CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

17 November 2009

31. Para Tokoh Alkitabiah Menembus Waktu? (1)

Gary Stearman, seorang pendeta Kristen asal AS, menulis sebuah buku, Time Travelers of the Bible. Di dalamnya, dia membahas berbagai contoh perjalanan waktu oleh berbagai tokoh alkitabiah.

Sebelum menjadi pendeta, Gary seorang pilot pesawat terbang. Dia lahir dari keluarga penerbang. Selama PD II, AS memproduksi sekitar 8.500 pesawat tempur Stearman Model 75, diberi kode PT-17 oleh militer AS. Masa kini, Stearman dikenal sebagai pesawat ganda, "bentuknya seperti sebuah truk" tapi terbangnya "seperti seorang malaikat." Ada 3.000 pesawat ganda ini yang masih dipakai. Ringkasan ini menunjukkan bahwa keluarga Gary Stearman yang nama marganya diabadikan pada pesawat tempur dan sipil di AS tadi adalah keluarga terkenal.

Untuk membuktikan bahwa Alkitab berbicara juga tentang perjalanan menembus waktu, Stearman membicarakan juga dalam bukunya tadi teori ilmu fisika tentang ruang hiper, seperti yang dibahas Dr. Michio Kaku. Dia menyebut Michio Kaku seorang “fisikawan yang brilian” dan penulis Hyperspace.

Untuk membahas ruang hiper, Stearman membatasi diri pada perjalanan menembus waktu (time travel), menurut Alkitab. Tapi dia mulai dengan menyoroti pandangan ilmuwan sekuler tentang perjalanan ini kemudian membatasi dirinya pada perspektif alkitabiah tentang perjalanan ini.

Pandangan Sekuler

Menurut pandangan sekuler, demikian Stearman, perjalanan menembus waktu “melibatkan penerobosan dinding antara dimensi kita dan dimensi-dimensi lain.” Para fisikawan mengatakan ada sepuluh dimensi dan bahkan lebih dari pada itu dalam alam semesta.

Dalam bagian akhir bukunya, Hyperspace, Dr. Michio Kaku memperkirakan bahwa peradaban-peradaban yang maju di alam semesta sudah menguasai perjalanan menembus waktu. Kalau mereka sudah punya penguasaan ini, mereka dipastikan sudah mampu memanfaatkan jumlah energi besar-besaran untuk mengadakan perjalanan menembus waktu. Seberapa besarnya jumlah energi itu? Itu setara dengan energi satu galaksi yang terdiri dari sekian miliar bintang!

Menurut Kaku, kemampuan manusia di bumi untuk mengadakan perjalanan menembus waktu belum bisa diwujudkan dalam jangka waktu yang dekat. Peradabannya belum semaju peradaban-peradaban lain di alam semesta yang diperkirakan sudah menguasai iptek tentang perjalanan menembus waktu.

Meskipun demikian, gagasan dan imajinasi tentang perjalanan menembus waktu sudah dipikirkan dan dibayangkan manusia. Para ahli ilmu fisika teoritis seperti Michio Kaku sudah membahas berbagai gagasan ilmiah tentang perjalanan menembus waktu. Kemudian, berbagai karya sastra – seperti The Time Machine karya H.G. Wells – dan film-film rekaan ilmiah – seperti serial Back to the Future yang disutradarai Steven Spielberg dari Amerika Serikat – sudah memberikan pemerian yang imajinatif tentang perjalanan menembus waktu. Jadi, perjalanan menembus waktu memang ada sebagai ide dan imajinasi di dalam dan melalui akal budi manusia di Bumi.

Untuk mampu menguasai iptek tentang perjalanan menembus waktu, Dr. Michio Kaku mensyaratkan bahwa manusia harus menguasai lebih dahulu pemanfaatan dimensi kesepuluh. Anda ingat dari penjelasan sebelumnya bahwa sejak terjadinya Dentuman Besar, alam semesta yang semulanya dasadimensional retak menjadi dua bagian: alam semesta caturdimensional yang kita alami sekarang dan alam semesta saddimensional yang tergulung menjadi lebih kecil dari pada sebuah atom. Suatu waktu di masa depan, manusia akan menggali atau memperlebar alam semesta saddimensional ini menjadi semacam terowongan untuk mengadakan perjalanan menembus waktu ke planet-planet dan galaksi-galaksi, termasuk ke Bima Sakti. Tapi manusia belum punya iptek yang memampukannya menambang energi sebanyak satu galaksi untuk membuka alam semesta saddimensional itu. Meskipun demikian, kemampuan untuk menambang energi itu ada di masa depan yang jauh.

Bagaimanakah caranya menguasai dimensi kesepuluh? Apakah manusia bisa menguasainya?

