Sesudah mendengarkan kisah Penciptaan selama enam hari, seorang murid sekolah Minggu bertanya pada guru sekolah Minggu: “Siapa Ibu Allah?” Pertanyaan yang lugu dari murid itu mengagetkan gurunya yang tidak siap dengan jawabannya. Dia sendiri merasa malu ada pertanyaan seperti itu yang tidak bisa dia jawab.
Perdebatan tentang Status Allah
Pertanyaan lugu yang sama sudah menyadarkan para Bapa Gereja masa awal dan bahkan membuat malu para ahli teologia yang paling bagus sekalipun. Timbul perdebatan selama berabad-abad tentang apakah Allah Pencipta pertama atau tidak.
Allah bisa saja menciptakan langit dan bumi dalam enam hari lalu istirahat pada hari ketujuh. Tapi apa yang terjadi sebelum hari pertama? Kalau Allah sebagai Pencipta ada sebelum hari pertama, apakah Dia mempunyai seorang ibu? Kalau ada, siapa ibu, ayah, kakek ibu dari Allah, dan seterusnya ke belakang? Kalau sebaliknya Allah tidak mempunyai seorang ibu, Dia berasal dari mana? Apakah Allah ada sejak kekekalan, atau apakah Allah di luar waktu itu sendiri?
Perdebatan selama berabad-abad tentang status Allah sebagai Pencipta belum menemukan jawaban terakhir pada zaman Michelangelo (1475-1564), seniman tenar dari Italia itu. Ketika dia ditugaskan gereja untuk melukiskan Allah dan ciptaan-Nya, Adam dan Hawa, yang diusir dari Taman Eden pada loteng Kapel Sistin di Roma, Italia, dia harus menetapkan lebih dahulu apakah Allah, Adam dan Hawa adalah yang pertama ada atau tidak. Kalau mereka bukan yang pertama ada, maka lukisan tubuh mereka, khususnya bagian perut, harus diberi pusar. Pusar menandakan bahwa mereka bertiga dilahirkan dari orang tuanya. Kalau merekalah yang pertama ada, maka pusar tidak perlu dilukiskan. Mana yang harus dipilih Michelangelo? Dia memutuskan untuk melukiskan mereka bertiga tanpa pusar. Lukisan ini terkenal ke seluruh dunia dalam berbagai reproduksi gambar atau foto berwarna, lukisan tentang Penciptaan dan pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden.
Loteng Kapel Sistin, Italia
Michelangelo, seorang pelukis terkemuka zaman Reneisens di Eropa, menciptakan suatu rancangan yang rinci sebagai dekorasi loteng Kapel Sistin, yang dia lukisakan antara 1508 adan 1512. Lukisan ini berisi sembilan adegan dari Kitab Kejadian dalam Alkitab, termasuk Penciptaan Adam, Penciptaan Hawa, Godaan terhadap mereka berdua, Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, dan Air Bah.
Penciptaan Adam
Menurut Kejadian, kitab pertama Alkitab, Allah menciptakan Adam, manusia pertama, menurut citra-Nya dengan memakai debu. Dalam fresko dari dinding pada Kapel Sistin, Michelangelo melukiskan Allah dalam rupa manusia, yang memberi Adam napas hidup.
Dua bukti tentang adanya Allah
Salah seorang Bapa Gereja yang terkenal dalam pembelaannya terhadap bukti-bukti adanya Allah adalah Santo Thomas Aquinas (1225-1274), seorang filsuf Italia yang besar pengaruhnya, terutama, pada teologia Gereja Katolik Roma. Dia mengajukan dua macam bukti tentang keberadaan Allah: bukti “kosmologis” dan bukti “teleologis.”
Santo Agustinus lahir di Souk-Ahras, Aljazair tahun 354 Masehi dan dibaptis menjadi orang Kristen tahun 387 M. Dia mengembangkan suatu metode filsafati yang sistematik tentang teologia Kristen, membahas tentang pengetahuan tentang kebenaran dan adanya Allah, berdasarkan Alkitab dan filsuf-filsuf Yunani kuno. Aquinas adalah seorang Bapa Gereja yang mendukung secara kuat Katolisisme Roma.
Apa bukti kosmologis bahwa Allah ada? Allah adalah Penggerak Pertama dan Pencipta Pertama, jawab Aquinas. Jawaban ini bisa diperjelas melalui suatu analogi. Bayangkan Anda duduk-duduk di depan pasar swalayan Carrefour lalu Anda tiba-tiba melihat sebuah kereta belanja meluncur tidak jauh dari tempat Anda duduk. Anda mengira ada seorang anak yang mendorongnya tapi Anda tidak melihatnya. Tiba-tiba, kereta belanja kedua meluncur pada jalur yang sama lalu mendorong kereta pertama di depan. Lalu, kereta kedua disusul kereta-kereta belanja lain yang makin banyak, setiap kereta mendorong yang lainnya dan membentuk urutan yang makin panjang. Akhirnya, urutan itu menjadi tak terhingga. Anda menengok lagi untuk memastikan ada anak yang mendorong semua kereta belanja itu. Ternyata tidak ada anak itu atau orang lain. Apakah suatu urutan yang tak terhingga dari kereta belanja bisa mendorong dirinya sendiri? Tidak. Pasti ada yang mendorongnya. Dialah penggerak pertama semua kereta belanja itu. Seperti dia, Allah adalah Penggerak Pertama. Karena itu, Allah pasti ada.
Dengan kata lain, pertanyaan tentang “siapakah yang menciptakan Allah” adalah omong kosong. Allah tidak memiliki pencipta karena Dialah Yang Pertama. Titik.
Adanya Allah didukung juga oleh bukti teleologis. Bukti ini menyatakan bahwa harus ada seorang Perancang Pertama. Bayangkan semua mesin di dunia. Pasti mesin-mesin ini diciptakan oleh sesuatu yang lebih besar daripada mesin-mesin itu. Penciptanya adalah manusia. Dia pastilah ciptaan yang lebih rumit daripada mesin-mesin. Ini berarti oknum yang menciptakan manusia pastilah lebih rumit secara ananta daripada manusia. Karena itu, Allah pasti ada.
Bukti ontologis tentang adanya Allah
Seorang pemimpin gereja yang lain, Santo Anselmus, menggagaskan pada tahun 1078 bukti yang barangkali paling canggih tentang keberadaan Allah. Uskup agung dari Canterburry, Inggris, ini mengajukan bukti ontologis yang tidak bergantung sama sekali pada Penggerak Pertama atau Perancang Pertama. Santo Anselmus mengkleim dia bisa membuktikan adanya Allah dengan memakai logika murni saja. Allah, menurutnya, adalah Oknum yang paling sempurna, yang paling berkuasa yang bisa dibayangkan. Tapi kita bisa juga menggagaskan dua macam Allah sesuai bayangan kita: Allah yang tidak ada dan Allah yang ada. Allah yang tidak ada kurang sempurna dan kurang berkuasa dibanding Allah yang ada. Karena sempurna dan berkuasa, Allah yang ada mampu melakukan mujizat-mujizat, seperti membelah Laut Teberau dan membangkitkan orang mati.
Apa artinya Allah sebagai Oknum yang paling sempurna dan paling berkuasa yang bisa kita bayangkan? Artinya, Allah yang ada adalah Allah yang lebih sempurna dan lebih berkuasa. Karena itu, Allah jenis kedua inilah yang cocok dengan definisi kita. Allah jenis pertama – Allah yang tidak ada – lebih lemah dan kurang sempurna dibanding Allah jenis kedua; karena itu, Allah jenis pertama tidak cocok dengan definisi kita tentang Allah. Karena itu, Allah harus ada. Dengan kata lain, kalau kita mendefinisikan Allah sebagai “Oknum yang tidak lebih hebat daripada yang bisa kita gagaskan,” maka Allah pasti ada. Kalau Dia tidak ada, kita bisa saja menggagaskan Allah yang lebih besar yang benar-benar ada. Bukti Santo Anselmus ini sama sekali terlepas dari tindakan Penciptaan dan bertumpu hanya pada definisi tentang oknum yang sempurna.
Kesalahan Penalaran Aquinas
Pemikiran kedua tokoh gereja ini bertahan selama 700 tahun. Secara khusus, teologia Santo Thomas Aquinas dipengaruhi para pemikir Yunani kuno. Merekalah orang-orang pertama yang memperkenalkan sistem berpikir yang ketat ke dalam spekulasinya tentang alam. Kesalahan penalaran Anselmus akan ditanggapi secara kritis sekitar 700 tahun kemudian.
Ironisnya, penemuan sains dan logika selama 700 tahun pengaruh Aquinas itu sudah menemukan kesalahan penalaran Bapa Gereja ini dan berkali-kali menentangnya. Tapi penemuan sains dan logika ini malah kalah pengaruhnya dibanding pengaruh filsuf-filsuf Yunani kuno pada teologia Kristen yang digagaskan Aquinas.
Selama tujuh abad, orang tidak tahu banyak tentang hukum-hukum dasar ilmu fisika dan biologi. Barulah dalam abad ke-19 hukum-hukum baru dari alam ditemukan yang bisa mengidentifikasi kesalahan-kesalahan potensial dalam bukti-bukti yang diajukan Aquinas.
Apakah kesalahan dari bukti kosmologis, menurut ilmu fisika? Kesalahannya adalah buktinya tentang Penggerak Pertama. Bukti ini tidak perlu. Kekekalan massa dan energi sudah cukup untuk menjelaskan gerak. Misalnya, molekul-molekul gas bisa terpental pada dinding suatu wadah tanpa mengharuskan seseorang atau sesuatu untuk menggerakkannya. Pada asasnya, molekul-molekul ini bisa bergerak selama-lamanya, tanpa membutuhkan awal atau akhir. Artinya, Penggerak Pertama atau Penggerak Terakhir tidak dibutuhkan selama massa dan energi dikonservasi.
Lalu, apakah kesalahan dari bukti teleologis Aquinas? Kesalahannya adalah buktinya tentang Perancang Pertama. Kesalahan ini dibuktikan melalui teori evolusi, teori tentang waktu bagi perkembangan hidup, peluang bagi berkembang-tidaknya hidup dalam waktu, dan seleksi alami dari bentuk hidup: yang paling kuatlah yang hidup. Perancang Pertama yang menunjukkan suatu kecerdasan yang lebih tinggi tidak diperlukan dalam teori evolusi. Miliaran tahun yang lalu, hidup bermula dari pembentukan spontan molekul protein di dasar samudera purba. Sifat “spontan” jelas meniadakan keharusan memiliki suatu kecerdasan yang lebih tinggi sebagai Perancang Pertama – istilah Aquinas yang mengacu pada Allah – dari evolusi hidup. Kajian ilmiah yang diadakan Stanley L. Miller pada tahun 1955 memperkuat kleim teori evolusi yang meniadakan Allah sebagai Perancang Pertama. Kajian ini melibatkan suatu percobaan laboratorium. Percikan-percikan disalurkan melalui sebuah wadah percobaan laboratorium kimia berbentuk labu (flask) yang berisi methan, amonia, dan gas-gas lain yang ditemukan di awal atmosfir bumi. Reaksinya bisa menciptakan secara spontan molekul-molekul hidrokarbon yang rumit, asam amino (pendahulu molekul protein), dan molekul organik rumit yang lain. Percobaan ini membuktikan bahwa gagasan tentang Perancang Pertama, menurut teori evolusi, keliru: unsur-unsur hidup ternyata bisa muncul secara alami dari zat-zat kimia inorganik asal diberi waktu yang cukup untuk berkembang.
Peniadaan Hakekat Allah
Hukum-hukum dasar dan ilmu fisika yang memisahkan kesalahan-kesalahan potensial Santo Thomas Aquinas logis secara ilmiah. Meskipun demikian, pandangan ilmiah ini meniadakan Allah sebagai Sumber satu-satunya hukum-hukum alam. Peniadaan ini tampaknya dimaksudkan untuk menghindari keinginan orang mengetahui siapakah pencipta Allah.
Allah adalah Roh ...
Tapi peniadaan macam ini malah tidak menjelaskan hakekat Allah, menurut teologia Kristen. Menurut teologia ini, Allah adalah Roh, ananta, kekal, dan tidak berubah dalam keberadaan, hikmat pengetahuan, kuasa, kesucian, keadilan, kebaikan, dan kebenaran-Nya. Sebagai Roh, Allah itu seorang Oknum non-material pribadi. Tidak mungkin, Allah sebagai Roh dilahirkan oleh materi. Sifat-Nya yang ananta, kekal, dan tak berubah mempertegas teologia Kristen bahwa Allah tidak dperanakkan dan tidak memperanakkan diri-Nya. Jadi, sebelum ada Penciptaan, sebelum ada Dentuman Besar, yang satu-satunya ada ialah Allah. Gagasan dasar pertama Aquinas tentang Penggerak Pertama lebih jelas kalau dikaitkan tidak dengan pandangan ilmiah tapi dengan pandangan teologis Kristen tentang Allah.
Kelemahan teori Darwin
Selanjutnya, peniadaan Allah sebagai Perancang Pertama jelas dipengaruhi teori evolusi Darwin yang masa kini makin diragukan kebenarannya oleh sains modern. Sekitar 150 tahun yang lalu, Charles Darwin mengubah sains dengan teorinya. Semua bentuk hidup di bumi, dia menalar, adalah buah proses alami secara acakan dan berlangsung selama miliaran tahun; dengan kata lain, semua makhluk hidup dari bakteri sampai dengan manusia diciptakan melalui waktu, peluang, dan seleksi alami.
Teori tentang rancangan cerdas
Namun, teori evolusi Darwin makin ditantang di abad ke-21 oleh suatu teori biologi yang baru yang meniadakan proses alami secara acakan. Itulah teori tentang rancangan cerdas. Ia makin bertumbuh sejak pertemuan para ilmuwan dan filsuf di Kalifornia 1993 untuk meninjau kembali teori evolusi Darwin.
Teori baru ini didasarkan pada informasi. Ia menyatakan bahwa sistem yang kaya informasi muncul dari rancangan cerdas. Sumber informasi itu adalah kecerdasan yang ada pada agen cerdas, yaitu, manusia sebagai pencipta dan Allah sebagai Pencipta semuanya. Agen cerdas ini bisa menghasilkan informasi yang kaya. Informasi ini tidak bisa dijelaskan oleh seleksi alami, proses menyusun diri sendiri menjadi bentuk hidup, atau peluang murni. Muncul sebagai akibat teori biologi yang baru ini biologi era informasi.
Salah satu contoh rancangan cerdas itu adalah kerumitan informasi yang saling berkaitan dalam flagellum bakteri, benang-cambuk bakteri. Melalui animasi komputer canggih, para ilmuwan menjelajahi bagian dalam bakteri ini. Ketika mengamati sistem dan mesin yang menggerakkan bakteri ini, mereka menemukan bahwa informasi yang dibawa dalam bakteri ini sangat kaya. Benang-cambuk bakteri itu ternyata digerakkan sebuah motor putar (rotary motor) yang berpusing-pusing pada kecepatan 100.000 rpm! Ini semua, mereka simpulkan, adalah suatu tanda dari suatu rancangan cerdas.
Contoh lain yang mereka pelajari melalui simulasi komputer tadi adalah molekul DNA. Sistem biologis ini pun sangat kaya akan informasi. Molekul-molekul DNA yang mirip benang menyimpan informasi untuk membentuk komponen-komponen penting setiap organisme hidup di bumi. Sistem pemrosesan informasi biologis ini bahkan lebih hebat daripada jaringan komputer mana pun! Molekul DNA sebenarnya adalah suatu artefak pemikiran, suatu artefak kecerdasan – sesuatu yang bisa dijelaskan hanya melalui suatu rancangan cerdas.
Untaian DNA
Asam nukleik adalah molekul-molekul yang rumit yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan sangat penting bagi semua makhluk hidup Asam-asam ini mengendalikan perkembangan dan ciri-ciri khusus tubuh dengan menyediakan informasi tentang keturunan dan memicu produksi protein di dalam tubuh. Model yang dibuat melalui komputer ini menunjukkan dua untaian deoxyribonucleic acid (DNA), atau asam deoksiribonukleik, dan susunan helik-ganda yang menjadi ciri khas jenis asam nukleik ini.
DNA sebagai cetak biru manusia memampukannya menciptakan informasi yang sangat rumit. Mempelajari sistem operasi suatu mesin sedan Honda Jazz, misalnya, memberi kita informasi yang rumit tentang mobil itu. Insinyur-insinyur yang merancangnya pastilah cerdas dan memiliki informasi yang sangat rumit untuk menciptakan mobil tersebut. Pendek kata, Honda Jazz yang sangat kaya informasi itu adalah hasil suatu rancangan cerdas.
Teori tentang rancangan cerdas jelas menolak teori evolusi. Ia, karena itu, menolak gagasan bahwa ciptaan yang membawa informasi yang kaya dan bahkan rumit membutuhkan miliaran tahun untuk berkembang pelan-pelan dari unsur primitif (miskin informasi) menjadi rumit (kaya informasi) melalui peluang dan seleksi alami. Dari dulu, ciptaan itu sudah rumit. Adam dan Hawa diciptakan dalam satu hari oleh Allah sebagai manusia sempurna, dengan sistem informasi yang sangat rumit. Jelas, ada rancangan cerdas di balik semua ciptaan ini.
Dalam bahasa teologia Kristen, Allah itulah satu-satunya Sumber semua rancangan cerdas tadi. Dengan kata lain, Dialah satu-satunya Perancang Cerdas semuanya, Perancang Cerdas yang disebutkan sebagai Perancang Pertama oleh Santo Thomas Aquinas.
Kesalahan dalam Bukti Ontologis Anselmus
Sesudah membahas kesalahan potensial dan pembelaan terhadap Aquinas, kita perlu tahu kritik terhadap Santo Anselmus. Bagaimanakah tentang kesalahan dalam bukti ontologis yang digagaskannya?
Kesalahan ini ditunjukkan Immanuel Kant (1724-1804), seorang filsuf Jerman. Menyatakan bahwa suatu benda ada tidak membuatnya menjadi lebih sempurna, kata Kant. Misalnya, bukti ontologis bisa dipakai untuk membuktikan bahwa ada kuda sembrani. Kalau kita mendefinisikan kuda sembrani sebagai kuda yang paling sempurna yang bisa kita bayangkan, dan kalau kuda sembrani tidak ada, maka mungkin bagi kita untuk membayangkan seekor kuda sembrani yang ada. Tapi mengatakan bahwa ia ada tidak berarti ia lebih sempurna daripada kuda sembrani yang tidak ada. Karena itu, kuda sembrani tidak perlu ada. Allah pun tidak perlu ada.
Meskipun kesimpulan Kant bahwa Allah tidak perlu ada di balik penciptaan alam semesta logis, kesimpulan ini tidak benar menurut teologia Kristen. Seperti yang sudah dikatakan, Allah satu-satunya Sumber semua ciptaan-Nya, termasuk alam semesta.
Adakah Kemajuan Sains Sejak Aquinas dan Anselmus?
Sesudah bukti kosmologis, teleologis, dan ontologis tadi ternyata mengandung kesalahan ketika ditinjau dari segi sains dan logika, apakah sudah ada kemajuan yang dicapai sains sejak zaman Santo Thomas Aquinas dan Santo Anselmus? Ya dan tidak.
Ya
Ya, kalau kemajuan itu berhubungan dengan teori Penciptaan masa kini. Teori ini bertumpu pada dua saka guru: teori kuantum dan teori gravitasi Einstein. Boleh dibilang, untuk pertama kali dalam seribu tahun, “bukti” religius tentang adanya Allah diganti dengan pemahaman kita tentang termodinamika dan ilmu fisika zarah.
Tidak
Tidak, kalau kita mencoba menemukan apa yang terjadi sebelum Dentuman Besar. Aquinas mengira dia sudah memecahkan masalah tentang apa yang muncul sebelum Allah dengan mendefnisikannya sebagai Penggerak Pertama. Kita mencoba menggantikan tindakan Penciptaan Allah dengan Dentuman Besar, teori ilmiah yang memerikan kelahiran dan evolusi alam semesta. Penggantian ini adalah penggantian satu masalah dengan masalah lain. Masa kini, kita – secara ilmiah – belum tahu pasti apa yang terjadi sebelum Dentuman Besar.
Masalah Dentuman Besar
Ketidakjelasan ini tidak diatasi juga oleh persamaan Einstein. Persamaannya tidak berlaku pada jarak yang sangat kecil dan pada energi besar yang ditemukan pada awal alam semesta. Pada jarak sebesar 10-33 sentimeter, efek-efek kuantum – seperti penerowongan, peralihan fase fisikal, terbelahnya alam semesta dasadimensional, dan terciptanya zarah-zarah atomik serta subatomik – mengambil alih teori Einstein. Jadi, untuk memecahkan masalah filsafati tentang awal penciptaan alam semesta, kita harus mengandalkan teori dasadimensi.
Teori ilmu fisika modern tentang ruang hiper menyatakan bahwa hukum-hukum ilmu fisika bersatu ketika kita menambahkan dimensi-dimensi lebih tinggi. Ini menjadi terbalik ketika kita meneliti Dentuman Besar. Sebelum terjadinya Dentuman Besar, ada ruang sepuluh dimensi. Dentuman Besar barangkali berasal dari terbaginya alam semesta asli dasadimensional menjadi dua bagian: alam semesta saddimensional (six-dimensional) dan alam semesta caturdimensional. Ini mengakibatkan kita bisa memandang sejarah Dentuman Besar sebagai sejarah rusaknya ruang dasadimensional. Kerusakan ini mengakibatkan kerusakan simetri yang sebelumnya menyatu.
Menurut bukti-bukti ilmiah, Dentuman Besar terjadi antara 15 miliar dan 20 miliar tahun yang lalu, suatu kurun berdasarkan perkiraan. Seandainya dasa dimensi ruang dan simetrinya masih utuh sesudah Dentuman Besar, kita bisa memahami secara lebih mudah apa yang terjadi sebelum dentuman ini. Tapi kerusakan ini mempersulit upaya kita menyusun kembali dinamika Dentuman Besar. Secara praktis, penyusunan kembali ini berarti kita harus bergerak mundur dalam waktu – tidak sejauh 15 miliar atau 20 miliar tahun tapi hanya dalam eksperimen pikiran – demi menyusun kembali “potongan-potongan” alam semesta – yaitu, alam semesta saddimensional dan caturdimensional – yang terbentuk kemudian demi membentuk kembali alam semsesta dasadimensional sebelum Dentuman Besar.
Berdasarkan hasil penelitian ilmiah, para ilmuwan mampu mengukur satuan waktu paling kecil yang di dalamnya alam semesta terbentuk pertama kali sesudah Dentuman Besar. Awal alam semesta terjadi sepersekian dari satu detik sesudah Dentuman Besar. Meskipun demikian, para ilmuwan belum tahu apa yang terjadi sebelum Dentuman Besar dan mengapa itu terjadi. Teori relativitas Einstein tidak mampu menjelaskan saat praciptaan alam semesta. Yang bisa menolong adalah kesatuan teori relativitas dan teori kuantum.
Berdasarkan kesatuan ini, para ahli mencoba mengkonstruksi apa yang terjadi sebelum penciptaan alam semesta. Pada saat Dentuman Besar, mereka memperkirakan efek kuantum menjadi forsa dominan yang mengendalikan gravitasi. Jadi, kunci untuk memahami asal usul Dentuman Besar adalah suatu teori kuantum tentang gravitasi. Sejauh ini, teori tunggal yang mampu memecahkan apa yang terjadi sebelum Dentuman Besar adalah teori adidawai dasadimensional. Para ilmuwan masih memperkirakan bagaimana alam semesta yang tadinya berdasa dimensi kemudian terbagi menjadi alam semesta saddimensional dan caturdimensional.
Alam semesta kembar
Yang jelas, kita sekarang hidup dalam alam semesta caturdimensional, dalam tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu. Yang tidak kita alami adalah alam semesta saddimensional. Seperti apa tampaknya alam semesta kembar ini?
Penerowongan (tunneling), suatu gejala dalam teori kuantum, adalah salah satu jawaban atas pertanyaan ini. Dalam dunia kuantum, ada suatu probabilitas yang nanta (finite) bahwa zarah-zarah bisa “menerowong (tunnel)” lewat atau membuat suatu lompatan kuantum (quantum leap) lewat sawar-sawar yang tidak bisa ditembus.
Penerowongan atau lompatan kuantum lewat sawar sudah dibuktikan berkali-kali dalam banyak eksperimen. Tidak bisa dibayangkan suatu dunia tanpa penerowongan.
Salah satu percobaan sederhana yang menunjukkan benarnya penerowongan kuantum mulai dengan menempatkan sebuah elektron dalam sebuah kotak. Biasanya, elektron tidak memiliki energi yang cukup untuk menerobos dinding kotak itu. Kalau ilmu fisika klasik betul, elektron tidak akan pernah meninggalkan kotak itu. Akan tetapi, teori kuantum mengatakan gelombang probabilitas elektron itu akan menyebar ke seluruh kotak itu dan merembes ke dalam dunia luar.
Penerowongan kuantum ini adalah rahasia di balik dioda terowongan, suatu alat mekanik kuantum. Biasanya, listrik tidak memiliki energi yang cukup untuk menerobos lewat dioda terowongan. Akan tetapi, fungsi gelombang elektron-elektron ini bisa menerobos lewat sawar-sawar dalam dioda. Dengan demikian, ada probabilitas bahwa listrik akan muncul di sisi lain sawar itu dengan menerowong melewatinya. Ketika Anda mendengarkan bunyi yang indah dari musik stereo, Anda sebenarnya mendengarkan irama triliunan elektron yang mematuhi penerowongan ini dan hukum-hukum mekanika kuantum aneh lainnya.
Tanpa kebenaran dari mekanika kuantum, semua peralatan elektronik – seperti perangkat televisi, komputer, radio, dan stereo – akan berhenti berfungsi. Tanpa kebenaran ini juga, atom-atom dalam tubuh kita akan ambruk dan kita akan segera meluruh (disintegrate). Teori kuantum mengatakan bahwa ada mekanika yang mencegah keambrukan tiba-tiba ini.
Ini berarti juga ada suatu probabilitas yang bisa diperhitungkan tapi nanta bahwa peristiwa-peristiwa yang “mustahil” bisa terjadi. Misalnya, Anda bisa memperhitungkan probabilitas bahwa Anda tiba-tiba lenyap dari rumahmu di Jakarta dan menerowong lewat bumi lalu muncul di Shanghai.
Ini di atas kertas bisa tapi tidak bisa sejauh ini kalau diterapkan. Tubuh kita terlalu besar untuk mampu melakukan penerowongan langsung. Selain itu, belum ada teknologi yang mampu menguraikan tubuh kita menjadi unsur-unsur yang mampu melakukan penerowongan lalu membentuk diri kita kembali di tempat lain. Berapa lama kita harus menunggu sampai kita memiliki teknologi yang memampukan kita menerowong lewat suatu sawar lalu muncul di tempat lain? Kita harus menunggu lebih lama daripada usia alam semesta! Jadi, kita tidak bisa memanfaatkan mekanika kuantum untuk menerowong ke berbagai tempat liburan yang kita sukai di dunia.
Dalam hubungan dengan alam semesta saddimensional, bagaimanakah penerowongan terjadi? Jawaban atas pertanyaan ini membawa kita ke fakta tentang rerasan radioaktif.
Apa yang terjadi dengan rerasan radioaktif? Biasanya, inti suatu atom stabil. Proton dan neutron dalam inti itu diikat oleh forsa nuklir. Akan tetapi, ada suatu probabilitas kecil bahwa inti itu bisa berantakan, mengakibatkan proton dan neutron bisa lolos dengan menerowong melewati sawar energi yang besar, yaitu forsa nuklir, yang mengikat inti atom. Biasanya, semua inti atom stabil. Tapi inti uranium yang seharusnya tidak mereras malah mereras. Sebagai akibat pererasan ini, hukum kekekalan energi dilanggar secara singkat ketika neutron dalam inti itu menerowong lewat sawar tadi.
Alam semesta kita yang barangkali mulai dengan 10 dimensi tidak stabil. Karena tidak stabil, ia menerowong dan meledak menjadi alam semesta yang terbagi menjadi 6 dimensi dan 4 dimensi.
Untuk memahami bentuk penerowongan ini, bayangkanlah bahwa Anda tengah berusaha merentangkan sehelai sprei keliling sebuah tempat tidur yang lebih luas daripada ukuran sprei. Sprei itu mempunyai pembalut elastik di ujung-ujungnya. Karena terlalu kecil, sprei itu harus Anda tarik merentang supaya Anda bisa menutup setiap pinggir tempat tidur itu, satu demi satu. Anda tersenyum puas sesudah sprei itu menutup semua pinggir tempat tidur. Akan tetapi, tekanan rentangan sprei itu terlalu besar; satu pembalut elastik itu terlontar ke luar dari salah satu pinggir, dan sprei itu melekuk. Anda kecewa, menarik pembalut elastik itu ke pinggir, hanya untuk melihat pembalut elastik lain terlontar ke luar dari pinggir lain. Setiap kali Anda memasukkan ujung sprei pada satu sisi tempat tidur, pembalut elastik lain terlontar dari pinggir lain.
Proses ini disebut kerusakan simetri. Sprei tempat tidur yang direntangkan secara rata itu memiliki suatu tingkat simetri yang tinggi. Anda bisa merotasi tempat tidur itu 180 derajat keliling sumbu apa pun, dan sprei itu tetap sama. Keadaan yang sangat simetrik ini disebut vakum palsu. Meskipun vakum palsu tampak sangat simetrik, ia tidak stabil. Ada terlalu banyak ketegangan. Energi terlalu tinggi. Sprei itu tidak ingin berada dalam keadaan terentang. Jadi satu pembalut elastik terlontar ke luar, dan sprei itu melekuk. Simetri rusak, dan sprei itu mengalami penurunan keadaan energi dengan simetri yang berkurang. Dengan merotasi sprei itu 180 derajat keliling suatu sumbu, Anda tidak perlu lagi kembali kepada sprei yang sama.
Sekarang, gantikanlah sprei itu dengan ruangwaktu dasadimensional, ruangwaktu dari simetri utuh. Di awal penciptaan, alam semesta simetrik secara sempurna. Kalau ada siapa pun di sana, dia bisa bebas lewat salah satu dari ke-10 dimensi itu tanpa masalah. Pada waktu itu, gravitasi dan forsa nuklir lemah, nuklir kuat, dan elektromagnetik dipersatukan oleh adidawai. Semua materi dan forsa menjadi bagian dari dawai multikembar yang sama. Akan tetapi, simetri ini tidak bisa bertahan. Alam semesta dasadimensional, meskipun sangat simetrik, tidak stabil, persis seperti sprei tadi, dan berada dalam suatu vakum palsu. Jadi, penerowongan ke suatu keadaan energi lebih rendah menjadi tak terelakkan. Ketika penerowongan akhirnya terjadi, suatu peralihan fase terjadi, dan simetri hilang.
Karena mulai terbelah menjadi alam semesta caturdimensional dan saddimensional, alam semesta tidak lagi simetrik. Enam dimensi sudah melekuk, seperti sprei tempat tidur itu. Tapi ada empat cara sprei itu bisa melekuk, tergantung pojok mana yang terlontar pertama kali. Untuk menghitung keadaan manakah yang lebih disukai alam semesta dasadimensional, kita harus memecahkan teori lapangan tentang dawai-dawai dengan menggunakan teori peralihan fase, masalah yang paling sulit dalam teori kuantum.
Peralihan fase bukan hal baru. Kehidupan pribadi kita mengalaminya. Kita lahir sebagai bayi lalu menjadi anak kecil, remaja, pemuda, orang dewasa, orang tua, dan akhirnya orang lanjut usia. Tahap-tahap penting dalam kehidupan ini adalah contoh-contoh peralihan fase.
Apa ciri baru yang ditemukan oleh para ilmuwan tentang peralihan fase? Peralihan ini biasanya disertai kerusakan simetri.
Dalam hubungan dengan teori adidawai, para fisikawan menganggap (tapi belum bisa membuktikan) bahwa alam semesta dasadimensional awal tidak stabil dan menerowong ke suatu alam semesta caturdimensional dan dasadimensional. Jadi, alam semesta asli berada dalam keadaan vakum palsu, keadaan simetri maksimum, sementara masa kini kita berada dalam keadaan rusak dari vakum benar.
Jawaban lain atas pertanyaan tentang ciri alam semesta kembar kita digagaskan melalui penelusuran proses fisikal dari masa kini ke masa awal penciptaan alam semesta kita. Untuk itu, proses mengubah es batu menjadi adidawai akan menjelaskan peralihan fase.
Untuk mempermudah pemahaman kita tentang peralihan fase dalam dunia materi ini, kita perlu menyegarkan ingatan lagi tentang materi yang membentuk alam fisikal, termasuk tubuh kita. Pertama, materi biasa dibuat dari atom yang ditahan oleh elektromagnetisme untuk membentuk molekul. Molekul-molekul kemudian membentuk zat padat, cairan, dan gas. Benda-benda sangat besar, termasuk benda-benda langit, sama-sama diikat oleh gravitasi. Kedua, atom dibuat dari suatu inti yang padat yang dikelilingi oleh suatu awan elektron. Forsa elektromagnetik menahan inti atom dan elektron. Ketiga, inti atom dibuat dari proton dan neutron, yang saling diikat oleh forsa nuklir kuat. Keempat, proton dan neutron masing-masing dibuat dari tiga kuark, yang juga ditahan oleh forsa nuklir kuat. Dengan ringkasan penyegaran ingatan ini, Anda sudah dipermudah untuk memahami tahap-tahap peralihan fisikal dari sebongkah es batu ke adidawai.
Bayangkanlah sebongkah es batu yang ada di dalam suatu panci-pemasak-cepat (pressure cooker) di dapurmu. Anda tahu apa yang terjadi kalau Anda menyalakan kompor. Tapi apa yang terjadi kalau Anda memanaskan kompor itu sampai dengan triliunan kali triliunan derajat?
Kalau Anda memanaskan es batu dalam panci-pemasak-cepat di atas kompor, es batu itu mula-mula meleleh dan menjadi air; ia mengalami peralihan fase dari zat padat menjadi cairan. Sekarang, panaskanlah air sampai ia mendidih. Ia lalu mengalami peralihan fase yang lain, yaitu, berubah dari air menjadi uap. Sekarang, teruslah memanaskan uap itu sampai mencapai suhu yang sangat tinggi. Akhirnya, molekul-molekul air rusak. Energi molekul-molekul itu melampaui energi pengikat dari molekul-molekul, yang dirobek-robek menjadi gas hidrogen dan oksigen keunsuran yang terpisah.
Sekarang, teruslah memanaskan kedua jenis gas ini melampaui 3.000o K sampai atom-atom hidrogen dan oksigen tercabik-cabik. Elektron-elektron tertarik ke luar dari inti atom, dan sekarang Anda memiliki suatu plasma, suatu gas yang diionisasi. Plasma ini sering disebut keadaan keempat dari materi, sesudah gas, cairan, dan zat padat. Meskipun suatu plasma bukanlah bagian dari pengalaman umum, Anda bisa melihatnya setiap kali Anda melihat ke matahari. Sesungguhnya, plasma adalah keadaan materi paling lasim dalam alam semesta.
Lambang K (inisial Kelvin) mengacu pada suatu satuan temperatur termodinamik. Suatu temperatur yang dinyatakan dalam celsius mempunyai nilai yang sama dengan temperatur kelvin dikurangi 273,15 atau oC = K – 273,15. Temperatur nol mutlak yaitu temperatur 0 K setara dengan -273,15 oC. Titik didih air K adalah 373,15o yang sama dengan 100o C.
Sekarang, teruslah memanaskan plasma di kompor sampai mencapai 1 miliaroK, sampai inti hidrogen dan oksigen robek. Kita menemukan “gas” neutron dan proton individual, mirip dengan bagian dalam sebuah bintang neutron.
Kalau Anda memanaskan “gas” nukleon makin jauh sampai suhu mencapai 10 triliunOK, zarah-zarah subatomik ini akan berubah menjadi kuark-kuark yang terpisah. Anda sekarang akan memiliki suatu gas kuark-kuark dan lepton-lepton (elektron dan neutrino).
Kalau Anda memanaskan gas ini sampai suhu mencapai 1 kuadriliunoK, forsa elektromagnetik dan forsa nuklir lemah akan menyatu. Suatu simetri akan muncul pada suhu ini. Pada suhu 1028 oK, forsa elektro lemah dan kuat menjadi satu, dan simetri lain muncul.
Akhirnya, ketika Anda memanaskan gas tadi sampai mencapai suhu 1032 oK, gravitasi menyatu dengan forsa GUT (Grand Unified Theory), suatu teori ilmu fisika modern yang mencoba menyatukan simetri kuanta nuklir kuat, nuklir lemah, dan elektromagnetik menjadi suatu simetri yang jauh lebih besar. Sebagai akibat penyatuan gravitasi dengan forsa GUT, semua simetri adidawai dasadimensional muncul. Sekarang, Anda memiliki suatu gas adidawai. Pada titik ini, begitu banyak energi sudah terpakai dalam panci-masak-cepat itu sehingga geometri ruangwaktu bisa mulai mengalami distorsi, dan dimensionalitas ruangwaktu bisa berubah. Ruang keliling dapurmu bisa menjadi tidak stabil, suatu cabikan bisa membentuk jalinan ruang, dan sebuah lubang cacing bisa muncul di dapur. Pada titik ini, Anda sebaiknya meninggalkan dapurmu.
Jadi, dengan memanaskan sebongkah es batu sampai mencapai suhu yang sangat tinggi, Anda bisa mendapatkan kembali adidawai. Pelajaran yang kita ambil dari sini ialah bahwa materi melewati tahap-tahap perkembangan yang pasti ketika Anda memanaskannya. Akhirnya, makin banyak simetri menjadi pulih ketika Anda meningkatkan energi pemanasan.
Dengan membalikkan proses ini, kita bisa memahami lebih baik bagaimana Dentuman Besar terjadi sebagai suatu urutan tahap yang berbeda. Alih-alih memanaskan sebongkah es, kita sekarang mendinginkan materi yang superpanas di alam semesta melalui tahap-tahap yang berbeda-beda. Mulai dengan Penciptaan sesaat, kita akan menyaksikan tahap evolusi alam semesta kita, dari sepersekian dari satu detik sampai dengan usianya yang 15 miliar tahun. Proses penciptaan ini sudah dijelaskan dalam suatu tulisan sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar