara kamar yang lain tetap ada di bumi. Sebuah lubang cacing bisa menghubungkan dua kawasan ruang angkasa dengan waktu yang berbeda; karena itu, sebuah jam di kamar yang pertama berdetik lebih lambat dari jam di kamar yang kedua. Waktu berlalu pada tingkat yang berbeda pada kedua ujung lubang cacing; karena itu, siapa pun yang jatuh ke dalam salah satu ujung lubang cacing itu akan segera terlontar memasuki masa lampau atau masa depan.

Sebuah mesin waktu yang lain dibayangkan juga oleh Thorne dan rekan-rekannya. Kalau materi aneh-aneh bisa ditemukan dan dibentuk seperti logam, maka bentuk mesin waktu yang dipandang ideal adalah sebuah silinder. Seorang manusia berdiri di pusat silinder. Materi eksotik itu lalu melengkungkan ruang dan waktu di sekitar silinder itu, dan menciptakan sebuah lubang cacing yang menghubungkan suatu bagian yang jauh dari alam semesta dengan waktu yang berbeda. Di pusat pusaran itu terdapat seorang manusia, yang kemudian mengalami tekanan gravitasional tidak lebih dari 1 g ketika dia kemudian dihisap ke dalam lubang cacing itu dan menemukan dirinya sendiri di ujung lain dari alam semesta.

Memanfaarkan energi negatif

Sepintas lalu, penalaran matematik Thorne tanpa cela. Persamaan-persamaan Einstein memang menunjukkan bahwa pemecahan-pemecahan melalui lubang cacing mengizinkan waktu berlalu pada tingkat yang berbeda di setiap ujung lubang cacing, sehingga perjalanan menembus waktu, pada prinsipnya, bisa diadakan. Untuk itu, yang pertama-tama harus diciptakan adalah lubang cacing. Akan tetapi, masalah utama yang segera disadari Thorne dan kedua koleganya adalah bagaimana memanfaatkan energi yang cukup untuk menciptakan dan mempertahankan sebuah lubang cacing dengan memakai materi eksotik atau aneh-aneh.

Biasanya, salah satu prinsip dasar dalam ilmu fisika elementer ialah bahwa semua benda punya energi positif. Benda-benda ini mencakup molekul yang bergetar, mobil yang bergerak, burung yang terbang, dan roket yang membubung tinggi. (Menurut definisi, kevakuman yang kosong dari ruang angkasa punya energi nol.) Akan tetapi, kalau kita bisa menghasilkan benda dengan “energi-energi negatif” (yaitu, sesuatu yang punya suatu isi energi kurang dari kevakuman tadi), maka kita boleh jadi mampu menghasilkan konfigurasi atau bentuk yang aneh-aneh dari ruang dan waktu yang di dalamnya waktu dilengkungkan menjadi sebuah lingkaran.

Konsep ini agak sederhana tapi penamaan ilmiahnya oleh Kip Thorne dan kawan-kawannya kedengaran rumit: averaged weak energy condition, disingkat AWEC. Thorne berhati-hati untuk menunjukkan bahwa AWEC harus dilanggar; energi untuk sementara harus menjadi negatif agar perjalanan menembus waktu berhasil. Akan tetapi, energi negatif, berdasarkan sejarah iptek, sudah menjadi sesuatu yang sangat dibenci oleh kaum relativis. Mereka menyadari energi negatif punya kemungkinan menimbulkan antigravitasi dan sejumlah gejala fisikal lain yang belum pernah dilihat secara eksperimental.

Teori kuantum: sumber energi negatif

Tapi Thorne cepat menunjukkan bahwa ada suatu cara untuk memperoleh energi negatif: melalui teori kuantum. Pada tahun 1948, fisikawan Belanda Hendrik Casimir menunjukkan bahwa teori kuantum bisa menciptakan energi negatif.

160px-Hendrik_Brugt_Gerhard_Casimir

Prof. Dr. Hendrik Casimir

Ambillah dua lempeng logam paralel yang luas dan tak bermuatan. Biasanya, akal sehat mengatakan kedua lempeng ini, karena Asas Ketakpastian Heisenberg, sebenarnya sarat dengan kegiatan, dengan triliunan zarah dan anti-zarah yang secara terus-menerus muncul dan lenyap. Triliunan pasangan partikel yang saling berlawanan ini tidak diketahui asal-muasal munculnya dan lenyap dalam kevakuman. Karena zarah-zarah dan anti-zarah ini berlalu begitu cepat, mereka, banyak kali, tidak bisa diamati, dan mereka tidak melanggar hukum-hukum ilmu fisika apa pun. “Partikel-partikel maya” ini menciptakan suatu forsa tarik bersih antara dua lempeng ini yang oleh Casimir diramalkan bisa diukur.

Untuk mengingatkan Anda kembali, Asas Ketakpastian Heisenberg adalah suatu asas teori kuantum. Asas ini menyatakan bahwa ada pasangan kuantitas seperti suatu lokasi dan kecepatan zarah yang tidak bisa diketahui secara serempak dengan ketepatan yang mutlak. Asas ketakpastian menetapkan suatu batas pada sebaik apakah sepasang kuantitas seperti itu bisa diketahui. Dalam prakteknya, ini berarti kalau kecepatan suatu partikel diketahui secara tepat, kita tidak mungkin tahu di mana partikel itu berada. Sebaliknya, kalau kita tahu lokasi partikel itu dengan pasti, kecepatannya tidak diketahui. Dengan membatasi apa yang bisa kita tahu, asas ketakpastian Heisenberg menetapkan suatu “kekaburan” pada alam. Kalau kita melihat terlalu dekat, segala sesuatu kabur seperti suatu gambar koran yang melebur menjadi titik-titik yang tidak berarti.

Ketika Casimir menerbitkan makalahnya untuk pertama kali, makalah itu berhadapan dengan kesangsian yang sangat besar. Maklumlah, bagaimana mungkin dua benda yang netral secara elektrik bisa saling menarik, dan dengan demikian melanggar hukum listrik klasikal yang lazim? Ini tidak pernah didengar. Akan tetapi, pada tahun 1958, seorang fisikawan lain asal Belanda M.J. Sparnaay mengamati efek ini dalam laboratorium, persis seperti yang sudah diramalkan Casimir. Sejak itu, efek ini dinamakan efek Casimir.

Suatu cara untuk memanfaatkan efek Casimir adalah dengan menempatkan dua lempeng sejajar pengantar energi yang luas di tempat masuk setiap lubang cacing. Dengan cara demikian, kita bisa menciptakan energi negatif di ujung lubang cacing itu.

Mesin waktu Thorne tampak menjanjikan

Menjelang akhir abad ke-20, mesin waktu yang digagaskan Kip Thorne dan kedua rekannya tampaknya menjanjikan. Semua sepakat faktor penentu adalah menghasilkan suatu teori gravitasi yang benar-benar dikuantisasi untuk memecahkan secara tuntas hambatan-hambatan terhadap realisasi pembuatan mesin waktu. Misalnya, Stephen Hawking menunjukkan bahwa radiasi yang dipancarkan di tempat masuk ke lubang cacing akan sangat besar dan akan menyumbang balik pada isi materi-energi persamaan-persamaan matematik Einstein. Umpan balik pada persamaan Einstein akan mendistorsi tempat masuk ke lubang cacing, bahkan barangkali menutupnya untuk selama-lamanya. Akan tetapi, Thorne tidak setuju bahwa radiasi akan cukup untuk menutup tempat masuk itu.

Di sinilah tempatnya teori adidawai masuk. Teori adidawai adalah suatu teori kuantum-mekanikal yang mencakup teori relativitas umum Einstein sebagai suatu bagian perangkat matematik (subset); karena itu, teori adidawai bisa dipakai untuk menghitung koreksi terhadap teori lubang cacing yang asli. Pada dasarnya, teori ini akan memampukan kita menetapkan apakah kondisi AWEC secara fisikal bisa diwujudkan, dan apakah jalan masuk ke lubang cacing tetap terbuka bagi pelancong atau petualang yang menembus waktu untuk menikmati suatu perjalanan ke masa lampau.

Hawking masih belum sepenuhnya setuju dengan gagasan Thorne tentang lubang-lubang cacingnya. Akan tetapi, ini ironis karena Hawking sendiri sudah mengusulkan suatu teori lubang cacing yang baru yang bahkan makin fantastik. Alih-alih menghubungkan masa kini dengan masa lampau, lubang cacing, menurut usulan Hawking, dipakai untuk menghubungkan alam semesta kita dengan sejumlah tak terbatas daru alam semesta paralel!

Mesin Waktu R.L. Mallet

Barangkali, untuk pertama kali, seorang fisikawan Amerika Serikat dari etnik Afrika Amerika ikut “meramaikan” rencana pembuatan mesin waktu. Dialah Dr. Ronald L. Mallet (lahir 1945).

Mallet seorang pakar teori partikel dan medan. Dia juga terkenal karena pemikirannya tentang perjalanan menembus waktu, kosmologi kuantum, dan astrofisika relativistik. Dia tamatan Universitas Negara Bagian Pennsylvania dan Universitas Connecticut, AS.

Apa yang mendorongnya untuk merancang sebuah mesin waktu? Kerinduannya yang sangat dalam dan bertahan lama untuk bertemu kembali dengan ayahnya yang sudah meninggal dunia. Pada usia 10 tahun, Ronald Mallet kehilangan ayahnya yang sangat dikasihinya: dia meninggal dunia pada usia 33 tahun karena serangan jantung.

Kerinduan untuk bertemu kembali dengan ayahnya tampak mendapat suatu jalan ke luar melalui Time Machine karya H.G. Wells. Tapi Ronald hanya membaca versi komik bergambar dari novel rekaan ilmiah terkenal itu.

Dengan diilhami oleh komik bergambar Time Machine, Ronald bertekad untuk kembali dalam waktu untuk menyelamatkan ayahnya. Dia perlu merancang suatu mesin waktu agar tekadnya terlaksana. Gagasan ini lalu menjadi suatu obsesi seumur hidupnya.

Sesudah menjadi seorang fisikawan, Dr. Ronald L. Mallet sudah bekerja cukup lama untuk mewujudkan rencananya membangun sebuah mesin waktu. Teknologi ini akan didasarkan pada sifat-sifat berbentuk cincin dari suatu laser di dalam konteks teori relativitas umum Einstein. Menurutnya, laser dengan energi yang cukup bisa menghasilkan di antaranya CTCs yang akan memampukannya mengadakan perjalanan menembus waktu ke masa depan.

Akan tetapi, gagasan dan rencananya bukan tanpa cela. Berbagai kritik tentang teori dan rencananya sudah diajukan beberapa fisikawan lain.

Anda yang berminat memahami lebih jauh siapa, apa, gagasan dan rencana Dr. Mallet bisa mengakses http://www.youtube.com/. Ketiklah di kotak Search: discovery – first time machine dan Anda akan ditawari beberapa pilihan video. Kliklah versi full (lengkap) dengan judul yang sama dengan yang sudah Anda ketik tadi dan Anda akan menonton sambil mendengarkan penjelasan lebih jauh tentang rencana Dr. R.L. Mallet.

Perjalanan Nabi Alkitabiah Menembus Waktu?

Mencengangkan membaca kleim Stearsman, seorang ahli teologia Kristen asal AS bahwa banyak nabi Israel kuno bahkan sudah mengadakan perjalanan menembus waktu ke masa depan yang jauh! Menurutnya, gagasan ilmu fisika teoritis modern tentang perjalanan menembus waktu sebenarnya dipengaruhi Alkitab! Simaklah argumennya berdasarkan ringkasan sebuah buku khusus tentang perjalanan menembus waktu dalam Alkitab dalam tulisan berikutnya.

12 November 2009

29. Membuat Sebuah Mesin Waktu

Pada tahun 1988, tiga orang fisikawan asal Amerika Serikat mengajukan usulan serius pertama untuk membuat sebuah mesin waktu. Mereka adalah Kip Thorne – dia juga seorang ahli kosmologi - dan Michael Morris dari Institut Teknologi Kalifornia dan Ulvi Yutsever dari Universitas Michigan. Usulan itu berhasil mereka terbitkan dalam Physical Review Letters, suatu majalah ilmiah paling bergengsi di dunia.

kip thorne

Kip Thorne

Lima Keberatan Baku

Untuk mengatasi kesangsian komunitas ilmiah, Thorne dan rekan-rekannya harus menyoroti keberatan baku terhadap pemakaian lubang cacing sebagai mesin waktu. Ada lima keberatan yang harus mereka atasi.

Pertama, forsa gravitasional di pusat sebuah lubang hitam begitu dahsyatnya sehingga pesawat ruang angkasa apa pun akan dicabik-cabik. Secara matematik, lubang hitam punya potensi sebagai mesin waktu; secara praktis, lubang hitam tidak punya kegunaan.

Kedua, lubang cacing boleh jadi tidak stabil. Gangguan-gangguan kecil dalam lubang cacing bisa mengakibatkan jembatan Einstein-Rosen ambruk. Artinya, adanya sebuah kapal ruang angkasa di dalam sebuah lubang hitam akan cukup untuk menimbulkan suatu gangguan yang akan menutup pintu masuk ke dalam lubang cacing.

Ketiga, orang yang bepergian dengan mesin waktu harus melaju lebih cepat dari kecepatan rambatan cahaya untuk menerobos lubang cacing ke sisinya yang lain.

Keempat, efek-efek kuantum akan begitu besarnya sehingga lubang cacing bisa saja menutup dirinya sendiri. Misalnya, radiasi padat-kental yang dipancarkan oleh masuknya mesin waktu ke dalam lubang hitam tidak saja akan membunuh siapa pun yang mencoba memasuki lubang hitam tapi juga bisa menutup pintu masuk ke lubang hitam itu.

Kelima, waktu melambat dalam sebuah lubang cacing dan berhenti total di pusatnya. Artinya, lubang cacing punya ciri yang tidak diinginkan: kalau dilihat dari arah bumi, seorang penumpang mesin waktu di ruang angkasa tampak melambat dan berhenti total di pusat lubang hitam itu. Dia tampak seolah-olah dia membeku dalam waktu. Dengan kata lain, jumlah waktu yang dibutuhkannya untuk menembus sebuah lubang cacing menjadi ananta. Anggaplah bahwa seseorang dengan satu dan lain cara bisa melewati pusat lubang cacing dan kembali ke bumi. Distorsi waktu baginya akan begitu besar sehingga jutaan atau bahkan miliaran tahun bisa berlalu di bumi.

Karena kelima alasan itu, pemecahan dengan memakai lubang cacing sebagai jalan pintas menembus waktu di alam semesta tidak pernah ditanggapi serius oleh para fisikawan. Sampai Thorne, Morris, dan Yurtsever muncul dengan usulan serius mereka dalam majalah ilmiah bergengsi tadi.

Upaya Mengatasi Kelima Keberatan Itu

Upaya Kip Thorne untuk mengatasi kelima keberatan tadi makin kuat melalui suatu cara yang paling aneh. Pada musim panas 1985, Carl Sagan,

carl sagan

Carl Sagan (1939-1996)

seorang ilmuwan dan penulis tenar asal AS tapi berdarah Yahudi, mengirimkan kepada Sagan konsep bukunya yang berikut, sebuah novel berjudul Contact. (Novel yang sudah diterbitkan dan beredar luas secara internasional ini sudah muncul juga dalam versi filmnya, dengan judul yang sama.) Novel ini secara serius menjelajahi pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan politik seputar kemungkinan mengadakan kontak dengan kehidupan lain di luar angkasa. Setiap ilmuwan yang merenungkan pertanyaan tentang kehidupan di luar angkasa harus menghadapi pertanyaan tentang bagaimana mengatasi halangan cahaya. contact

Contact, novel karya Carl Sagan yang memasukkan beberapa gagasan Kip Thorne dan kedua koleganya.

Teori relativitas khusus Einstein secara gamblang melarang perjalanan yang melebihi kecepatan cahaya. Ini berarti bepergian ke bintang-bintang yang jauh dalam sebuah kapal ruang angkasa konvensional bisa membutuhkan ribuan tahun, dan, dengan cara demikian, mengakibatkan perjalanan antar-bintang menjadi tidak praktis. Karena Sagan ingin membuat bukunya seilmiah dan secermat mungkin, dia menulis ke Thorne dan bertanya padanya apakah ada cara apa pun yang bisa diterima secara ilmiah untuk mengelak dari halangan cahaya itu.

contact movie

Potret suatu potongan adegan dalam film “Contact” berdasarkan novel karya Carl Sagan, dengan judul yang sama.

Bekerja ke arah belakang

Permintaan Sagan menimbulkan minat intelektual Thorne. Baginya, itulah suatu permintaan yang jujur, secara ilmiah relevan, bersifat luar biasa, tapi membutuhkan suatu jawaban yang serius. Sifat yang tidak konvensional dari permintaan Carl Sagan ternyata menguntungkan. Keuntungannya, Thorne dan kedua koleganya mendekati permintaan Sagan menurut suatu cara yang paling tidak lazim: mereka menanggapi permintaan itu dengan bekerja ke arah belakang. Biasanya, fisikawan mulai dengan suatu benda astronomik tertentu yang sudah diketahui – seperti sebuah bintang neutron, sebuah lubang hitam, atau Dentuman Besar – lalu memecahkan persamaan-persamaan Einstein untuk menemukan lengkungan ruang angkasa di sekitar benda-benda angkasa itu. Kita ingat, inti persamaan-persamaan matematik Einstein adalah bahwa isi materi dan energi suatu benda menetapkan jumlah lengkungan dalam ruang dan waktu di sekitarnya. Kalau kita berangkat dengan cara ini, kita mendapat jaminan akan menemukan pemecahan-pemecahan atas persamaan-persamaan Einstein bagi benda-benda yang secara astronomik relevan yang kita harap akan kita temukan dalam ruang angkasa.

Akan tetapi, karena pertanyaan Sagan aneh, Thorne dan rekan-rekannya mendekati pertanyaannya dengan bekerja ke arah belakang. Mereka mulai dengan suatu gagasan yang kasar tentang apa yang ingin mereka temukan. Mereka menginginkan suatu pemecahan atas persamaan-persamaan Einstein yang di dalamnya seorang pelancong ruang angkasa tidak akan dicabik-cabik oleh akibat-akibat dahsyat dari medan gravitasional yang sangat kuat. Mereka menghendaki sebuah lubang cacing yang stabil dan tidak tertutup secara tiba-tiba di tengah suatu perjalanan di ruang angkasa. Mereka menghendaki sebuah lubang cacing yang di dalamnya waktu yang dibutuhkan untuk pulang-pergi bisa diukur dalam hari, bukan jutaan atau miliaran tahun di bumi, dan seterusnya. Sesungguhnya, azas yang menuntun mereka adalah bahwa mereka menginginkan seseorang yang bepergian di ruang angkasa mengalami perjalanannya yang menembus waktu secara nyaman kembali ke bumi sesudah kapal ruang angkasa yang dia tumpangi memasuki lubang cacing. Begitu ketiga fisikawan itu memutuskan seperti apa lubang cacingnya, barulah mereka mulai menghitung jumlah energi yang dibutuhkan untuk menciptakan lubang hitam seperti itu.

Peradaban yang secara serampangan maju”

Dari sudut-pandangnya yang tidak ortodoks, mereka secara khusus tidak peduli apakah kebutuhan akan energi itu jauh melampaui kemampuan sains abad ke-20 untuk menyediakannya. Bagi mereka, masalah ini adalah suatu masalah teknik mesin atau rekayasa teknologis yang akan dipecahkan melalui rancangan suatu mesin waktu oleh suatu peradaban masa depan. Mereka ingin membuktikan bahwa gagasan ini secara ilmiah bisa terlaksana, bukan karena ia ekonomis atau di dalam batas-batas sains di bumi abad ke-20.

Dalam majalah ilmiah yang sudah disebutkan, mereka di antaranya menulis, “Kami mulai dengan bertanya apakah hukum-hukum ilmu fisika mengizinkan suatu peradaban yang secara serampangan maju membangun dan memelihara lubang-lubang cacing untuk perjalanan antar-bintang.”

Tentu, frasa kuncinya adalah “peradaban yang secara serampangan maju.” Hukum-hukum ilmu fisika mengatakan kepada kita apa yang mungkin ada, bukan apa yang praktis. Hukum-hukum ilmu fisika terlepas dari apa yang mungkin menjadi ongkos untuk mengujinya. Jadi, apa yang secara teoritis mungkin ada bisa melampaui produk nasional kotor planet bumi. Thorne dan kedua koleganya berhati-hati untuk menyatakan bahwa peradaban imajinatif ini yang bisa menambang tenaga lubang-lubang cacing haruslah “secara serampangan maju” – yaitu, mampu melakukan semua eksperimen yang mungkin ada (sekalipun eksperimen-eksperimen itu tidak praktis untuk penduduk bumi).

Lubang cacing yang bisa dilintangi”

Mereka bertiga sangat senang karena dengan begitu mudahnya mereka segera menemukan suatu pemecahan yang secara mengejutkan sederhana yang memenuhi semua kendala yang ketat. Itu sama sekali bukanlah sebuah lubang hitam yang khas, jadi mereka tidak perlu kuatir tentang semua masalah dicabik-cabik oleh sebuah bintang yang ambruk. Mereka menjuluki pemecahannya “lubang cacing yang bisa dilintangi (transversible wormhole)”, untuk membedakannya dengan pemecahan-pemecahan lubang cacing yang lain yang tidak bisa dilintangi oleh kapal ruang angkasa. Mereka begitu bersemangat karena pemecahannya sehingga mereka menulis kepada Sagan, yang kemudian memasukkan beberapa gagasan mereka ke dalam novelnya.

TimeTravelSiriusWormhole

Suatu gambar tentang pemakaian suatu lubang cacing sebagai suatu jalan pintas untuk bepergian melalui ruang hiper dari Bumi ke Sirius, suatu sistem bintang yang jarak sesungguhnya dari Bumi adalah 90 triliun kilometer! Jarak antara Bumi dan sistem Sirius sejauh 8,6 tahun cahaya, bisa dicapai dalam 8,6 tahun kalau orang bepergian dengan kapal ruang angkasa yang melaju pada kecepatan cahaya. Tapi suatu lubang cacing melalui ruang hiper antara Bumi dan Sirius bisa menyingkatkan secara luar biasa perjalanan ke arah depan atau belakang dalam waktu.

Ternyata, beberapa sifat lubang cacing yang digagaskan Thorne dan rekan-rekannya agak mengejutkan. Suatu perjalanan melewati sebuah lubang cacing yang bisa dilintangi bisa senyaman orang yang terbang dengan pesawat terbang komersial. Forsa gravitasional maksimum yang dialami seorang penumpang kapal ruang angkasa yang melewati sebuah lubang cacing tidak akan melebihi 1 g. Dengan kata lain, bobotnya di kapal ruang angkasa itu tidak akan melebihi bobotnya di bumi. Selanjutnya, pelancong atau petualang luar angkasa itu tidak perlu kuatir tentang lubang cacing yang tertutup selama perjalanannya. Sesungguhnya, lubang cacing Thorne tetap terbuka. Alih-alih memakan waktu sejuta atau semiliar tahun, suatu perjalanan di luar angkasa melalui lubang cacing yang bisa dilintangi bisa dikendalikan. Morris dan Thorne menulis bahwa “perjalanan itu akan benar-benar nyaman dan membuktikan sejumlah atau kira-kira 200 hari,” atau “kurang dari itu.”

Sejauh ini, Thorne menyimak bahwa paradoks-paradoks waktu yang biasanya dijumpai seseorang dalam film-film tidak ditemukan. Misalnya, skenario-skenario film rekaan ilmiah tentang orang yang pergi ke masa lampau dan membunuh dirinya sendiri mengandaikan bahwa CTCs menghasilkan lintasan-lintasan (trajectories) awal dengan multiplisitas nol. Artinya, lintasan-lintasan itu tidak mungkin dihasilkan. Akan tetapi, Thorne sudah menunjukkan bahwa CTCs yang muncul dalam lubang cacingnya sendiri tampaknya menggenapi masa lampau, bukan mengubahnya atau memulai paradoks-paradoks waktu.

Masalah yang Mengganjal

Tentu, ada masalah yang mengganjal pada semua gagasan tadi, dan itulah salah alasan mengapa kita tidak punya mesin waktu masa kini. Langkah terakhir dalam perhitungan Thorne adalah menarik kesimpulan tentang hakekat sesungguhnya dari materi dan energi yang perlu untuk untuk menciptakan lubang cacing hebat karena bisa dilintangi ini. Thorne dan kedua rekannya menemukan bahwa di pusat lubang cacing itu, harus ada suatu bentuk materi “eksotik”, meskipun tidak lazim, tampaknya tidak melanggar hukum-hukum ilmu fisika apa pun yang sudah diketahui. Secara hati-hati, dia mengatakan pada suatu titik di masa depan, para ilmuwan bisa membuktikan bahwa materi eksotik (aneh-aneh) tidak ada. Akan tetapi, di masa kini (dasawarsa 1980-an), materi eksotik tampaknya adalah suatu bentuk materi yang bisa diterima seluruhnya kalau ada yang punya akses pada teknologi yang cukup maju. Secara meyakinkan, Thorne menulis bahwa “dari sebuah lubang cacing tunggal suatu peradaban yang maju secara serampangan bisa membuat suatu mesin untuk perjalanan menembus waktu ke arah belakang.”

Pertanyaan

Apakah sudah ada ilmuwan yang menanggapi ramalannya? Tulisan berikut akan menjawab pertanyaan ini ketika membahas suatu topik baru: rancangan sebuah mesin waktu.

05 November 2009

28. Perjalanan dengan Mesin Waktu (5)

Pada tahun 1963, Ezra Newman, Theodore Unti, dan Louis Tamburino menemukan suatu pemecahan yang baru – dan lebih gila dari pemecahan Godel - atas persamaan matematik Einstein. Pemecahan mereka tidak berdasarkan suatu alam semesta yang berotasi dan berisi debu, seperti yang dikatakan Kurt Godel, tapi yang, di permukaannya, mirip suatu lubang hitam.

CTC dan Perjalanan Menembus Waktu

Sama dengan pemecahan Godel, alam semesta ketiga fisikawan tadi membuka kemungkinan bagi CTC dan perjalanan menembus waktu. Tapi mereka bertiga mengajukan gagasan yang lebih berkembang dari gagasan Godel: ketika mengitari lubang hitam sebanyak 360 derajat, Anda tidak akan berhenti di tempat Anda mulai perjalananmu pertama kali. Yang sebenarnya terjadi, Anda seperti hidup di suatu alam semesta model Riemann; Anda akan kembali pada lembaran lain dari alam semesta. Topologi (ilmu tentang sifat-sifat geometrik) dari suatu alam semesta model Newman-Unti-Tamburino bisa dibandingkan dengan hidup pada suatu tangga rumah berbentuk spiral. Kalau kita bergerak 360 derajat keliling tangga ini, kita tidak akan tiba pada titik yang sama tempat kita mulai bergerak, tapi pada anak tangga lain dari tangga rumah tadi. Hidup dalam suatu alam semesta macam ini akan melampaui mimpi buruk kita yang paling menakutkan karena akal sehat kita menjadi kacau sekali. Sesungguhnya, alam semesta yang aneh ini begitu ekstrimnya sehingga ia segera dijuluki alam semesta NUT; ini bukan saja huruf pertama nama marga ketiga penciptanya melainkan juga suatu kata Inggris sehari-hari untuk menyebut (secara berkelakar) seseorang yang sakit jiwa alias sinting.

ET_Newman

Ezra T. Newman, salah seorang fisikawan yang ikut meneliti kemungkinan mengadakan perjalanan menembus waktu.

Mula-mula, para ahli teori relativitas menolak pemecahan NUT dengan cara yang sama mereka menolak pemecahan Godel. Menurut para relativis, alam semesta kita tampaknya tidak berkembang sesuai cara yang diramalkan pemecahan NUT; karena itu, pemecahan mereka bertiga diabaikan karena alasan eksperimental. Akan tetapi, sesudah beberapa dasawarsa, timbul suatu banjir pemecahan-pemecahan aneh macam itu atas persamaan-persamaan matematik Einstein yang memampukan perjalanan menembus waktu. Di awal 1970-an, Frank J. Tipler dari Universitas Tulane di New Orleans, Amerika Serikat, menganalisis ulang suatu pemecahan tua atas persamaan-persamaan Einstein sebagaimana yang ditemukan W.J. van Stockum pada tahun 1936, bahkan sebelum munculnya pemecahan Godel. Pemecahan ini berasumsi bahwa ada sebuah silinder yang berotasi dan yang panjangnya tak terkira. Secara cukup mengejutkan, Tipler mampu menunjukkan bahwa pemecahan ini pun melanggar kausalitas.

frank j. tipler

Frank J. Tipler

Bahkan pemecahan Roy Kerr, seorang matematikawan Selandia Baru, ditunjukkan sebagai pemecahan yang memungkinkan perjalanan menembus waktu. Pemecahannya mewakili pemerian yang paling realistik secara fisikal tentang lubang-lubang hitam di luar angkasa. Kapal-kapal ruang angkasa yang digerakkan oleh roket dan melewati pusat lubang hitam Kerr (dengan asumsi kapal-kapal itu tidak dihancurkan dalam perjalanannya) bisa melanggar kausalitas.

roy kerr

Roy Kerr

Teori Kerr berawal dari tahun 1963 ketika dia menemukan suatu pemecahan yang tepat atas persamaan-persamaan matematik Einstein. Dia berasumsi bahwa bintang apa pun yang ambruk akan berpusing-pusing. Sebuah bintang yang berotasi akan berakselerasi ketika ia mulai ambruk.

Kerr menemukan bahwa sebuah bintang yang padat dan berotasi tidak ambruk menjadi suatu titik. Yang sebenarnya terjadi, bintang yang berpusing-pusing itu menjadi rata sampai ia akhirnya dipadatkan menjadi suatu cincin, dengan ciri-ciri yang menarik. Seandainya sebuah satelit ditembakkan ke dalam lubang hitam (yang dibentuk oleh sebuah bintang yang ambruk ) dari samping, satelit itu akan mengenai cincin itu dan dihancurkan sama sekali. Masih ada apa yang bisa disebut suatu “cincin maut”, yang mengelilingi pusat lubang hitam itu. Akan tetapi, seandainya sebuah satelit ruang angkasa ditembakkan ke dalam cincin itu dari atas atau bawah lubang hitam itu, satelit itu akan mengalami suatu lengkungan yang luas tapi terbatas; yaitu, forsa gravitasional tidak akan ananta.

Pemecahan Kerr menghasilkan suatu kesimpulan yang agak mengejutkan. Pemecahannya berarti satelit ruang angkasa apa pun yang ditembakkan ke dalam sebuah lubang hitam yang berpusing-pusing sepanjang sumbu rotasinya boleh jadi, secara mendasar, bertahan terhadap medan gravitasional yang sangat besar tapi terbatas di pusat lubang hitam itu. Satelit itu langsung melaju ke alam semesta lain yang mencerminkan alam semesta kita (mirror universe) tanpa dihancurkan oleh lengkungan yang ananta.

Alam semesta cerminan adalah suatu gagasan utama yang berkembang dari teori ilmu fisika kuantum tentang alam semesta paralel. Ilmu fisika kuantum memperkirakan ada alam semesta yang sejajar dengan alam semesta kita. Jumlah alam semesta paralel ini bukan satu melainkan tiga, empat atau bahkan sejumlah yang tak terbatas.

Suatu alam semesta paralel pada dasarnya adalah suatu salinan dari alam semesta kita. Akan tetapi, alam semesta salinan ini agak berbeda dengan alam semesta kita. Suatu teori mengatakan alam semesta yang agak berbeda ini adalah suatu alam semesta cerminan. Ketika Anda melihat dirimu di depan sebuah cermin yang besar, bagian yang berpasangan dari tubuhmu yang tampak di cermin adalah kebalikan dari dirimu yang berdiri di depan cerman. Misalnya, tangan kanan, telinga kanan, dan mata kanan yang Anda lihat di cermin sesungguhnya adalah tangan kiri, telinga kiri, dan mata kiri Anda di luar cermin. Serupa dengan dirimu di luar dan di dalam cermin, alam semesta cerminan berisi kebalikan dari diri Anda, seperti kebalikan dari perilaku dan keputusanmu di alam semesta tempat Anda tinggal. Ketika Anda mengambil suatu keputusan di alam semesta ini, suatu “Anda” di alam semesta cerminan mengambil keputusan yang berlawanan dengan yang Anda ambil di alam semesta asli. Ketika Anda, umpamanya, mengambil keputusan untuk terbang dengan pesawat terbang Garuda dari Jakarta ke Singapura, suatu salinan “Anda” di alam semesta cerminan mengambil keputusan untuk terbang dari Singapura ke Jakarta atau malah tidak terbang Jakarta-Singapura.

Alam semesta cerminan sering divisualisasi dalam film rekaan ilmiah tenar, Star Trek. Anda bisa menonton banyak contoh dari tokoh-tokoh film ini yang ada dalam alam semesta cerminan. Untuk memahami alam semesta cerminan secara audio-visual, cobalah akses www.youtube.com lalu ketik di kotak Search: star trek – a history of the mirror universe. Kliklah Search dan Anda akan dirujuk pada suatu video dengan judul yang sama. Kliklah video itu untuk mendapatkan suatu pemahaman mendasar yang singkat tentang alam semesta cerminan dalam film ini. Tentu ada video lain tentang alam semesta cerminan dari youtube yang bisa Anda klik untuk mendapat pemahaman yang lebih baik tentang alam semesta paralel ini.

Jembatan Einstein-Rosen

Lalu, dengan cara apakah alam semsta kita dan cerminannya dihubungkan? Melalui jembatan Einstein-Rosen, suatu sarana hubungan antara kedua alam semesta tadi dan dinamakan sesuai nama marga Einstein dan rekan sekerjanya, Nathan Rosen. Jembatan ini yang berfungsi sebagai suatu terowongan menghubungkan dua kawasan ruang-waktu; jembatan ini adalah sebuah lubang cacing. Jadi, lubang hitam Kerr adalah suatu pintu gerbang menuju suatu alam semesta yang lain.

einstein-rosenbridge1

Jembatan Einstein-Rosen, sebuah lubang cacing yang menghubungkan dua alam semesta yang berbeda.

Dalam hubungan dengan pemecahan Roy Kerr, para fisikawan segera menemukan bahwa singularitas tipe NUT bisa diselipkan ke dalam lubang hitam atau alam semesta mengembang apa pun. Sesungguhnya, sekarang terbuka kemungkinan untuk mempersiapkan sejumlah tak terbatas dari pemecahan-pemecahan yang tidak sempurna atas persamaan-persamaan matematik Einstein. Misalnya, bisa ditunjukkan bahwa setiap pemecahan lubang cacing atas persamaan-persamaan Einstein bisa memampukan suatu bentuk perjalanan menembus waktu.

wormhole Visualisasi sebuah lubang cacing, secara praktis adalah suatu jembatan Einstein-Rosen.

Menurut relativis Frank Tipler, “pemecahan atas persamaan medan bisa ditemukan yang menunjukkan hampir jenis perilaku aneh apa pun.” Jadi, suatu ledakan pemecahan yang tidak sempurna atas persamaan-persamaan Einstein ditemukan yang pasti akan mengakibatkan Einstein merasa ngeri seandainya dia masih hidup.

Dalam artian tertentu, persamaan-persamaan Einstein seperti suatu kuda Troya. Di permukaan, kuda itu tampak seperti suatu hadiah yang secara ideal bisa diterima karena memberi kita lengkungan karena gravitasi yang bisa kita amati dari cahaya bintang dan suatu penjelasan yang kokoh tentang asal alam semesta. Akan tetapi, di dalam kuda itu bersembunyi semua macam setan dan peri, yang membuka kemungkinan bagi perjalanan antar-bintang melalui lubang-lubang cacing dan perjalanan menembus waktu. Harga yang harus kita bayar untuk mengintai ke dalam rahasia-rahasia paling gelap dari alam semesta adalah keruntuhan secara potensial dari beberapa keyakinan kita yang paling umum tentang dunia kita – bahwa ruangnya hanya berhubungan dan sejarahnya tidak bisa diubah.

Pertanyaan

Tapi pertanyaannya masih tetap ada: Apakah CTC ini bisa ditolak berdasarkan alasan-alasan eksperimental saja, seperti yang dilakukan Einstein, atau apakah seseorang bisa menunjukkan bahwa CTC secara teoritis bisa terlaksana lalu benar-benar membuat suatu mesin waktu? Tulisan berikut akan menjawab pertanyaan ini.