Kaku menjelaskan: “Untuk menjadi penguasa dimensi kesepuluh, kita entah berjumpa dengan kehidupan yang cerdas di dalam galaksi yang sudah mampu menambang tingkat-tingkat energi yang sangat besar ini, atau kita berjuang selama beberapa ribu tahun sebelum kita sendiri mencapai kemampuan ini. Misalnya, mesin-mesin peremuk atom atau akselerator-akselerator partikel kita masa kini bisa meningkatkan energi sebuah partikel melebihi 1 triliun volt elektron (yaitu energi yang diciptakan kalau sebuah elektron diakselerasi oleh 1 triliun volt). Akselerator paling besar sejauh ini berlokasi di Jenewa, Swis, dan dijalankan oleh suatu konsorsium dari 14 negara Eropa. Tapi energi ini memudar di depan energi yang diperlukan untuk menembus ruang hiper: 1019 miliar volt elektron, atau sekuadriliun kali lebih besar dari pada energi yang bisa dihasilkan di SSC (Superconducting Super-Collider).” Jadi, perjalanan menembus waktu belum bisa dilakukan manusia karena ketidakmampuannya menemukan kekuatan atau energi yang cukup untuk menguasai dimensi kesepuluh.

Pandangan Alkitabiah

“Dari manakah manusia memperoleh gagasan tentang perjalanan menembus waktu?” tanya Stearman. Jawabannya mencengangkan: “Ilham untuk itu berasal dari Alkitab!”

Lalu, apa pandangan alkitabiah tentang perjalanan menembus waktu? “Alkitab sebenarnya memerikan gagasan struktural yang persis sama [dengan pandangan sekuler],” jawab Gary Stearman. “Barangkali kebenaran paling fundamental dari keberadaan kita ialah bahwa [sang Pencipta] berdiri di luar dinding-dinding dimensional dari dunia kita. Dia melampaui ukuran panjang, lebar, tinggi, waktu, dan dimensi-dimensi lain apa pun yang akhirnya akan ditemukan para matematikawan kita. Dia menciptakan semuanya. Dia bepergian menembus semuanya secara bebas.”

Stearman selanjutnya memakai teori ilmu fisika tentang perjalanan antar alam semesta paralel untuk menjelaskan kuasa Tuhan. Dia menyebut alam semesta paralel sebagai “dimensi paralel” dan lubang cacing sebagai “jembatan” atau “terowongan.” Kalau perjalanan menembus waktu adalah suatu jembatan atau terowongan antara dimensi-dimensi paralel, maka suatu lompatan waktu dimungkinkan, asal ada cukup energi. Menurut Michio Kaku, energi untuk menguasai dan memanfaatkan dimensi kesepuluh setara dengan energi satu galaksi. Apakah Tuhan perlu menambang energi ini lebih dahulu pada salah satu galaksi ciptaan-Nya sebelum Dia memanfaatkannya untuk mengadakan perjalanan menembus waktu atau memampukan tokoh-tokoh alkitabiah tertentu mengadakan perjalanan menembus waktu? Tidak perlu, jawab Gary Stearman. “Tuhan memiliki energi itu.”

Apakah kekuatan Tuhan berarti Dia – seperti manusia – bagian dari waktu? Tidak, jawab Gary Stearman. Dia berada di luar “jalur waktu,” katanya. Manusia berada “pada jalur itu, atau di dalamnya.” Tuhan sebaliknya berada di luar jalur waktu, dan mampu melihat sebagian atau seluruh waktu sesuai kehendak-Nya.

Hakekat Tuhan seperti ini, menurut Stearman, dinyatakan, misalnya, dalam Yesaya 46:9-10. “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan . . . .”

Dalam peringatan yang terkenal ini kepada bangsa Israel, Tuhan meminta mereka mengingat akan semua yang sudah Dia lakukan bagi mereka. Bukan itu saja. Dia juga menyatakan Dirinya Sendiri sebagai Tuhan atas waktu itu sendiri.

Dalam ayat-ayat tadi, Allah meminta Israel mengingat akan “hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala.” Ini adalah hal-hal dari kekekalan. Dia meminta Israel mengingat akan hal-hal yang kekal, bukan berhala-berhala yang bersifat sementara di Bumi. Seperti yang kita perhatikan dari Kitab Kejadian 1:1, Allah menciptakan awal dan akhir segala sesuatu.

Dari sudut-pandang kita, Tuhan berbicara tentang suatu jalur waktu. Akan tetapi, dari perspektif-Nya, unsur-unsur sepanjang jalur itu hanyalah segi-segi dari maksud-maksud-Nya yang lebih besar. Karena Dia adalah Pencipta, Dia bisa muncul pada titik apa pun sepanjang jalur yang kita sebut “waktu.” Dengan kata lain, “sementara Dia tetap dalam dimensi alami-Nya, Dia bisa menyisipkan Dirinya Sendiri pada titik apa pun pada dimensi yang di dalamnya kita terbatas. Dia menegaskan bahwa Dia unik; Dia adalah titik yang menetapkan titik dalam alam semesta.”

Selanjutnya, Allah menyatakan peristiwa-peristiwa penebusan dari dunia kita. Peristiwa-peristiwa ini berasal dari sejarah paling purba sampai dengan sejarah masa depan yang jauh. Maksud-maksud-Nya akan diwujudkan dan kehendak-Nya akan berdaulat.

Sebagai Tuhan atas waktu, Dia bisa “bepergian” menuju titik apa pun dalam sejarah – masa lampau, masa kini, atau masa depan. Sebenarnya, Dia sama sekali tidak bepergian. Dia Mahahadir; karena itu, Dia ada di mana pun pada waktu yang sama.

Jadi, apa makna sesungguhnya dari pandangan alkitabiah tentang perjalanan menembus waktu? Itu “cuma suatu pandangan lain tentang Allah,” jawab Stearman. “Dengan kata lain, untuk bepergian dalam waktu, orang harus diperbolehkan untuk bepergian dalam waktu, dan Tuhan, Sendiri, adalah Penunggu pintu [waktu].”

Rencana Penebusan Allah

“Jalur waktu Allah bertujuan,” Gary Stearman menegaskan. “Sejarah alam semesta kita, sejauh kita diperbolehkan melihatnya, diabdikan pada penebusan dan pemulihan.”

Musa dan para nabi lain dari Israel purba menyatakan bahwa masa lampau dan depan yang jauh dijalin bersama-sama bagi maksud Allah. Pernyataan mereka menunjukkan bahwa mereka tahu tentang “perjalanan menembus waktu.”

Mengapa tujuan dari jalur waktu Allah adalah untuk penebusan dan pemulihan? Sebabnya ada pada “asas utama semua ciptaan,” jawab Stearman. “Asas utama semua ciptaan adalah memperbaiki [kerusakan pada ketertiban sorgawi] yang dimulai ketika . . . Setan menumbangkan ketertiban sorgawi.” Dia menimbulkan gelombang kehancuran yang menyebar ke segala penjuru, termasuk ke planet Bumi. “Dengan cara yang sungguh nyata, jalur waktu alkitabiah yang mulai dengan Penciptaan dan berakhir dengan kesempurnaan ada hanya untuk menggenapi kehendak Allah.”

Penggenapan kehendak Allah mengatasi dan melibatkan ruang-waktu dan dimensi-dimensi apa pun. Allah adalah penguasa ruang dan waktu. Dia juga penguasa semua dimensi dalam ruang hiper, yang sudah dan akan diketahui. Dia di luar dimensi-dimensi ini. Akan tetapi, sesuai kehendak-Nya yang berdaulat, Dia juga bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari dimensi-dimensi ini. Jelaslah bahwa penggenapan kehendak Allah tidak hanya mentransendensi ruang-waktu dan dimensi-dimensi lain yang lebih “tinggi” tapi juga bersifat imanen karena tidak terpisahkan dari semua macam dimensi ini.

Beberapa Tokoh Alkitabiah sebagai Penembus Waktu

Alkitab menunjukkan bahwa perjalanan menembus waktu memang terjadi berkali-kali. Mereka yang diperbolehkan Allah mengadakan “perjalanan” menembus waktu kami singkatkan dengan istilah “penembus waktu,” suatu terjemahan agak longgar dari istilah bahasa Inggris, “time travelers.” Dalam Perjanjian Lama, mereka mencakup Adam, Henokh, Musa, Elia, Yehezkiel, dan Daniel. Dalam Perjanjian Baru, mereka adalah Musa, Elia, Yesus, dan Yohanes.

(Tentu ada lebih banyak tokoh alkitabiah lain – seperti Metusalah, Yesaya, Yeremia, dan Paulus – yang juga diperbolehkan Tuhan mengalami perjalanan menembus waktu. Daftar tadi hanya sebagai contoh penjelasan.)

Menurut Gary Stearman, perjalanan menembus waktu menurut Alkitab selalu diadakan dengan suatu maksud. Maksud itu selalu diarahkan ke masa depan. Tampaknya tidak ada contoh yang di dalamnya Allah memperbolehkan tokoh-tokoh alkitabiah bepergian ke masa lampau.

Mereka mampu bepergian menembus waktu ke masa depan karena Allah adalah Tuhan dari kekekalan. Dengan demikian, mereka terhubungkan dengan sumber informasi yang sejati tentang masa depan.

Dalam penjelasannya tentang perjalanan tokoh-tokoh alkitabiah menembus waktu, Gary Stearman sering memakai istilah “dinding dimensional.” Dinding inilah yang ditembusi para penembus waktu ini. Frasa ini menyiratkan ruang hiper, terutama dimensi-dimensi yang lebih “tinggi” dari pada alam semesta caturdimensional kita yang mencakup ruang dan waktu. Ini bisa juga mengacu pada alam semesta paralel, dimensi yang beraneka ragam (multiple), atau realitas yang beraneka ragam. Akan tetapi, fenomena perjalanan menembus waktu dalam Alkitab bisa saja melibatkan dimensi-dimensi atau realitas lain yang belum ditemukan ilmu fisika modern.

0 komentar: